Kamis, 09 Agustus 2012

Instalasi Gentoo

1. Tentang Proses Instalasi Gentoo Linux

1.a. Pendahuluan
Pertama-tama, selamat datang di Gentoo! Anda akan memasuki dunia yang penuh dengan pilihan dan performa. Konsep Gentoo adalah kebebasan memilih. Ketika anda menginstal Gentoo, hal ini akan diperjelas beberapa kali -- anda dapat memilih sejauh mana anda ingin mengkompilasi sistem anda, cara menginstal Gentoo, sistem log apa yang anda inginkan, dll.

Gentoo adalah metadistro modern yang kencang dengan rancangan yang rapi dan fleksibel. Gentoo dibangun dengan software bebas dan tidak akan menyembunyikan apapun yang berada dibalik Gentoo dari para penggunanya. Portage, sistem pengatur paket yang digunakan oleh Gentoo, ditulis dengan Python, yang berarti anda dapat dengan mudah melihat dan memodifikasi source code-nya. Sistem paket Gentoo menggunakan source code (walaupun dukungan terhadap paket-paket prebuilt diikutsertakan juga) dan konfigurasi Gentoo menggunakan file text biasa. Dengan kata lain, keterbukaan ada dimana-mana.
Sangat penting bagi anda untuk mengerti bahwa pilihan adalah apa yang membuat Gentoo berfungsi. Kami mencoba untuk tidak memaksa anda terhadap apapun yang tidak anda sukai. Jika anda merasa kami memaksa anda, silakan buat laporan bug.
Proses instalasi Gentoo dapat dirangkum dalam 10 langkah, yang terdiri dari bab 2 sampai 11. Setiap langkah menghasilkan satu situasi tertentu:
  • Setelah langkah 1, anda akan berada di dalam lingkungan kerja yang siap digunakan untuk menginstal Gentoo
  • Setelah langkah 2, koneksi internet anda sudah siap digunakan untuk menginstal Gentoo.
  • Setelah langkah 3, harddisk anda siap untuk melakukan proses instalasi Gentoo
  • Setelah langkah 4, lingkungan instalasi anda sudah siap dan anda siap untuk melakukan chroot ke lingkungan baru.
  • Setelah langkah 5, paket-paket inti, yang sama untuk seluruh instalasi Gentoo, telah terinstal
  • Setelah langkah 6, anda telah mengkompilasi kernel Linux anda
  • Setelah langkah 7, anda telah mengkonfigurasi hampir semua file konfigurasi sistem Gentoo
  • Setelah langkah 8, aplikasi-aplikasi sistem penting (yang dapat anda pilih dari sebuah daftar) telah terinstal
  • Setelah langkah 9, bootloader pilihan anda telah terinstal dan dikonfigurasi, dan anda sudah masuk ke instalasi Gentoo baru anda
  • Setelah langkah 10, sistem Gentoo Linux anda sudah siap untuk beraksi
Ketika kami memberikan beberapa pilihan, kami mencoba sebaik mungkin untuk menjelaskan setiap kelebihan dan kelemahan dari masing-maing pilihan tersebut. Kemudian, kami akan melanjutkan dengan pilihan default, dapat dikenali dengan tanda "Default: " pada judulnya. Pilihan lain akan ditandai dengan "Alternatif: ". Jangan berasumsi bahwa pilihan default adalah apa yang kami anjurkan. Pilihan ini hanyalah apa yang kami percaya akan digunakan oleh kebanyakan pengguna.
Kadang-kadang anda dapat mengambil langkah opsional. Langkah-langkah tersebut ditandai dengan "Opsional: " dan tidak diperlukan untuk menginstal Gentoo. Bagaimanapun juga, beberapa langkah opsional bergantung kepada pilihan anda sebelumnya. Kami akan memberitahukannya kepada anda ketika hal ini terjadi, yaitu ketika anda memilih, dan sesaat sebelum langkah opsional dijelaskan.
Anda dapat menginstal Gentoo dengan berbagai cara. Anda dapat mendownload salah satu CD instalasi kami dan menggunakannya untuk instalasi, atau melakukan instalasi dari sebuah distro yang telah terinstal, dari CD bootable (mis. Knoppix), dari lingkungan netboot, dari rescue floppy, dsb.
Dokumen ini menjelaskan proses instalasi dengan CD Instalasi Gentoo, atau pada beberapa kasus, boot jaringan. Instalasi ini menganggap bahwa anda ingin menginstal versi terbaru yang ada untuk setiap paket. Jika anda ingin melakukan instalasi tanpa jaringan (internet), bacalah Buku Pegangan Gentoo 2008.0 yang berisi petunjuk instalasi tanpa jaringan (internet).
Perlu dicatat juga bahwa, jika anda berencana untuk menggunakan GRP (Gentoo Reference Platform, sebuah koleksi paket yang telah dikompilasi terlebih dulu yang berguna agar Gentoo langsung bisa digunakan setelah instalasi), anda harus mengikuti petunjuk di Buku Pegangan Gentoo 2008.0.
Untuk cara instalasi lain, bacalah Panduan Instalasi Alternatif. Kami juga menyediakan sebuah dokumen Tips & Trik yang mungkin bisa bermanfaat. Jika anda merasa petunjuk instalasi ini terlalu panjang, anda dapat mengikuti Panduan Instalasi Singkat kami yang tersedia di Sumber Dokumentasi jika arsitektur anda memilikinya.
Terdapat juga beberapa kemungkinan: anda dapat mengkompilasi seluruh sistem dari dasar atau menginstal paket-paket prebuilt untuk mendapatkan sistem Gentoo dalam waktu yang singkat. Dan tentu saja terdapat solusi penengah, yaitu ketika anda tidak perlu melakukan kompilasi dari dasar, tetapi dari sistem setengah jadi.
Jika anda mendapatkan masalah dalam proses instalasi (atau dokumentasi instalasi), kunjungilah sistem pelacak bug kami dan periksa apakah bug tersebut telah diketahui (dilaporkan) atau belum. Jika belum, buatlah laporan bug tentang masalah tersebut agar kami dapat memperbaikinya. Jangan takut dengan para pengembang yang ditugaskan pada bug anda -- mereka biasanya tidak memakan orang.
Perlu diketahui bahwa, walaupun dokumen yang sedang anda baca ini dikhususkan untuk satu arsitektur tertentu, dokumen ini akan tetap memiliki referensi ke arsitektur lain juga. Hal ini disebabkan oleh beberapa bagian dari Buku Pegangan Gentoo yang menggunakan source code yang sama/umum di semua arsitektur (untuk menghindari duplikasi usaha dan pemborosan sumber daya pengembangan). Kami akan berusaha untuk menguranginya seminimal mungkin agar tidak terjadi kebingungan.
Jika anda tidak yakin apakah masalah tersebut merupakan akibat dari kesalahan anda sendiri (beberapa error yang anda perbuat karena tidak membaca dokumentasi dengan seksama) atau masalah software (beberapa error yang kami perbuat karena tidak memeriksa instalasi/dokumentasi secara hati-hati), anda dapat bergabung dan bertanya di #gentoo di irc.freenode.net. Tentu saja, anda tidak harus jika anda tidak mau :)
Jika anda memiliki pertanyaan tentang Gentoo, bacalah FAQ kami, yang tersedia di Dokumentasi Gentoo. Anda dapat juga membaca FAQ ini di forum Gentoo. Jika anda tidak dapat menemukan jawabannya di sana, cobalah untuk bertanya di #gentoo, channel IRC kami di irc.freenode.net. Memang, sebagian dari kami adalah orang-orang aneh yang suka bermalas-malasan di IRC :-)

2. Memilih Media Instalasi yang Tepat

2.a. Kebutuhan Hardware
Sebelum kita mulai, pertama-tama mari kita tuliskan daftar hardware yang anda perlukan untuk menginstal Gentoo dengan sukses di komputer anda.

CD Minimal LiveCD
CPU i486 atau yang lebih baru i686 atau yang lebih baru
Memori 64 MB 256 MB
Ruang disk 1.5 GB (belum termasuk swap)
Swap Paling sedikit 256 MB
2.b. CD Instalasi Gentoo
CD Instalasi Gentoo adalah CD bootable yang berisi lingkungan pendukung Gentoo. Anda dapat mem-boot Linux dari CD tersebut. Ketika proses boot berlangsung, hardware anda akan dikenali dan driver-driver yang diperlukan akan dimuat. CD tersebut diurus oleh para pengembang Gentoo.
Anda dapat boot, menyiapkan jaringan, menciptakan partisi, dan mulai menginstal Gentoo dari internet menggunakan setiap CD Instalasi. Saat ini kami menyediakan dua CD Instalasi yang sama-sama cocok digunakan untuk instalasi Gentoo, selama anda berniat melakukan instalasi berbasis internet dengan menggunakan paket-paket terbaru yang tersedia.
Penting: Jika anda ingin menginstal Gentoo tanpa sambungan Internet atau ingin menggunakan salah satu installer yang tersedia, bacalah petunjuknya di Buku-buku Pegangan Gentoo 2008.0.
CD Instalasi yang kami sediakan saat ini adalah:
  • CD Instalasi Minimal Gentoo, ramping, tanpa basa-basi, CD bootable yang kegunaan utamanya adalah untuk mem-boot sistem, menyiapkan jaringan, dan kemudian melanjutkan instalasi Gentoo.
  • LiveCD Installer Gentoo berisi semua yang anda butuhkan untuk menginstal Gentoo. CD ini berisi lingkungan grafikal, juga installer berbasis grafik dan konsol yang akan melakukan instalasi secara otomatis, dan pastinya petunjuk instalasi untuk arsitektur komputer anda.
Untuk membantu anda memutuskan CD Instalasi mana yang anda butuhkan, kami telah menuliskan kelebihan dan kekurangan utama dari masing-masing CD.
CD Instalasi Minimal bernama install-x86-minimal-2008.0_beta1.iso dan hanya membutuhkan ruang disk sebesar 57 MB. Anda dapat menggunakan CD Instalasi ini untuk menginstal Gentoo, tetapi anda harus memiliki sambungan internet.
CD Instalasi Minimal Kelebihan dan Kelemahan
+ Ukuran download paling kecil
- Tidak berisi tarbal stage3, tidak ada snapshot Portage, tidak ada paket-paket GRP dan karena itu, tidak cocok untuk instalasi tanpa jaringan (internet).
LiveCD Installer bernama livecd-i686-installer-2008.0_beta1.iso dan membutuhkan ruang sebesar 697 MB. Anda dapat menggunakannya untuk menginstal Gentoo, bahkan tanpa sambungan internet, kalau-kalau anda ingin membawa Gentoo di komputer selain yang sedang anda instal Gentoo saat ini :)
LiveCD Installer Kelebihan dan Kelemahan
+ Berisi semua yang anda butuhkan. Anda bahkan bisa menginstal Gentoo tanpa sambungan internet.
- Ukuran download besar
Tarbal stage3 merupakan sebuah arsip yang berisi lingkungan Gentoo minimal, cocok dipakai untuk melanjutkan instalasi Gentoo dengan petunjuk yang ada di panduan ini. Dahulu Buku Pegangan Gentoo menjelaskan instalasi dengan salah satu dari tiga tarbal stage. Walaupun Gentoo masih menyediakan tarbal stage1 dan stage2, metode instalasi resmi menggunakan tarbal stage3. Jika anda tertarik untuk melakukan instalasi Gentoo menggunakan tarbal stage1 atau stage2, silakan baca FAQ Gentoo di Bagaimana Cara Menginstal Gentoo Menggunakan Tarbal Stage1 atau Stage2?
Tarbal stage3 dapat didownload di releases/x86/2008.0/stages/ dari salah satu Mirror Resmi Gentoo dan tidak tersedia di LiveCD.
2.c. Download, Burn dan Boot CD Instalasi Gentoo
Anda telah memilih menggunakan CD Instalasi Gentoo kami. Pertama-tama, kita akan mulai dengan mendownload dan burn CD Instalasi pilihan anda. Sebelumnya, kita telah membicarakan beberapa CD Instalasi yang tersedia, tetapi di manakah anda dapat menemukan CD tersebut?
Anda dapat mendownload CD Instalasi dari salah satu mirror kami. CD Instalasi berada di dalam direktori releases/x86/2008.0/installcd/.
Di dalam direktori tersebut, anda akan menemukan file-file ISO. File-file tersebut merupakan imej CD penuh yang dapat anda tuliskan ke sebuah CD-R.
Jika anda ingin memeriksa keabsahan file yang baru saja anda download, anda dapat memeriksa MD5 checksum-nya dan membandingkannya dengan MD5 checksum yang kami sediakan (mis. install-x86-minimal-2008.0_beta1.iso.DIGESTS). Anda dapat memeriksa MD5 checksum dengan utilitas md5sum di Linux/Unix atau md5sum untuk Windows.
Cara lain untuk memeriksa keabsahan file adalah dengan menggunakan GnuPG untuk memeriksa tanda kriptografi yang kami sediakan (file dengan akhiran .asc). Download file tersebut dan dapatkan kunci publik:
Daftar Kode 3.1: Mendapatkan kunci publik
$ gpg --keyserver subkeys.pgp.net --recv-keys 17072058
Sekarang, periksa tandanya:
Daftar Kode 3.2: Memeriksa tanda kriptografi
$ gpg --verify <signature file> <downloaded iso>
Untuk menyalin file ISO hasil download, anda harus menggunakan metode raw-burning. Caranya tergantung pada program yang anda gunakan. Kami hanya akan menjelaskan cdrecord dan K3B di sini; informasi lainnya bisa anda dapatkan di FAQ Gentoo kami.
  • Dengan cdrecord, anda hanya perlu mengetikkan cdrecord dev=/dev/hdc <file iso yang baru di-download> (gantikan /dev/hdc dengan CD-RW drive anda).
  • Dengan K3B, pilih Tools > Burn Image. Lalu, anda dapat mencari file ISO anda di bagian "Image to Burn". Terakhir, klik Start.
Setelah anda menyalin CD instalasi anda, sekarang saatnya untuk boot. Keluarkan semua CD dari CD-ROM, reboot sistem anda dan masuklah ke BIOS, biasanya dengan menekan tombol DEL, F1, atau ESC, tergantung BIOS anda. Dari BIOS, gantilah urutan boot agar CD-ROM anda dicoba dahulu daripada harddisk. Biasanya anda dapat menemukan opsi tersebut di "CMOS Setup". Jika anda tidak mengganti urutan ini, sistem anda akan reboot melalui harddisk, bukan melalui CD-ROM.
Sekarang, masukkan CD instalasi ke CD-ROM drive anda dan reboot. Anda akan menemukan layar boot yang menarik dengan logo Gentoo Linux. Pada layar ini, anda dapat menekan Enter untuk memulai proses boot dengan opsi boot default, atau boot CD instalasi dengan opsi boot yang berbeda dengan menuliskan nama kernel diikuti oleh opsi boot dan menekan Enter.
Menuliskan nama kernel? Ya, kami menyediakan beberapa kernel di CD Instalasi kami. Kernel default adalah gentoo. Kernel-kernel lainnya diperuntukkan bagi hardware dengan kebutuhan khusus, dan tipe -nofb yang akan menonaktifkan framebuffer.
Berikut ini adalah rangkuman singkat tentang kernel-kernel yang tersedia:
Kernel Penjelasan
gentoo Kernel 2.6 default dengan dukungan multi-cpu
gentoo-nofb Sama dengan gentoo, namun tanpa dukungan framebuffer
memtest86 Memeriksa error pada RAM anda
Anda juga dapat menuliskan opsi kernel. Opsi kernel tersebut merupakan pengaturan yang dapat anda (non)aktifkan sesuka anda. Daftar berikut sama dengan yang akan anda lihat ketika anda menekan F2 pada layar boot.
Opsi Hardware:
acpi=on
Memuat dukungan untuk ACPI, juga menjalakan daemon acpid ketika CD boot. Anda hanya memerlukan opsi ini jika sistem anda memerlukan ACPI. Opsi ini tidak diperlukan untuk mendapatkan dukungan Hyperthreading.
acpi=off
Menonaktifkan ACPI secara menyeluruh. Opsi ini berguna untuk komputer model lama, juga harus digunakan ketika anda ingin mendapatkan dukungan APM. Opsi ini akan mengaktifkan dukungan Hyperthreading untuk prosesor anda.
console=X
Opsi ini mengaktifkan akses konsol serial di CD. Opsi pertama adalah nama device, biasanya ttyS0 di x86, diikuti dengan opsi koneksi lainnya, yang dipisahkan dengan koma. Opsi default adalah 9600,8,n,1.
dmraid=X
Dengan opsi ini, anda bisa menambahkan opsi yang anda inginkan pada device-mapper RAID subsystem. Setiap opsi harus dikurung dengan tanda kutip.
doapm
Opsi ini memuat dukungan driver APM. Untuk dapat menggunakan opsi ini, anda juga harus menggunakan opsi acpi=off.
dopcmcia
Opsi ini memuat dukungan untuk perangkat PCMCIA dan Cardbus, sekaligus menjalankan pcmcia cardmgr. Anda hanya memerlukannya jika anda melakukan boot dari perangkat PCMCIA/Cardbus.
doscsi
Opsi ini memuat dukungan untuk kebanyakan SCSI controller. Opsi ini juga diperlukan untuk melakukan boot dari perangkat USB, karena perangkat USB menggunakan subsistem SCSI di kernel.
hda=stroke
Dengan opsi ini anda dapat mempartisi seluruh harddisk anda, bahkan jika BIOS anda tidak mampu menangani harddisk dengan kapasitas besar. Opsi ini hanya digunakan pada komputer yang memiliki BIOS keluaran lama. Gantikan hda dengan harddisk yang memerlukan opsi ini.
ide=nodma
Opsi ini memaksa penonaktifan DMA di kernel, yang diperlukan oleh beberapa chipset IDE dan CDROM model lama. Jika komputer anda mendapatkan masalah ketika melacak CDROM IDE, coba gunakan opsi ini. Opsi ini juga akan menonaktifkan pengaturan default hdparm.
noapic
Opsi ini menonaktifkan Advanced Programmable Interrupt Controller yang terdapat pada beberapa motherboard model baru. Opsi ini diketahui dapat menyebabkan masalah jika digunakan pada motherboard model lama.
nodetect
Menonaktifkan semua pelacakan hardware otomatis yang dilakukan oleh CD, termasuk DHCP. Opsi ini akan sangat berguna ketika anda ingin mengetahui penyebab masalah, baik itu dari CD maupun dari driver.
nodhcp
Opsi ini menonaktifkan DHCP pada kartu jaringan yang ditemukan. Opsi ini berguna jika anda ingin menggunakan alamat IP tetap.
nodmraid
Menonaktifkan dukungan untuk device-mapper RAID, seperti yang digunakan oleh IDE/SATA RAID controller onboard.
nofirewire
Menonaktifkan pemuatan modul Firewire. Opsi ini sebaiknya hanya digunakan ketika anda mendapatkan masalah ketika boot dari CD yang disebabkan oleh Firewire.
nogpm
Menonaktifkan dukungan mouse konsol gpm.
nohotplug
Mencegah initscript hotplug dan coldplug pada saat boot. Opsi ini berguna untuk mencari penyebab masalah boot dari CD.
nokeymap
Opsi ini menonaktifkan pemilihan layout keyboard non-US.
nolapic
Menonaktifkan APIC lokal pada kernel Uniprocessor.
nosata
Menonaktifkan pemuatan modul-modul SATA. Opsi ini berguna jika sistem anda mendapatkan masalah yang disebabkan oleh subsistem SATA.
nosmp
Opsi ini menonaktifkan SMP, atau Symmetric Multiprocessing, pada kernel yang memiliki dukungan SMP. Berguna untuk mencari penyebab masalah pada beberapa driver dan motherboard.
nosound
Menonaktifkan dukungan suara. Berguna jika dukungan suara menyebabkan masalah pada sistem.
nousb
Opsi ini menonaktifkan pemuatan modul-modul USB. Berguna untuk mencari penyebab masalah.
slowusb
Menambahkan waktu tunda pada proses boot yang diperlukan oleh CDROM USB, seperti yang terdapat pada komputer IBM BladeCenter.
Volume/Device Management:
doevms
Mengaktifkan dukungan untuk EVM IBM, atau Enterprise Volume Management System. Opsi ini tidak aman digunakan dengan lvm.
dolvm
Mengaktifkan dukungan untuk s Logical Volume Management Linux. Tidak aman digunakan dengan evms.
Opsi-opsi Lain:
debug
Mengaktifkan kode-kode debug. Anda mungkin akan mendapatkan banyak data acak yang ditampilkan di layar.
docache
Opsi ini akan menyimpan seluruh bagian yang diperlukan untuk menjalankan sistem dari CD ke RAM, agar anda dapat mengeluarkan CD. Anda memerlukan RAM dengan ukuran paling sedikit dua kali lipat dari ukuran CD.
doload=X
Opsi ini akan memerintahkan ramdisk untuk memuat semua modul yang anda cantumkan, berikut dependensinya. Gantikan X dengan modul yang anda perlukan. Anda dapat mencantumkan lebih dari satu modul dengan menggunakan koma sebagai pemisah.
dosshd
Menjalankan sshd ketika boot, sangat berguna untuk melakukan instalasi jarak jauh/tanpa campur tangan.
passwd=foo
Menetapkan foo sebagai password root, diperlukan oleh opsi dosshd.
noload=X
Opsi ini memerintahkan ramdisk untuk tidak memuat modul tertentu, yang mungkin akan menyebabkan masalah. Sintaks opsi ini sama dengan sintaks yang digunakan oleh opsi doload.
nonfs
Opsi ini mencegah portmap/nfsmount agar tidak dijalankan ketika boot.
nox
Opsi ini mencegah X pada LiveCD agar tidak dijalankan secara otomatis. Sebagai gantinya, anda akan dibawa ke konsol.
scandelay
Opsi ini memerintahkan CD untuk jeda selama 10 detik pada bagian tertentu dari proses boot agar perangkat yang lambat dapat melakukan inisialisasi dan siap digunakan.
scandelay=X
Dengan opsi ini anda dapat menentukan waktu jeda yang anda inginkan, dalam satuan detik. Gantikan X dengan waktu jeda yang anda inginkan.
Catatan: CD akan memeriksa opsi "no*" sebelum menjalankan opsi "do*", agar anda dapat merubah opsi berdasarkan urutan yang anda inginkan.
Nantinya, anda akan disambut dengan layar boot dan sebuah progress bar. Jika anda menginstal Gentoo di sistem dengan keyboard non-US, pastikan anda langsung menekan Alt-F1 untuk mengganti ke modus verbose kemudian ikuti prompt-nya. Jika anda tidak memilih apapun dalam waktu 10 detik, maka keyboard default (US) akan dimuat dan proses boot akan dilanjutkan. Setelah proses boot selesai, anda akan secara otomatis login ke Gentoo Linux "Live" sebagai "root", atau super user. Anda seharusnya akan menemukan prompt root ("#") di konsol tersebut. Anda juga dapat berpindah konsol dengan menekan Alt-F2, Alt-F3 dan Alt-F4. Kembalilah ke konsol pertama anda dengan menekan Alt-F1.
Sekarang, lanjutkan dengan Konfigurasi hardware tambahan.
Ketika CD Instalasi boot, semua hardware anda akan dikenali dan modul-modul kernel yang diperlukan untuk mendukung hardware anda akan dimuat. Pada kebanyakan kasus, proses ini sukse. Tetapi, pada beberapa kasus lainnya, proses tersebut mungkin gagal memuat modul kernel yang dibutuhkan secara otomatis. Jika proses otodeteksi perangkat PCI melewatkan beberapa hardware di sistem anda, anda harus memuat modul kernel tersebut secara manual.
Pada contoh berikut ini, kita akan mencoba memuat modul 8139too (dukungan untuk beberapa jenis perangkat network):
Daftar Kode 3.3: Memuat modul kernel
# modprobe 8139too
Jika anda adalah pengguna advance, anda mungkin ingin men-tweak performa harddisk IDE anda menggunakan hdparm. Anda dapat memeriksa performa harddisk anda dengan opsi -tT (jalankan beberapa kali untuk mendapatkan nilai yang lebih tepat):
Daftar Kode 3.4: Memeriksa performa harddisk
# hdparm -tT /dev/hda
Untuk melakukan tweak, anda dapat menggunakan salah satu contoh berikut (atau coba sendiri) yang menggunakan /dev/hda sebagai harddisk (gantikan dengan harddisk anda):
Daftar Kode 3.5: Tweak performa harddisk
Aktivasi DMA:
# hdparm -d 1 /dev/hda
Aktifkan opsi peningkat performa yang aman:
# hdparm -d 1 -A 1 -m 16 -u 1 -a 64 /dev/hda
Jika anda berencana untuk memberikan akses kepada orang lain ke lingkungan instalasi anda atau ingin chat menggunakan irssi tanpa akses root (untuk alasan keamanan), anda perlu menciptakan akun user yang diperlukan dan mengganti password root.
Untuk mengganti password root, gunakan perintah passwd:
Daftar Kode 3.6: Mengganti password root
# passwd
New password: (Masukkan password baru anda)
Re-enter password: (Ketikkan sekali lagi password anda)
Untuk membuat sebuah akun, pertama-tama kita masukkan identitasnya, diikuti dengan sebuah password. Kita dapat menggunakan perintah useradd dan passwd. Pada contoh berikut, kita akan membuat sebuah akun user bernama "john".
Daftar Kode 3.7: Membuat akun user
# useradd john
# passwd john
New password: (Masukkan password john)
Re-enter password: (Ketikkan lagi password john)
Anda dapat mengganti id user anda dari root menjadi user yang baru dibuat dengan perintah su:
Daftar Kode 3.8: Mengganti id user
# su - john
Jika anda ingin membaca Buku Pegangan Gentoo (dari CD ataupun online) ketika melakukan instalasi, pastikan anda telah membuat akun user (baca Opsional: Akun user). Lalu tekan Alt-F2 untuk masuk ke terminal baru dan login.
Jika anda ingin membaca dokumentasi di CD, anda dapat langsung menjalankan links untuk membacanya:
Daftar Kode 3.9: Membaca dokumentasi di CD
# links /mnt/cdrom/docs/html/index.html
Bagaimanapun juga, kami menganjurkan anda menggunakan Buku Pegangan Gentoo online karena versi online lebih baru daripada versi di CD. Anda dapat membacanya dengan links juga, tetapi hanya setelah anda menyelesaikan bab Konfigurasi Jaringan (Internet) (jika tidak, anda tidak akan dapat terhubung ke internet untuk membaca dokumentasi):
Daftar Kode 3.10: Membaca Dokumentasi online
# links http://www.gentoo.org/doc/id/handbook/handbook-x86.xml
Anda dapat kembali ke terminal awal dengan menekan Alt-F1.
Jika anda ingin mengizinkan pengguna lain untuk mengakses komputer anda selama proses instalasi Gentoo (mungkin ia akan membantu anda menginstal Gentoo, ataupun melakukannya sendiri untuk anda), anda perlu membuat sebuah akun untuknya, atau memberitahukan password root anda kepadanya (hanya lakukan jika anda benar-benar percaya kepada pengguna tersebut).
Untuk menjalankan daemon SSH, jalankan perintah berikut:
Daftar Kode 3.11: Menjalankan daemon SSH
# /etc/init.d/sshd start
Untuk dapat menggunakan sshd, anda harus menyiapkan jaringan anda terlebih dahulu. Lanjutkan dengan bab berikutnya tentang Konfigurasi Jaringan.

3. Konfigurasi Jaringan (Internet)

3.a. Deteksi Otomatis Jaringan
Jika sistem anda terhubung ke jaringan melalui server DHCP, kemungkinan besar konfigurasi jaringan anda sudah diatur secara otomatis. Jika benar, maka anda seharusnya sudah bisa menggunakan berbagai perintah jaringan pada CD Instalasi seperti ssh, scp, ping, irssi, wget, links, dll.
Jika jaringan anda sudah berfungsi, maka perintah /sbin/ifconfig akan menampilkan beberapa intarface jaringan selain lo, seperti eth0:
Daftar Kode 1.1: /sbin/ifconfig untuk konfigurasi jaringan yang sudah siap
# /sbin/ifconfig
(...)
eth0      Link encap:Ethernet  HWaddr 00:50:BA:8F:61:7A
inet addr:192.168.0.2  Bcast:192.168.0.255  Mask:255.255.255.0
inet6 addr: fe80::50:ba8f:617a/10 Scope:Link
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST  MTU:1500  Metric:1
RX packets:1498792 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:1284980 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:1984 txqueuelen:100
RX bytes:485691215 (463.1 Mb)  TX bytes:123951388 (118.2 Mb)
Interrupt:11 Base address:0xe800
Jika anda mengakses internet melalui proxy, anda mungkin perlu mengatur proxy tersebut sewaktu instalasi. Untuk menggunakan proxy, anda dapat dengan mudah menggunakan variabel yang berisi informasi server proxy tersebut.
Pada kebanyakan kasus, anda hanya perlu mengatur variabel dengan menggunakan nama server tersebut. Sebagai contoh, kami menganggap proxy anda adalah proxy.gentoo.org dengan port 8080.
Daftar Kode 1.2: Menentukan server proxy
(Jika proxy tersebut membatasi koneksi HTTP)
# export http_proxy="http://proxy.gentoo.org:8080"
(Jika proxy tersebut membatasi koneksi FTP)
# export ftp_proxy="ftp://proxy.gentoo.org:8080"
(Jika proxy tersebut membatasi koneksi RSYNC)
# export RSYNC_PROXY="proxy.gentoo.org:8080"
Jika proxy anda memerlukan username dan password, anda harus menggunakan sintaks berikut ketika mengatur variabel proxy:
Daftar Kode 1.3: Menambahkan username/password pada variabel proxy
http://username:password@proxy.gentoo.org:8080
Anda mungkin ingin mencoba ping ke server DNS ISP anda (dapat ditemukan di /etc/resolv.conf) dan salah satu website pilihan anda, untuk memastikan apakah paket-paket yang dikirimkan sudah dapat mencapai jaringan (internet) atau belum, penerjemahan nama DNS sudah berfungsi, dll.
Daftar Kode 1.4: Menguji koneksi jaringan
# ping -c 3 www.gentoo.org
Jika anda sudah bisa menggunakan jaringan anda, anda dapat melewati sisa dari seksi ini dan melanjutkan dengan Mempersiapkan Disk. Jika tidak, maka lanjutkan.
3.b. Konfigurasi jaringan secara otomatis
Jika koneksi jaringan anda tidak dapat langsung berfungsi, pada beberapa media instalasi, anda dapat menggunakan net-setup (untuk jaringan biasa atau wireless), ppoe-setup (untuk pengguna ADSL) atau pptp (untuk pengguna PPTP - hanya tersedia untuk x86, amd64, alpha, ppc dan ppc64).
Jika media instalasi yang anda gunakan tidak memiliki utilitas-utilitas tersebut, atau jaringan anda masih belum berfungsi, lanjutkan ke Konfigurasi jaringan secara manual.
Cara paling mudah untuk menyiapkan koneksi jaringan anda jika belum diatur secara otomatis adalah dengan menjalankan skrip net-setup:
Daftar Kode 2.1: Menjalankan skrip net-setup
# net-setup eth0
net-setup akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang lingkungan jaringan anda. Setelah selesai, anda seharusnya akan memiliki koneksi jaringan yang berfungsi. Tes koneksi jaringan anda seperti dijelaskan di atas. Jika koneksi jaringan anda telah berfungsi, selamat! Anda sekarang telah siap untuk menginstal Gentoo. Lewati sisa dari seksi ini dan lanjutkan dengan Mempersiapkan Disk.
Jika koneksi jaringan anda masih belum berfungsi, lanjutkan dengan Konfigurasi jaringan secara manual.
Jika anda menggunakan PPPoE untuk melakukan koneksi ke internet, CD Instalasi (semua versi) telah mempermudah konfigurasi jaringan anda dengan mengikutsertakan utilitas ppp. Gunakan skrip ppoe-setup yang tersedia untuk mengkonfigurasi jaringan anda. Anda akan ditanyakan tentang kartu jaringan yang terhubung ke modem adsl anda, username dan password anda, IP dari server DNS anda, dan apakah anda memerlukan firewall dasar atau tidak.
Daftar Kode 2.2: Menggunakan ppp
# ppoe-setup
# ppoe-start
Jika masih belum berfungsi, periksa lagi apakah anda sudah username dan password yang anda cantumkan sudah benar, dengan memeriksa file /etc/ppp/pap-secrets atau /etc/ppp/chap-secrets, dan pastikan bahwa anda menggunakan kartu jaringan yang tepat. Jika kartu jaringan anda tidak ditemukan, anda harus memuat modulnya anda secara manual. Untuk mengetahui caranya, anda harus melanjutkan dengan Konfigurasi jaringan secara manual yang menjelaskan cara memuat modul untuk kartu jaringan anda.
Jika semua berjalan lancar, lanjutkan dengan Mempersiapkan Disk.
Jika anda memerlukan dukungan PPTP, anda dapat menggunakan utilitas pptpclient yang disediakan di CD Instalasi. Tetapi, sebelumnya anda harus memastikan dahulu bahwa konfigurasi anda sudah benar. Edit file /etc/ppp/pap-secrets atau /etc/ppp/chap-secrets agar berisi kombinasi username/password anda yang benar:
Daftar Kode 2.3: Edit file /etc/ppp/chap-secrets
# nano -w /etc/ppp/chap-secrets
Lalu, ubah file /etc/ppp/options.pptp seperlunya:
Daftar Kode 2.4: Edit file /etc/ppp/options.pptp
# nano -w /etc/ppp/options.pptp
Setelah semuanya selesai, jalankan perintah pptp (diikuti dengan opsi-opsi yang tidak dapat anda tetapkan di options.pptp) untuk melakukan koneksi ke server:
Daftar Kode 2.5: Koneksi ke server dial-in
# pptp <server ip>
Sekarang, lanjutkan dengan Mempersiapkan Disk.
3.c. Konfigurasi Jaringan secara Manual
Sewaktu CD Instalasi boot, seluruh hardware anda akan dikenali dan modul-modul kernel yang diperlukan untuk mendukung hardware anda akan dimuat. Pada kebanyakan kasus, proses ini berjalan lancar. Tetapi, pada beberapa kasus lain, CD Instalasi mungkin gagal memuat modul kernel yang anda perlukan.
Jika net-setup atau ppoe-setup gagal, mungkin kartu jaringan anda tidak ditemukan secara otomatis. Ini berarti anda harus memuat modul kernel tersebut secara manual.
Untuk mengetahui modul kernel apa saja yang kami sediakan untuk jaringan, gunakan perintah berikut:
Daftar Kode 3.1: Memeriksa modul yang tersedia
# ls /lib/modules/`uname -r`/kernel/drivers/net
Jika anda menemukan driver untuk kartu jaringan anda, gunakan perintah modprobe untuk memuat modul tersebut:
Daftar Kode 3.2: Menggunakan modprobe untuk memuat modul kernel
(Sebagai contoh, kita akan memuat modul pcnet32)
# modprobe pcnet32
Gunakan ifconfig untuk memeriksa apakah kartu jaringan anda telah ditemukan. Contoh output jika kartu jaringan telah dikenali adalah sebagai berikut:
Daftar Kode 3.3: Pemeriksaan kartu jaringan, sukses
# ifconfig eth0
eth0      Link encap:Ethernet  HWaddr FE:FD:00:00:00:00
          BROADCAST NOARP MULTICAST  MTU:1500  Metric:1
          RX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
          TX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
          collisions:0 txqueuelen:0
          RX bytes:0 (0.0 b)  TX bytes:0 (0.0 b)
Tetapi, jika anda mendapatkan error berikut, artinya kartu jaringan anda belum dikenali:
Daftar Kode 3.4: Pemeriksaan kartu jaringan, gagal
# ifconfig eth0
eth0: error fetching interface information: Device not found
Jika anda memiliki beberapa kartu jaringan di komputer anda, kartu-kartu tersebut akan dinamai eth0, eth1, dll. Pastikan kartu jaringan yang ingin anda gunakan berfungsi baik dan jangan lupa menggunakan nama yang tepat di seluruh dokumen ini. Kami menganggap anda menggunakan eth0.
Anggap anda kartu jaringan anda sudah dikenali, anda sekarang dapat mencoba lagi net-setup atau adsl-setup (yang harusnya sukses sekarang), tetapi untuk para hardcore, kami akan menjelaskan cara mengkonfigurasi jaringan anda secara manual.
Pilih salah satu topik berikut yang sesuai dengan konfigurasi jaringan anda:
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) memungkinkan anda untuk menerima informasi jaringan (alamat IP, netmask, alamat broadcast, gateway, nameserver, dll.) secara otomatis. Cara ini hanya dapat berfungsi jika anda memiliki server DHCP di jaringan anda (atau jika provider anda menyediakan layanan DHCP). Untuk menggunakan DHCP untuk menerima informasi ini secara otomatis, gunakan dhcpcd:
Daftar Kode 3.5: Menggunakan dhcpcd
# dhcpcd eth0
(Sebagian admin jaringan mengharuskan anda menggunakan)
(hostname dan domainname yang disediakan oleh server DHCP)
(Dalam kasus ini, gunakan)
# dhcpcd -HD eth0
Jika berhasil (coba ping beberapa server internet, mis. Google), berarti anda sudah siap untuk melanjutkan. Lewati sisa dari seksi ini dan lanjutkan dengan Mempersiapkan Disk.
Catatan: Dukungan untuk perintah iwconfig hanya tersedia pada CD Instalasi x86, amd64 dan ppc. Anda tetap dapat memfungsikan ekstensinya dengan mengikuti petunjuk dari proyek linux-wlan-ng.
Jika anda menggunakan kartu wireless (802.11), anda mungkin perlu mengkonfigurasi wireless anda sebelum melanjutkan. Untuk melihat pengaturan wireless pada kartu anda saat ini, anda dapat menggunakan perintah iwconfig. Output dari iwconfig mungkin seperti berikut:
Daftar Kode 3.6: Melihat pengaturan wireless saat ini
# iwconfig eth0
eth0      IEEE 802.11-DS  ESSID:"GentooNode"
          Mode:Managed  Frequency:2.442GHz  Access Point: 00:09:5B:11:CC:F2
          Bit Rate:11Mb/s   Tx-Power=20 dBm   Sensitivity=0/65535
          Retry limit:16   RTS thr:off   Fragment thr:off
          Power Management:off
          Link Quality:25/10  Signal level:-51 dBm  Noise level:-102 dBm
          Rx invalid nwid:5901 Rx invalid crypt:0 Rx invalid frag:0 Tx
          excessive retries:237 Invalid misc:350282 Missed beacon:84
Catatan: Beberapa kartu wireless mungkin memiliki nama perangkat wlan0 atau ra0, bukan eth0. Jalankan iwconfig tanpa parameter apapun untuk mengetauhi nama perangkat yang digunakan.
Untuk kebanyakan pengguna, hanya ada dua pengaturan yang harus diganti, yaitu ESSID (atau nama jaringan wireless) atau kunci WEP. Jika ESSID dan alamat titik akses yang ditampilkan adalah titik akses anda dan anda tidak menggunakan WEP, maka koneksi wireless anda sudah berfungsi. Jika anda perlu mengubah ESSID atau menambahkan sebuah kunci WEP, anda dapat menjalankan perintah berikut:
Daftar Kode 3.7: Mengubah ESSID dan/atau menambah kunci WEP
(Perintah ini menetapkan "GentooNode" sebagai nama jaringan)
# iwconfig eth0 essid GentooNode

(Perintah ini mengatur kunci hex WEP)
# iwconfig eth0 key 1234123412341234abcd

(Perintah ini mengatur kunci ASCII - tambahkan awalan "s:")
# iwconfig eth0 key s:password-anda
Anda kemudian dapat memastikan pengaturan wireless anda lagi dengan menjalankan iwconfig. Setelah koneksi wireless anda berfungsi, anda dapat melanjutkan dengan mengkonfigurasi opsi-opsi jaringan setingkat IP seperti yang dijelaskan pada bagian selanjutnya (Mengerti terminologi jaringan) atau menggunakan utilitas net-setup seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Catatan: Jika anda sudah mengetahui apa itu alamat IP, alamat broadcast, netmask dan nameserver, maka anda dapat melewati seksi ini dan lanjutkan dengan Menggunakan ifconfig dan route.
Jika semua cara di atas gagal, anda harus mengkonfigurasi jaringan anda secara manual. Jangan khawatir, cara ini sama sekali tidak sulit. Bagaimanapun juga, anda perlu mengerti beberapa terminologi jaringan, karena anda akan membutuhkannya untuk mengkonfigurasi jaringan anda sesuai dengan kebutuhan anda. Setelah anda selesai membaca bagian ini, anda akan mengetahui arti dari gateway, fungsi dari netmask, bagaimana cara menulis alamat broadcast, dan mengapa anda memerlukan nameserver.
Di dalam jaringan, sebuah komputer dikenal melalui alamat IP (Internet Protocol)-nya. Alamat tersebut merupakan kombinasi dari empat nomor-nomor antara 0 dan 255. Begitulah cara kita mengartikannya. Sebenarnya, alamat IP dibentuk dengan 32 bit (satu dan nol). Mari kita lihat sebuah contoh:
Daftar Kode 3.8: Contoh alamat IP
IP Address (numbers):   192.168.0.2
IP Address (bits):      11000000 10101000 00000000 00000010
                        -------- -------- -------- --------
                           192      168       0        2
Sebuah alamat IP dimiliki oleh satu komputer khusus dalam sebuah jaringan (semua komputer yang dapat anda akses memiliki satu alamat IP khusus). Untuk membedakan antara komputer dalam sebuah jaringan dan komputer di luar jaringan, alamat IP dibagi menjadi dua bagian: bagian jaringan dan bagian host.
Pemisahan ini ditulis dengan netmask, yaitu kumpulan angka-angka satu yang diikuti oleh angka-angka nol. Bagian dari alamat IP yang ditutupi oleh angka-angka satu merupakan bagian jaringan, sedangkan sisanya merupakan bagian host. Seperti biasa, netmask dapat ditulis sebagai alamat IP.
Daftar Kode 3.9: Contoh pemisahan jaringan/host
IP-address:    192      168      0         2
            11000000 10101000 00000000 00000010
Netmask:    11111111 11111111 11111111 00000000
               255      255     255        0
           +--------------------------+--------+
                    Network              Host
Dengan kata lain, 192.168.0.14 masih merupakan bagian dari jaringan contoh kita, tetapi 192.168.1.2 bukan.
Alamat broadcast merupakan alamat IP dengan bagian jaringannya sama dengan jaringan anda, tetapi hanya angka-angka satu pada bagian host-nya. Setiap komputer di jaringan memperhatikan alamat IP ini. Alamat ini digunakan hanya untuk mem-broadcast paket.
Daftar Kode 3.10: Alamat broadcast
IP-address:    192      168      0         2
            11000000 10101000 00000000 00000010
Broadcast:  11000000 10101000 00000000 11111111
               192      168      0        255
           +--------------------------+--------+
                     Network             Host
Untuk dapat menjelajahi internet, anda harus mengetahui komputer mana yang membagi koneksi internet. Komputer ini dikenal sebagai gateway. Karena gateway merupakan komputer biasa juga, gateway juga memiliki sebuah alamat IP (mis. 192.168.0.1).
Sebelumnya, kami telah menjelaskan bahwa setiap komputer memiliki alamat IP khusus. Untuk mengakses komputer ini dengan namanya (bukan alamat IP), anda memerlukan sebuah layanan yang menerjemahkan nama (mis. dev.gentoo.org) ke alamat IP-nya (mis. 64.5.62.82). Layanan tersebut adalah "name service". Untuk menggunakannya, anda harus menentukan nameserver yang anda gunakan di file /etc/resolv.conf.
Pada beberapa kasus, gateway anda juga bertindak sebagai nameserver. Jika tidak, anda perlu mencantumkan nameserver yang disediakan oleh ISP anda.
Sebagai rangkuman, anda memerlukan informasi-informasi berikut sebelum melanjutkan:
Informasi Jaringan Contoh
Alamat IP anda 192.168.0.2
Netmask 255.255.255.0
Broadcast 192.168.0.255
Gateway 192.168.0.1
Nameserver 195.130.130.5, 195.130.130.133
Untuk menyiapkan jaringan, anda harus menjalankan tiga langkah berikut. Pertama, kita menetapkan sebuah alamat IP untuk komputer kita dengan perintah ifconfig. Kemudian, kita atur routing ke gateway dengan perintah route. Dan terakhir, kita akan mencantumkan alamat IP nameserver di file /etc/resolv.conf.
Untuk menetapkan sebuah alamat IP, anda memerlukan alamat IP anda, alamat broadcast dan netmask, lalu jalankan perintah berikut, jangan lupa gantikan ${IP_ADDR} dengan alamat IP anda, ${BROADCAST} dengan alamat broadcast anda dan ${NETMASK} dengan netmask anda:
Daftar Kode 3.11: Menggunakan ifconfig
# ifconfig eth0 ${IP_ADDR} broadcast ${BROADCAST} netmask ${NETMASK} up
Sekarang, atur routing dengan perintah route. Gantikan ${GATEWAY} dengan alamat IP gateway anda:
Daftar Kode 3.12: Menggunakan route
# route add default gw ${GATEWAY}
Selanjutnya, buka file /etc/resolv.conf dengan editor kesukaan anda (pada contoh kita, nano):
Daftar Kode 3.13: Menciptakan /etc/resolv.conf
# nano -w /etc/resolv.conf
Sekarang, isi nameserver-nameserver anda seperti pada contoh berikut. Jangan lupa untuk mengganti ${NAMESERVER1} dan ${NAMESERVER2} dengan alamat nameserver yang tepat:
Daftar Kode 3.14: Contoh /etc/resolv.conf
nameserver ${NAMESERVER1}
nameserver ${NAMESERVER2}
Ya, itu saja. Sekarang cobalah jaringan anda dengan melakukan ping ke beberapa server internet (mis. Google). Jika berhasil, selamat! Anda sekarang sudah siap untuk menginstal Gentoo. Lanjutkan ke Mempersiapkan Disk.

4. Mempersiapkan Disk

4.a. Pengenalan Block Device
Kita akan melihat lebih dekat lagi pada aspek disk di Gentoo dan Linux secara umum, termasuk filesystem di Linux, partisi, dan block device. Kemudian, setelah anda mengenalnya, anda akan mempelajari cara menyiapkan partisi dan filesystem untuk instalasi Gentoo Linux.
Pertama, kita akan berkenalan dengan block device. Block device yang paling dikenal di Linux mungkin adalah device IDE pertama, yaitu /dev/hda. Jika komputer anda menggunakan driver SCSI, maka driver pertama anda dalah /dev/sda. Drive SATA juga /dev/sda walaupun tetap merupakan drive IDE. Jika anda menggunakan libata framework baru di kernel, semua harddisk anda akan diberi label /dev/sd*.
Block device di atas merepresentasikan antarmuka abstrak ke disk. Aplikasi akan dapat menggunakannya untuk berinteraksi dengan disk tanpa perlu mengetahui jenis disk itu sendiri, apakah IDE, SCSI, atau yang lainnya. Aplikasi cukup mengalamatkan penyimpanannya di disk sebagai blok-blok berukuran 512 byte yang dapat diakses dengan cara acak.
Walaupun secara teori anda dapat menggunakan seluruh disk anda untuk sistem Linux, hal ini hampir tidak pernah diterapkan. Tetapi, block device disk dipisah-pisahkan lagi menjadi block device yang lebih kecil, lebih mudah ditangani. Pada sistem x86, block device kecil tersebut dikenal sebagai partisi.
Partisi dapat dibagi menjadi tiga jenis: primary, extended, dan logical.
Partisi primary adalah sebuah partisi yang informasinya tersimpan di MBR (Master Boot Record). Karena MBR sangat kecil (512 byte), hanya empat partisi primary yang dapat diciptakan (sebagai contoh, /dev/hda1 sampai /dev/hda4).
Partisi extended adalah partisi primary khusus (artinya partisi extended adalah salah satu dari empat partisi primary yang mungkin) yang berisi lebih banyak partisi di dalamnya. Partisi tersebut pada awalnya tidak ada, tetapi karena empat partisi dianggap sangat sedikit, maka partisi extended diciptakan untuk menambahkan skema partisi tanpa kehilangan kompatibilitas terhadap skema yang lama.
Partisi logical adalah partisi di dalam partisi extended. Informasi partisi tersebut tidak tersimpan di MBR, tetapi didefinisikan di dalam partisi extended.
CD Instalasi x86 menyediakan dukungan untuk EVMS dan LVM2. EVMS dan LVM2 meningkatkan fleksibilitas ketika anda menciptakan partisi. Selama proses instalasi, kami akan berfokus pada partisi "biasa", tetapi bagus juga untuk mengetahui bahwa EVMS dan LVM2 juga didukung.
4.b. Merancang Skema Partisi
Jika anda tidak tertarik untuk merancang skema partisi anda sendiri, anda dapat menggunakan skema partisi yang kami gunakan di seluruh buku ini:
Partisi Filesystem Besar Penjelasan
/dev/hda1 ext2 32M Partisi boot
/dev/hda2 (swap) 512M Partisi swap
/dev/hda3 ext3 Sisa dari disk Partisi root
Jika anda tertarik untuk mengetahui seberapa besar sebuah partisi harusnya, atau tentang berapa banyak partisi yang anda perlukan, baca terus bagian selanjutnya. Jika tidak, lanjutkan dengan proses pembuatan partisi, dengan membaca Menggunakan fdisk untuk mem-partisi disk:
Jumlah partisi sangat tergantung pada lingkungan anda. Sebagai contoh, jika anda memiliki banyak pengguna, anda mungkin sekali ingin menciptakan partisi /home yang terpisah untuk meningkatkan keamanan dan mempermudah proses backup. Jika anda menginstal Gentoo sebagai server mail, partisi /var anda sebaiknya dipisahkan karena surat-surat anda disimpan di partisi /var. Pilihan filesystem yang tepat juga dapat meningkatkan performa. Server-server game sebaiknya memiliki partisi /opt yang terpisah karena kebanyakan server game diinstal di partisi tersebut. Alasan utamanya juga sama dengan partisi /home: keamanan dan backup. Anda pasti ingin menjaga /usr agar tetap luas: bukan hanya karena partisi ini menampung hampir semua aplikasi, tetapi pohon Portage saja memerlukan ruang sebesar 500MB, belum termasuk berbagai macam source code yang disimpan di dalamnya.
Seperti yang anda lihat, jumlah partisi sangat tergantung pada tujuan anda. Partisi-partisi yang terpisah memiliki beberapa keuntungan:
  • Anda dapat memilih filesystem yang paling tepat untuk setiap partisi
  • Seluruh sistem anda tidak akan kehabisan ruang kosong jika sebuah aplikasi secara terus-menerus menulis file-file ke sebuah partisi.
  • Waktu untuk memeriksa filesystem lebih cepat, karena beberapa pemeriksaan dapat dijalankan secara bersamaan (walaupun keuntungan ini lebih dirasakan oleh multi-disk daripada multi-partisi)
  • Keamanan dapat ditingkatkan dengan me-mount beberapa partisi secara read-only nosuid (setuid bit diabaikan), noexec (executable bit diabaikan), dll.
Walaupun begitu, multi-partisi memiliki satu kelemahan utama: jika tidak dikonfigurasi dengan benar, anda akan mendapatkan sistem yang memiliki banyak ruang kosong di satu partisi dan kekurangan ruang di partisi yang lain. Untuk sistem SCSI dan SATA, terdapat batas partisi sebanyak 15.
Berikut ini adalah contoh tabel partisi disk 20 GB, yang digunakan pada laptop (berisi webserver, mailserver, gnome, ...):
Daftar Kode 2.1: Contoh Penggunaan Filesystem
$ df -h
Filesystem    Type    Size  Used Avail Use% Mounted on
/dev/hda5     ext3    509M  132M  351M  28% /
/dev/hda2     ext3    5.0G  3.0G  1.8G  63% /home
/dev/hda7     ext3    7.9G  6.2G  1.3G  83% /usr
/dev/hda8     ext3   1011M  483M  477M  51% /opt
/dev/hda9     ext3    2.0G  607M  1.3G  32% /var
/dev/hda1     ext2     51M   17M   31M  36% /boot
/dev/hda6     swap    516M   12M  504M   2% <not mounted>
(Sisa disk yang tidak dipartisi untuk penggunaan masa datang: 2 Gb)
Partisi /usr hampir penuh (terpakai 83%) pada contoh di atas, tetapi setelah seluruh software terinstal, partisi /usr tidak akan berkembang banyak lagi. Untuk partisi /var, Kelihatannya ruang yang dialokasikan terlalu banyak, ingatlah bahwa Portage secara default menggunakan partisi ini untuk mengkompliasi semua program. Jika anda ingin menjaga /var agar tetap memiliki ukuran yang cukup, misalnya 1GB, anda perlu mengganti variabel PORTAGE_TMPDIR di /etc/make.conf agar menunjuk ke sebuah pertisi yang memiliki ruang kosong yang cukup untuk mengkompilasi paket-paket besar seperti OpenOffice.
4.c. Menggunakan fdisk untuk mem-partisi disk
Bagian berikut ini menjelaskan cara menciptakan tabel partisi seperti yang dijabarkan sebelumnya, yaitu:
Partisi Penjelasan
/dev/hda1 Partisi boot
/dev/hda2 Partisi swap
/dev/hda3 Partisi root
Gantilah tabel partisi anda sesuai kebutuhan anda.
fdisk merupakan utilitas yang populer dan bagus untuk membagi disk menjadi beberapa partisi. Jalankan fdisk pada disk anda (pada contoh ini, kita menggunakan /dev/hda):
Daftar Kode 3.1: Menjalankan fdisk
# fdisk /dev/hda
Setelah anda berada di dalam fdisk, anda akan mendapatkan prompt seperti berikut:
Daftar Kode 3.2: prompt fdisk
Command (m for help):
Ketik p untuk menampilkan tabel partisi disk anda saat ini:
Daftar Kode 3.3: Contoh tabel partisi
Command (m for help): p

Disk /dev/hda: 240 heads, 63 sectors, 2184 cylinders
Units = cylinders of 15120 * 512 bytes

Device Boot    Start       End    Blocks   Id  System
/dev/hda1             1        14    105808+  83  Linux
/dev/hda2            15        49    264600   82  Linux swap
/dev/hda3            50        70    158760   83  Linux
/dev/hda4            71      2184  15981840    5  Extended
/dev/hda5            71       209   1050808+  83  Linux
/dev/hda6           210       348   1050808+  83  Linux
/dev/hda7           349       626   2101648+  83  Linux
/dev/hda8           627       904   2101648+  83  Linux
/dev/hda9           905      2184   9676768+  83  Linux

Command (m for help):
Disk tersebut berisi tujuh partisi Linux (setiap partisi dengan System tertulis sebagai "Linux") dan juga sebuah partisi swap (tertulis sebagai "Linux swap").
Pertama, kita akan menghapus semua partisi yang sudah ada. Ketik d untuk menghapus partisi. Sebagai contoh, untuk menghapus partisi /dev/hda1:
Daftar Kode 3.4: Menghapus partisi
Command (m for help): d
Partition number (1-4): 1
Partisi tersebut telah dijadwalkan untuk dihapus dan tidak akan lagi ditampilkan ketika anda mengetik p, tetapi tidak juga akan dihapus sebelum anda menyimpan perubahan anda. Jika anda melakukan kesalahan dan ingin membatalkan tanpa menyimpan perubahan, segera ketik q dan tekan Enter, partisi anda tidak akan dihapus.
Sekarang, anggap anda benar-benar ingin menghapus seluruh partisi anda, ketikkan p untuk menampilkan tabel partisi lalu diikuti dengan d dan nomor partisi untuk menghapusnya. Pada akhirnya, anda akan mendapatkan tabel partisi kosong:
Daftar Kode 3.5: Tabel partisi kosong
Disk /dev/hda: 30.0 GB, 30005821440 bytes
240 heads, 63 sectors/track, 3876 cylinders
Units = cylinders of 15120 * 512 = 7741440 bytes

Device Boot    Start       End    Blocks   Id  System

Command (m for help):
Setelah tabel partisi di memori telah kosong, anda sudah siap untuk menciptakan partisi. Kita akan menggunakan skema partisi default seperti yang dijabarkan sebelumnya. Tentu saja, jangan ikuti instruksi ini tanpa penyesuaian jika anda tidak ingin menggunakan skema partisi yang sama!
Pertama-tama, kita akan menciptakan sebuah boot kecil. Ketik n untuk menciptakan sebuah partisi, lalu p untuk memilih partisi primary, diikuti dengan 1 untuk memilih partisi primary pertama. Jika anda ditanyakan tentang silinder pertama, tekan Enter. Ketika ditanyakan tentang silinder terakhir, ketik +32M untuk menciptakan partisi sebesar 32MB:
Daftar Kode 3.6: Menciptakan partisi boot
Command (m for help): n
Command action
  e   extended
  p   primary partition (1-4)
p
Partition number (1-4): 1
First cylinder (1-3876, default 1): (Tekan Enter)
Using default value 1
Last cylinder or +size or +sizeM or +sizeK (1-3876, default 3876): +32M
Sekarang, jika anda menekan p, anda akan melihat tabel partisi seperti berikut:
Daftar Kode 3.7: Partisi boot baru
Command (m for help): p

Disk /dev/hda: 30.0 GB, 30005821440 bytes
240 heads, 63 sectors/track, 3876 cylinders
Units = cylinders of 15120 * 512 = 7741440 bytes

Device Boot    Start       End    Blocks   Id  System
/dev/hda1          1        14    105808+  83  Linux
Kita perlu menjadikan partisi tersebut bootable. Ketik a untuk mengaktifkan flag bootable pada partisi ini dan pilih 1. Jika anda menekan p lagi, anda akan melihat tanda * di kolom "Boot".
Sekarang mari kita ciptakan partisi swap. Untuk melakukannya, ketik n untuk menciptakan partisi baru, lalu p untuk membuat partisi primary. Kemudian, ketik 2 untuk menciptakan partisi primary kedua, yaitu /dev/hda2. Jika anda ditanyakan tentang silinder pertama, tekan Enter. Ketika ditanyakan tentang silinder terakhir, ketik +512M untuk menciptakan partisi sebesar 512MB. Selanjutnya, ketik t untuk mengatur tipe partisi, 2 untuk memilih partisi yang baru anda ciptakan, lalu ketikkan 82 untuk menggunakan tipe partisi "Linux Swap". Setelah anda menyelesaikan langkah-langkah di atas, anda akan melihat tabel partisi seperti ini ketika anda menekan p:
Daftar Kode 3.8: Tabel partisi setelah partisi swap diciptakan
Command (m for help): p

Disk /dev/hda: 30.0 GB, 30005821440 bytes
240 heads, 63 sectors/track, 3876 cylinders
Units = cylinders of 15120 * 512 = 7741440 bytes

Device Boot    Start       End    Blocks   Id  System
/dev/hda1 *        1        14    105808+  83  Linux
/dev/hda2         15        81    506520   82  Linux swap
Terakhir, mari kita ciptakan partisi root. Ketik n untuk menciptakan sebuah partisi baru, lalu p untuk membuat primary. Kemudian, ketik 3 untuk menciptakan partisi primary ketiga, yaitu /dev/hda3. Jika anda ditanyakan tentang silinder pertama, tekan Enter. Ketika ditanyakan tentang silinder terakhir, tekan Enter untuk menciptakan partisi sebesar sisa disk anda. Setelah menyelesaikan langkah-langkah di atas, anda akan melihat tabel partisi seperti di bawah ini ketika anda menekan p:
Daftar Kode 3.9: Tabel partisi setelah partisi root diciptakan
Command (m for help): p

Disk /dev/hda: 30.0 GB, 30005821440 bytes
240 heads, 63 sectors/track, 3876 cylinders
Units = cylinders of 15120 * 512 = 7741440 bytes

Device Boot    Start       End    Blocks   Id  System
/dev/hda1 *        1        14    105808+  83  Linux
/dev/hda2         15        81    506520   82  Linux swap
/dev/hda3         82      3876  28690200   83  Linux
Untuk menyimpan tabel partisi dan keluar dari fdisk, ketik w.
Daftar Kode 3.10: Menyimpan tabel dan keluar dari fdisk
Command (m for help): w
Sekarang setelah partisi-partisi anda siap, anda dapat melanjutkan ke Menciptakan Filesystem.
4.d. Menciptakan Filesystem
Setelah semua partisi anda diciptakan, sekarang saatnya untuk menempatkan filesystem pada partisi tersebut. Jika anda tidak tahu harus memilih tipe filesystem apa yang harus anda gunakan dan puas dengan apa yang kami gunakan di buku ini, lanjutkan ke Menciptakan filesystem di partisi. Jika tidak, baca terus untuk mengetahui filesystem apa saja yang tersedia...
Kernel Linux menyediakan beberapa filesystem. Kami akan menjelaskan ext2, ext3, ReiserFS, XFS dan JFS karena filesystem-filesystem ini adalah yang paling sering digunakan di Linux.
ext2 adalah filesystem asli Linux yang telah terpercaya, tetapi belum memiliki metadata journaling, yang artinya, pemeriksaan filesystem ext2 pada saat boot bisa memakan waktu yang cukup lama. Sekarang sudah tersedia banyak filesystem baru dengan dukungan jurnal yang tidak memakan waktu lama pada saat pemeriksaan. Filesystem seperti ini biasanya lebih dipilih ketimbang filesystem lain yang belum memiliki dukungan jurnal. Filesystem dengan dukungan jurnal dapat mencegah waktu tunda yang cukup lama ketika pemeriksaan berlangsung pada saat boot.
ext3 adalah filesystem ext2 dengan dukungan jurnal, menyediakan metadata journaling agar dapat melakukan perbaikan dengan cepat, juga memiliki keutamaan lainnya seperti full data dan ordered data journaling. Filesystem ini menggunakan HTree index yang dapat memberikan performa tinggi pada hampir semua keadaan. Pendek kata, ext3 adalah filesystem yang sangat bagus dan dapat diandalkan. Ext3 dianjurkan untuk digunakan pada semua platform untuk semua kebutuhan.
JFS adalah filesystem dari IBM yang memiliki dukungan jurnal. JFS adalah filesystem yang ringan, kencang dan stabil, berbasis B+tree, memiliki performa tinggi pada berbagai keadaan.
ReiserFS adalah filesystem berbasis B+tree-based dan secara umum memiliki performa yang cukup bagus, terutama ketika menangani file-file berukuran kecil (dengan menggunakan putaran CPU yang cukup banyak). Kelihatannya ReiserFS sudah tidak mendapatkan penanganan dan perbaikan yang cukup jika dibandingkan dengan filesystem lain.
XFS adalah filesystem dengan dukungan metadata journaling dan memiliki sejumlah fitur yang sangat bagus dan teroptimasi untuk skalabilitas. XFS kurang bertoleransi dengan hardware yang bermasalah.
Untuk menciptakan filesystem di sebuah partisi, anda dapat menggunakan beberapa utilitas yang tersedia untuk setiap filesystem:
Filesystem Perintah
ext2 mke2fs
ext3 mke2fs
reiserfs mkreiserfs
xfs mkfs.xfs
jfs mkfs.jfs
Sebagai contoh, untuk menciptakan filesystem ext2 di partisi boot (/dev/hda1 di contoh kita) dan ext3 di partisi root (/dev/hda3 di contoh kita), anda perlu menjalankan:
Daftar Kode 4.1: Menciptakan filesystem di partisi
# mke2fs /dev/hda1
# mke2fs -j /dev/hda3
Sekarang ciptakan filesystem untuk setiap partisi anda.
mkswap adalah perintah untuk menciptakan partisi swap:
Daftar Kode 4.2: Menciptakan partisi swap
# mkswap /dev/hda2
Untuk mengaktifkan partisi swap, gunakan swapon:
Daftar Kode 4.3: Aktivasi partisi swap
# swapon /dev/hda2
Ciptakan dan aktifkan swap seperti contoh di atas.
4.e. Mount
Setelah semua partisi anda memiliki filesystem-nya masing-masing, sekarang saatnya untuk me-mount partisi-partisi tersebut. Gunakan perintah mount. Jangan lupa ciptakan dahulu semua direktori mount yang diperlukan untuk setiap partisi anda. Sebagai contoh, kita akan me-mount partisi root dan boot:
Daftar Kode 5.1: Mount partisi
# mount /dev/hda3 /mnt/gentoo
# mkdir /mnt/gentoo/boot
# mount /dev/hda1 /mnt/gentoo/boot
Catatan: Jika anda ingin agar /tmp anda diletakkan di partisi terpisah, jangan lupa mengubah perizinannya setelah proses mount: chmod 1777 /mnt/gentoo/tmp. Hal ini juga berlaku untuk /var/tmp.
Kita juga perlu me-mount filesystem proc (penghubung kernel virtual) di /proc. Tetapi, pertama kita perlu menyalin file-file kita di partisi.
Lanjutkan ke Instalasi File-file Instalasi Gentoo.

5. Instalasi File Instalasi Gentoo

5.a. Instalasi Stage
Sebelum melanjutkan, anda perlu memeriksa tanggal/waktu sistem anda dan memperbaruinya. Jam yang tidak diatur dengan benar dapat menyebabkan hasil yang aneh nantinya!
Untuk mengetahui tanggal/waktu sistem saat ini, jalankan date:
Daftar Kode 1.1: Memeriksa tanggal/waktu
# date
Fri Mar 29 16:21:18 UTC 2005
Jika tanggal/waktu yang ditampilkan salah, perbaruilah dengan perintah date MMDDhhmmYYYY (Month/bulan, Day/hari, hour/jam, minute/menit, dan Year/tahun). Untuk saat ini anda harus menggunakan waktu UTC. Anda dapat menentukan zona waktu anda nanti. Misalnya, untuk mengatur tanggal menjadi 29 Maret, 16:21 di tahun 2005:
Daftar Kode 1.2: Pengaturan tanggal/waktu UTC
# date 032916212005
Langkah selanjutnya yang perlu anda lakukan adalah menginstal tarbal stage3 ke sistem anda. Anda memiliki pilihan untuk mendownload tarbal yang diperlukan dari internet atau, jika anda boot dari salah satu CD atau LiveDVD Instalasi Universal Gentoo, salin stage tersebut dari CD. Jika anda memiliki CD Universal dan stage yang anda inginkan tersedia di CD, mendownloadnya lagi dari internet hanya menyia-nyiakan waktu dan bandwidth karena file stage tersebut biasanya sama. Perintah uname -m dapat digunakan untuk membantu anda memutuskan stage mana yang harus didownload.
CD Minimal dan LiveCD tidak berisi stage3, namun LiveDVD memilikinya.
5.b. Default: Menggunakan Stage dari Internet
Masuklah ke titik mount Gentoo tempat anda me-mount filesystem anda (kemungkinan besar /mnt/gentoo):
Daftar Kode 2.1: Masuk ke titik mount Gentoo
# cd /mnt/gentoo
Tergantung pada media instalasi anda, tersedia beberapa utilitas untuk mendownload stage. Jika program links tersedia, maka anda dapat langsung membuka daftar mirror Gentoo dan memilih mirror yang dekat dengan anda.
Jika links tidak tersedia, anda seharusnya memiliki lynx. Jika anda harus melewati proxy, export-lah variabel http_proxy dan ftp_proxy:
Daftar Kode 2.2: Pengaturan informasi proxy untuk lynx
# export http_proxy="http://proxy.server.com:port"
# export ftp_proxy="http://proxy.server.com:port"
Sekarang kami anggap anda sudah memiliki links.
Masuk ke direktori releases/x86/2008.0/. Di sana, anda seharusnya akan melihat semua file stage yang tersedia untuk arsitektur anda (mungkin disimpan di dalam subdirektori tiap sub arsitektur). Pilih satu lalu tekan D untuk mendownloadnya. Setelah selesai, tekan Q untuk keluar dari browser.
Kebanyakan pengguna PC seharusnya menggunakan stage3-i686-2008.0_beta1.tar.bz2 stage3. Semua PC modern dianggap i686. Jika anda menggunakan PC lama, bacalah daftar prosesor kompatibel dengan i686 di Wikipedia. Prosesor lama seperti Pentium, K5, K6, atau Via C3 dan yang semisalnya harus menggunakan stage3 x86. Prosesor yang lebih tua dari i486 tidak didukung.
Daftar Kode 2.3: Membuka daftar mirror dengan links
# links http://www.gentoo.org/main/en/mirrors.xml

(Jika anda memerlukan dukungan proxy dengan links:)
# links -http-proxy proxy.server.com:8080 http://www.gentoo.org/main/en/mirrors.xml
Pastikan anda mendownload tarbal stage3 - instalasi dengan tarbal stage1 atau stage2 sudah tidak lagi didukung.
Jika anda ingin memeriksa keadaan tarbal stage yang anda download, gunakan program md5sum dan bandingkan hasilnya dengan checksum MD5 yang disediakan di mirror.
Daftar Kode 2.4: Pemeriksaan keadaan tarbal stage
# md5sum -c stage3-i686-2008.0_beta1.tar.bz2.DIGESTS
stage3-i686-2008.0_beta1.tar.bz2: OK
Sekarang ekstrak stage yang telah anda download ke sistem anda. Kita akan menggunakan tar, karena cara ini paling mudah:
Daftar Kode 2.5: Ekstrak stage
# tar xvjpf stage3-*.tar.bz2
Pastikan anda menggunakan opsi-opsi yang sama (xvjpf). Opsi x merupakan singkatan dari Extract, opsi v adalah verbose untuk melihat apa saja yang sedang terjadi ketika proses ekstrak berlangsung (opsional), opsi j adalah Decompress with bz2, opsi p adalah Preserve permissions dan opsi f artinya ekstrak sebuah file, bukan standard input.
Catatan: CD Instalasi dan imej boot untuk beberapa arsitektur (mis. MIPS) bergantung pada tar yang dikompilasi di BusyBox yang untuk saat ini belum mendukung opsi v. Untuk itu gunakan opsi xjpf.
Setelah stage terinstal, lanjutkan ke Instalasi Portage.
5.c. Instalasi Portage
Sekarang anda harus menginstal snapshot portage, yaitu kumpulan file yang menginformasikan Portage tentang software apa saja yang dapat anda instal, profil apa saja yang tersedia, dll.
Masuklah ke titik mount tempat anda me-mount filesystem anda. (biasanya di /mnt/gentoo):
Daftar Kode 3.1: Masuk ke titik mount Gentoo
# cd /mnt/gentoo
Jalankan links (atau lynx) kemudian masuk ke daftar mirror Gentoo. Pilih mirror yang dekat dengan lokasi anda kemudian masuk ke direktori snapshots/. Dari sana, downloadlah snapshot Portage terbaru (portage-latest.tar.bz2) dengan memilih, kemudian menekan D.
Daftar Kode 3.2: Membuka daftar mirror Gentoo
# links http://www.gentoo.org/main/en/mirrors.xml
Sekarang keluar dari browser dengan menekan Q. Anda telah memiliki snapshot Portage di /mnt/gentoo.
Jika anda ingin memeriksa integritas snapshot yang baru di-download, gunakan md5sum kemudian bandingkan output-nya dengan MD5 checksum yang tersedia di mirror.
Daftar Kode 3.3: Memeriksa integritas snapshot portage
# md5sum -c portage-latest.tar.bz2.md5sum
portage-latest.tar.bz2: OK
Pada langkah selanjutnya, kita akan mengekstrak snapshot portage ke system anda. Pastikan anda menggunakan perintah yang sama; opsi terakhir merupakan huruf kapital C, bukan c.
Daftar Kode 3.4: Ekstrak snapshot portage
# tar xvjf /mnt/gentoo/portage-latest.tar.bz2 -C /mnt/gentoo/usr
5.d. Konfigurasi Opsi Kompilasi
Untuk mengoptimasi Gentoo, anda dapat mengatur beberapa variabel yang mengendalikan tingkah laku Portage. Variabel-variabel tersebut dapat ditetapkan sebagai variabel lingkungan (dengan perintah export) tetapi tidak permanen. Untuk menyimpan pengaturan anda, Portage menyediakan file /etc/make.conf, yaitu file konfigurasi Portage. File inilah yang akan kita edit sekarang.
Catatan: Daftar variabel-variabel lengkap yang diberikan komentar bisa anda baca di /mnt/gentoo/etc/make.conf.example. Agar proses instalasi Gentoo anda sukses, anda hanya perlu mengatur variabel-variabel yang dijelaskan di bawah ini.
Jalankan editor favorit anda (pada dokumen ini, kami menggunakan nano) agar anda dapat mengubah variabel-variabel optimasi yang akan kami jelaskan.
Daftar Kode 4.1: Membuka /etc/make.conf
# nano -w /mnt/gentoo/etc/make.conf
Seperti yang anda lihat, file make.conf.example diurutkan dengan cara yang umum: baris-baris yang merupakan komentar dimulai dengan tanda "#", baris-baris lain menentukan variabel dengan sintaks VARIABLE="content". File make.conf menggunakan sintaks yang sama. Sebagian dari variabel tersebut akan kita diskusikan nanti.
Variabel CHOST menentukan untuk arsitektur apa gcc harus mengkompilasi program. Variabel ini seharusnya sudah diisi dengan nilai yang benar. Jangan diubah karena bisa merusak sistem anda. Jika menurut anda variabel CHOST tidak benar, anda mungkin menggunakan tarbal stage3 yang salah.
Variabel CFLAGS dan CXXFLAGS menentukan flag-flag optimasi untuk compiler C dan C++ gcc. Walaupun kita menetapkan variabel tersebut secara umum di sini, anda hanya akan mendapatkan performa maksimal jika anda mengoptimasi flag-flag ini untuk setiap program secara terpisah. Alasannya adalah, karena setiap program berbeda.
di file make.conf, anda sebaiknya menentukan flag-flag optimasi yang anda rasa akan membuat sistem anda lebih responsif secara umum. Jangan gunakan nilai-nilai percobaan pada variabel ini; optimasi yang terlalu tinggi dapat membuat program bertingkah laku aneh (crash, atau bahkan, tidak dapat berfungsi sama sekali).
Kami tidak akan menjelaskan semua opsi optimasi. Jika anda ingin mengetahui opsi-opsi tersebut, bacalah Manual Online GNU atau halaman info gcc (info gcc -- hanya dapat dijalankan pada sistem Linux). File make.conf.example sendiri berisi banyak contoh dan informasi; jangan lupa untuk membaca file ini juga.
Pengaturan pertama adalah flag -march= atau -mtune=yang menentukan nama arsitektur target. Opsi-opsi yang dapat anda gunakan bisa anda ketahui dari penjelasan di dalam file make.conf.example(sebagai komentar).
Pengaturan kedua adalah flag -O (O adalah huruf besar O, bukan nol), yang menentukan tingkatan optimasi gcc. Tingktan yang tersedia adalah s (optimasi size/ukuran), 0 (nol - tidak dioptimasi), 1, 2 atau 3 untuk optimasi kecepatan (setiap tingkatan memiliki flag yang sama dengan tingkatan sebelumnya, dengan beberapa tambahan). -O2 adalah pengaturan default yang dianjurkan.
Flag-flag optimasi populer lainnya adalah -pipe (gunakan pipe daripada file-file sementara untuk berkomunikasi antara berbagai stage pada saat kompilasi).
Kami ingatkan anda bahwa penggunaan -fomit-frame-pointer (tidak menyimpan pointer frame di register untuk fungsi-fungsi yang tidak memerlukannya) kemungkinan bisa berakibat serius ketika melakukan debug pada beberapa aplikasi!
Ketika anda menetapkan variabel CFLAGS dan CXXFLAGS, anda sebaiknya mengkombinasikan beberapa flag-flag optimasi. Nilai default dari stage3 sudah cukup bagus. Berikut ini hanyalah contoh:
Daftar Kode 4.2: Menentukan variabel CFLAGS dan CXXFLAGS
CFLAGS="-O2 -march=i686 -pipe"
# Menggunakan pengaturan yang sama untuk kedua variabel
CXXFLAGS="${CFLAGS}"
Pada variabel MAKEOPTS, anda dapat menentukan berapa banyak kompilasi paralel yang akan dijalankan ketika anda menginstal sebuah paket. Pilihan yang bagus adalah jumlah CPU di sistem anda tambah satu, tetapi aturan ini tidaklah selalu sempurna.
Daftar Kode 4.3: MAKEOPTS untuk sistem 1 CPU umum
MAKEOPTS="-j2"
Edit file /mnt/gentoo/etc/make.conf sesuai dengan kebutuhan anda lalu simpan (pengguna nano harus menekan Ctrl-X). Anda sekarang dapat melanjutkan ke Instalasi Sistem Dasar Gentoo.

6. Instalasi Sistem Dasar Gentoo

6.a. Chroot
Untuk mendownload source code dengan cepat, anda dianjurkan untuk memilih sebuah mirror yang kencang. Portage akan memeriksa variable GENTOO_MIRRORS di /etc/make.conf dan menggunakan mirror yang tercantum. Anda bisa melihat daftar mirror kami dan mencari satu mirror (atau lebih) yang dekat dengan anda (karena biasanya inilah yang paling kencang), tetapi kami juga menyediakan sebuah utilitas mirrorselect yang menyediakan antarmuka yang bagus bagi anda untuk memilih mirror yang anda inginkan.
Daftar Kode 1.1: Menggunakan mirrorselect untuk variabel GENTOO_MIRRORS
# mirrorselect -i -o >> /mnt/gentoo/etc/
Peringatan: Jangan memilih mirror IPv6 apapun. Stage kami untuk saat ini belum mendukung IPv6.
Pengaturan penting kedua adalah SYNC di make.conf. Variabel ini berisi server rsync yang ingin anda gunakan ketika memperbarui pohon Portage anda (kumpulan ebuild, skrip yang berisi seluruh informasi yang dibutuhkan oleh Portage untuk mendownload dan menginstal software). Walaupun anda boleh menentukan server SYNC secara manual, mirrorselect dapat memudahkannya untuk anda:
Daftar Kode 1.2: Memilih mirror rsync dengan mirrorselect
# mirrorselect -i -r -o >> /mnt/gentoo/etc/make.conf
Setelah menjalankan mirrorselect, sebaiknya anda memeriksa kembali semua pengaturan di /mnt/gentoo/etc/make.conf.
Satu hal yang masih harus dilakukan sebelum kita memasuki lingkungan baru adalah menyalin informasi DNS di file /etc/resolv.conf. Anda harus melakukan langkah ini untuk memastikan koneksi jaringan anda tetap berfungsi setelah memasuki lingkungan baru. File /etc/resolv.conf berisi nameserver untuk jaringan anda.
Daftar Kode 1.3: Menyalin informasi DNS
(Opsi "-L" diperlukan untuk menghindari penyalinan symlink)
# cp -L /etc/resolv.conf /mnt/gentoo/etc/resolv.conf
Mount filesystem /proc ke /mnt/gentoo/proc agar proses instalasi dapat menggunakan informasi dari kernel walaupun berada di lingkungan chroot, kemudian mount-bind filesystem /dev.
Daftar Kode 1.4: Mount /proc dan /dev
# mount -t proc none /mnt/gentoo/proc
# mount -o bind /dev /mnt/gentoo/dev
Setelah semua partisi diciptakan dan lingkungan dasar terinstal, sekarang saatnya untuk memasuki lingkungan instalasi baru kita dengan melakukan chroot ke dalamnya. Artinya, kita berpindah tempat dari lingkungan instalasi kita saat ini (CD Instalasi atau media instalasi lain) ke sistem instalasi anda (yaitu partisi-partisi yang baru diciptakan).
Proses chroot ini dilakukan dengan tiga langkah. Pertama, kita akan memindahkan root dari / (di media instalasi) ke /mnt/gentoo (di partisi anda) dengab perintah chroot. Kemudian, kita akan menciptakan sebuah lingkungan baru dengan perintah env-update, yang akan menciptakan variabel-variabel lingkungan. Terakhir, kita akan memuat variabel-variabel tersebut dengan perintah source.
Daftar Kode 1.5: Melakukan chroot ke lingkungan baru
# chroot /mnt/gentoo /bin/bash
# env-update
>> Regenerating /etc/ld.so.cache...
# source /etc/profile
# export PS1="(chroot) $PS1"
Selamat! Sekarang anda sudah berada di lingkungan Gentoo Linux baru anda. Tentu saja, ini masih jauh dari selesai, karena proses instalasi masih memiliki beberapa bagian lagi :-)
6.b. Konfigurasi Portage
Sekarang anda harus memperbarui pohon Portage anda ke versi yang paling baru. emerge --sync dapat melakukannya untuk anda.
Daftar Kode 2.1: Memperbarui pohon portage
# emerge --sync
(Jika anda menggunakan terminal (konsol) yang lambat seperti beberapa
konsol framebuffer atau konsol serial, anda dapat menambahkan opsi --quiet
untuk mempercepat proses ini:)
# emerge --sync --quiet
Jika anda menggunakan firewall yang menghalangi jalur rsync, anda dapat menggunakan emerge-webrsync yang akan mendownload dan menginstal snapshot portage untuk anda.
Jika anda mendapatkan pesan bahwa versi Portage yang lebih baru telah tersedia dan anda sebaiknya memperbarui portage, anda harus melakukannya sekarang juga dengan perintah emerge --oneshot portage.
Pertama, penjelasan singkat tentang profil.
Profil adalah sebuah blok bangunan untuk sitem Gentoo. Profil tidak hanya menentukan nilai-nilai default untuk CHOST, CFLAGS dan variabel penting lainnya, tetapi juga mengunci sistem pada versi-versi paket dalam tingkatan tertentu.
Sebelumnya, profil jarang sekali disentuh oleh pengguna. Namun begiru, ada beberapa situasi ketika anda dapat memutuskan apakah penggantian profil memang diperlukan.
Anda dapat mengetahui profil yang sedang anda gunakan sekarang dengan perintah berikut:
Daftar Kode 2.2: Memeriksa profil sistem
# ls -FGg /etc/make.profile
lrwxrwxrwx  1 48 Apr  8 18:51 /etc/make.profile -> ../usr/portage/profiles/default-linux/x86/2008.0
Profil default menyediakan sistem berbasis kernel 2.6. Inilah profil default yang dianjurkan, namun anda juga memiliki opsi untuk memilih profil yang lain.
Tersedia juga subprofil desktop dan server untuk sebagian arsitektur. Lihatlah isi profil 2008.0 untuk mengetahui apakah subprofil untuk arsitektur anda tersedia. Anda juga mungkin ingin melihat file make.defaults dari subprofil desktop untuk mengetahui apakah isinya sesuai dengan kebutuhan anda.
Setelah melihat semua profil yang tersedia untuk arsitektur anda, anda boleh mengganti profil jika ingin:
Daftar Kode 2.3: Mengganti profil
# ln -snf /usr/portage/profiles/<nama profile> /etc/make.profile
USE merupakan salah satu variabel paling mengagumkan yang disediakan oleh Gentoo untuk para penggunanya. Sejumlah program dapat dikompilasi dengan atau tanpa dukungan tambahan terhadap beberapa hal. Sebagai contoh, beberapa program dapat dikompilasi dengan dukungan gtk, atau dengan dukungan qt. Program-program lainnya dapat dikompilasi dengan atau tanpa dukungan SSL. Beberapa program bahkan dapat dikompilasi dengan dukungan framebuffer (svgalib) sebagai ganti X11 (X-server).
Kebanyakan distro Linux mengkompilasi paket-paketnya dengan dukungan sebanyak mungkin, yang akhirnya memperbesar ukuran program dan memperpanjang waktu yang diperlukan untuk menjalankan program tersebut, dan banyaknya dependensi yang diperlukan. Dengan Gentoo, anda dapat menentukan opsi apa saja yang harus dikompilasi pada sebuah paket. Di sinilah variabel USE berperan penting.
Dengan variabel USE, anda dapat menentukan kata kunci yang tertuju pada opsi kompilasi. Sebagai contoh, ssl akan mengkompilasi dukungan ssl untuk program yang mendukungnya. -X akan menonaktifkan dukungan server X (perhatikan tanda minus di depannya). gnome gtk -kde -qt3 -qt4 akan mengkompilasi program-program anda dengan dukungan gnome (dan gtk), tanpa dukungan kde (dan qt), sehingga sistem anda akan lebih ramping untuk GNOME.
Pengaturan default USE disimpan di file /etc/make.profile/make.defaults. Pengaturan yang anda tetapkan di file /etc/make.conf akan dikalkulasikan dengan pengaturan default. Jika anda menambahkan sebuah kata kunci pada pengaturan USE, kata kunci tersebut akan ditambahkan pada daftar default. Sebaliknya, jika anda menghapus sebuah kata kunci dari pengaturan USE (dengan menambahkan tanda minus di depannya), kata kunci tersebut akan dihapus dari daftar default (tentu saja, jika sebelumnya kata kunci tersebut berada di dalam daftar default). Jangan pernah mengubah sesuatu di dalam direktori /etc/make.profile; isi direktori tersebut akan ditimpa setiap kali anda memperbarui pohon Portage!
Penjelasan lengkap tentang variabel USE bisa anda dapatkan pada bagian kedua dari Buku Pegangan Gentoo, Flag USE. Penjelasan lengkap tentang flag-flag USE yang tersedia bisa anda dapatkan di sistem anda pada file /usr/portage/profiles/use.desc.
Daftar Kode 2.4: Melihat flag USE yang tersedia
# less /usr/portage/profiles/use.desc
(Anda dapat menggulung layar dengan tanda panah, dan keluar dengan menekan 'q')
Sebagai contoh, kita akan melihat pengaturan USE untuk sistem berbasis KDE dengan dukungan DVD, ALSA dan CD-Recording:
Daftar Kode 2.5: Membuka file /etc/make.conf
# nano -w /etc/make.conf
Daftar Kode 2.6: Pengaturan USE
USE="-gtk -gnome qt3 qt4 kde dvd alsa cdr"
Anda mungkin hanya ingin menggunakan satu atau dua locales di sistem anda. Anda dapat menentukan locales yang akan anda butuhkan di /etc/locale.gen.
Daftar Kode 2.7: Membuka file /etc/locale.gen
# nano -w /etc/locale.gen
Berikut ini adalah pengaturan untuk mendapatkan locales English (United States) dan German (Germany) bersama format karakternya (seperti UTF-8).
Daftar Kode 2.8: Menentukan locales
en_US/ISO-8859-1
en_US.UTF-8/UTF-8
de_DE/ISO-8859-1
de_DE@euro/ISO-8859-15
Langkah berikutnya adalah menjalankan locale-gen. Perintah ini akan mengaktifkan semua locales yang telah anda tentukan di dalam file /etc/locale.gen.
Sekarang lanjutkan ke Konfigurasi Kernel.

7. Konfigurasi Kernel

7.a. Zona Waktu (Timezone)
Pertama, anda perlu memilih zona waktu anda dari /usr/share/zoneinfo, lalu salin ke /etc/localtime dan tetapkan di /etc/conf.d/clock. Hindari penggunaan zona waktu /usr/share/zoneinfo/Etc/GMT* karena namanya tidak mengindikasikan zona yang diharapkan. Misalnya, GMT-8 sesungguhnya adalah GMT+8.
Daftar Kode 1.1: Mengatur zona waktu
# ls /usr/share/zoneinfo
(Misalnya anda ingin menggunakan Jakarta)
# nano -w /etc/conf.d/clock
TIMEZONE="Asia/Jakarta"
# cp /usr/share/zoneinfo/Asia/Jakarta /etc/localtime
7.b. Instalasi Source Kernel
Inti/jantung dari semua distro adalah kernel Linux. Kernel merupakan sebuah lapisan antara program-program pengguna dengan hardware sistem. Gentoo menyediakan beberapa kernel kepada para penggunanya. Sebuah daftar lengkap beserta penjelasannya bisa anda dapatkan di Panduan Kernel Gentoo.
Untuk sistem berbasis x86 Gentoo menyediakan, di antara kernel-kernel lainnya, gentoo-sources (kernel yang telah dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan).
Pilihlah kernel anda lalu instal dengan perintah emerge.
Daftar Kode 2.1: Instalasi kernel
# emerge gentoo-sources
Jika anda melihat isi direktori /usr/src, anda akan menemukan link simbolik (symlink) bernama linux yang menunjuk ke kernel gentoo-sources-2.6.23-r8. Versi anda mungkin berbeda, jadi ingatlah ini.
Daftar Kode 2.2: Melihat symlink kernel
# ls -l /usr/src/linux
lrwxrwxrwx    1 root     root           12 Oct 13 11:04 /usr/src/linux -> linux-2.6.23-r8
Sekarang saatnya untuk mengkonfigurasi dan kompilasi kernel. Anda dapat menggunakan genkernel untuk melakukannya, yang akan menciptakan sebuah kernel generik seperti yang digunakan oleh CD Instalasi. Kami akan menjelaskan cara konfigurasi secara "manual" dahulu, karena cara ini adalah cara terbaik untuk mengoptimasi sistem anda.
Jika anda ingin mengkonfigurasi kernel anda secara manual, lanjutkan ke Default: Konfigurasi Manual. Jika anda ingin menggunakan genkernel, sebaiknya anda membaca bagian Alternatif: Menggunakan genkernel.
7.c. Default: Konfigurasi Manual
Konfigurasi kernel secara manual sering dianggap sebagai langkah tersulit yang harus dijalankan oleh setiap pengguna Linux. Memang benar -- setelah mengkonfigurasi beberapa kernel, anda tidak akan lagi ingat bahwa cara tersebut sulit ;-)
Bagaimanapun juga, satu hal selalu benar: anda harus mengenal sistem anda sebelum mulai mengkonfigurasi kernel secara manual. Banyak informasi yang bisa anda dapatkan dengan menginstal pciutils (emerge pciutils) yang berisi lspci. Anda juga dapat menggunakan lspci dari dalam lingkungan chroot. Abaikan saja peringatan pcilib (seperti pcilib: cannot open /sys/bus/pci/devices) yang diberikan oleh lspci. Anda juga dapat menggunakan lspci dari lingkungan non-chroot. Hasilnya sama saja. Selain itu, anda juga dapat menjalankan lsmod untuk melihat modul kernel apa saja yang digunakan oleh CD Instalasi (tampilan tersebut mungkin memberi gambaran bagi anda tentang opsi apa saja yang harus diaktifkan).
Sekarang, masuklah ke direktori kernel anda dan jalankan make menuconfig. Perintah ini akan menjalankan menu konfigurasi berbasis ncurses.
Daftar Kode 3.1: Menjalankan menuconfig
# cd /usr/src/linux
# make menuconfig
Anda akan menemukan beberapa seksi konfigurasi. Pertama kami akan menjelaskan beberapa opsi yang harus anda aktifkan (jika tidak, Gentoo tidak dapat berjalan dengan benar tanpa tweak tambahan).
Pastikan agar setiap driver yang diperlukan untuk mem-boot sistem anda (mis. SCSI Controller, ...) dikompilasi di kernel, dan bukan sebagai modul, jika tidak, sistem anda tidak akan bisa boot dengan sempurna.
Sekarang pilih tipe prosesor yang tepat:
Daftar Kode 3.2: Memilih tipe prosesor yang tepat
Processor type and features --->
  (Gantikan sesuai sistem anda)
  (Athlon/Duron/K7) Processor family
Sekarang masuklah ke File Systems dan aktifkan dukungan untuk filesystem yang anda gunakan. Jangan kompilasi dukungan tersebut sebagai modul, jika tidak, sistem Gentoo anda tidak akan dapat me-mount partisi-partisi anda. Aktifkan juga Virtual memory dan /proc file system.
Daftar Kode 3.3: Memilih filesystem yang diperlukan
File systems --->
  Pseudo Filesystems --->
    [*] /proc file system support
    [*] Virtual memory file system support (former shm fs)

(Aktifkan satu atau lebih opsi-opsi berikut sesuai dengan kebutuhan sistem anda)
  <*> Reiserfs support
  <*> Ext3 journalling file system support
  <*> JFS filesystem support
  <*> Second extended fs support
  <*> XFS filesystem support
Daftar Kode 3.4: Memilih filesystem yang diperlukan
File systems --->
  Pseudo Filesystems --->
    [*] /proc file system support
    [*] Virtual memory file system support (former shm fs)

(Aktifkan satu atau lebih opsi-opsi berikut sesuai dengan kebutuhan sistem anda)
  <*> Reiserfs support
  <*> Ext3 journalling file system support
  <*> JFS filesystem support
  <*> Second extended fs support
  <*> XFS filesystem support
Jika anda menggunakan PPPoE untuk koneksi internet atau modem dial-up, anda memerlukan opsi-opsi berikut di kernel:
Kedua opsi kompresi tidak berbahaya tetapi tidak benar-benar diperlukan, begitu juga dengan opsi PPP over Ethernet, opsi-opsi tersebut mungkin hanya digunakan oleh ppp jika dikonfigurasi untuk melakukan koneksi PPPoE modus kernel.
Jika anda memerlukannya, jangan lupa untuk mengikutsertakan dukungan kernel untuk kartu jaringan anda.
Jika anda memiliki prosesor Intel yang mendukung HyperThreading(tm), atau anda memiliki sistem multi-CPU, anda sebaiknya mengaktifkan "Symmetric multi-processing support":
Daftar Kode 3.5: Aktivasi dukungan SMP
Processor type and features  --->
  [*] Symmetric multi-processing support
Catatan: Pada sistem multi-core, setiap core dianggap sebagai satu prosesor.
Jika anda menggunakan perangkat input USB (seperti Keyboard atau Mouse), jangan lupa untuk mengaktifkan dukungannya juga:
Daftar Kode 3.6: Aktivasi dukungan USB untuk Perangkat Input
Device Drivers --->
  USB Support --->
    <*>   USB Human Interface Device (full HID) support
Bagi pengguna PCMCIA, jangan lupa juga untuk mengaktifkan dukungan untuk kartu bridge PCMCIA yang ada di sistem anda:
Daftar Kode 3.7: Aktivasi dukungan PCMCIA
Bus options (PCI, PCMCIA, EISA, MCA, ISA)  --->
  PCCARD (PCMCIA/CardBus) support  --->
    <*> PCCard (PCMCIA/CardBus) support
(pilih 16 bit jika anda memerlukan dukungan untuk kartu PCMCIA lama, kebanyakan pengguna menginginkan ini.)
    <*>   16-bit PCMCIA support
    [*]   32-bit CardBus support
(pilih bridges yang sesuai di bawah ini)
    --- PC-card bridges
    <*> CardBus yenta-compatible bridge support (NEW)
    <*> Cirrus PD6729 compatible bridge support (NEW)
    <*> i82092 compatible bridge support (NEW)
    <*> i82365 compatible bridge support (NEW)
    <*> Databook TCIC host bridge support (NEW)
Setelah anda selesai mengkonfigurasi kernel, lanjutkan ke Kompilasi dan instalasi kernel.
Setelah kernel anda dikonfigurasi, sekarang saatnya untuk mengkompilasi dan menginstalnya. Keluarlah dari menu konfigurasi dan mulailah proses kompilasi:
Daftar Kode 3.8: Kompilasi kernel
# make && make modules_install
Setelah kernel selesai dikompilasi, salin imej kernel tersebut ke /boot. Gunakan nama apapun yang anda rasa cocok untuk pilihan anda dan ingatlah karena anda akan memerlukannya nanti pada saat mengkonfigurasi bootloader. Jangan lupa untuk mengganti ${nama-kernel} dengan nama dan versi kernel anda.
Daftar Kode 3.9: Instalasi kernel
# cp arch/i386/boot/bzImage /boot/${nama-kernel}
Sekarang lanjutkan dengan Modul-Modul Kernel.
7.d. Alternatif: Menggunakan genkernel
Jika anda membaca bagian ini, berarti anda memilih menggunakan skrip genkernel kami untuk mengkonfigurasi kernel bagi anda.
Setelah source kernel anda terinstal, sekarang saatnya untuk mengkompilasi kernel anda dengan skrip genkernel kami untuk membangun kernel secara otomatis. genkernel bekerja dengan mengkonfigurasi kernel yang hampir sama dengan cara kernel CD Instalasi kami dikonfigurasi. Hal ini berarti, jika anda menggunakan genkernel untuk membangun kernel, sistem anda akan secara umum mendeteksi semua perangkat keras anda pada saat boot, seperti yang dilakukan oleh CD Instalasi kami. Karena genkernel tidak memerlukan konfigurasi kernel secara manual, cara ini merupakan cara yang ideal bagi para pengguna yang belum terbiasa mengkompilasi kernel mereka sendiri.
Sekarang, mari kita lihat cara menggunakan genkernel. Pertama, emerge paket genkernel:
Daftar Kode 4.1: Emerge genkernel
# emerge genkernel
Kemudian, salinlah konfigurasi kernel yang digunakan oleh CD Instalasi ke lokasi yang akan diperiksa oleh genkernel sebagai konfigurasi default kernel.
Daftar Kode 4.2: Menyalin konfigurasi kernel CD Instalasi
# zcat /proc/config.gz > /usr/share/genkernel/x86/kernel-config-2.6
Lalu, kompilasilah kernel anda dengan menjalankan perintah genkernel all. Perlu diketahui juga, karena genkernel mengkompilasi kernel yang mendukung hampir semua perangkat keras, kompilasi ini akan berjalan cukup lama!
Catat juga, jika partisi boot anda tidak menggunakan ext2 atau ext3 sebagai filesystem-nya, anda mungkin perlu mengkonfigurasi kernel anda secara manual menggunakan perintah genkernel --menuconfig all dan tambahkan dukungan untuk filesystem anda di kernel (bukan sebagai modul). Pengguna EVMS2 atau LVM2 mungkin juga ingin menambahkan --evms2 atau --lvm2 sebagai argumen.
Daftar Kode 4.3: Menjalankan genkernel
# genkernel all
Setelah genkernel selesai, sebuah kernel, kumpulan lengkap modul, dan initial root disk (initrd) akan diciptakan. Kita akan menggunakan kernel dan initrd tersebut pada saat mengkonfigurasi bootloader nantinya. Catat nama kernel dan initrd ini karena anda akan memerlukannya nanti pada saat menulis file konfigurasi bootloader. initrd akan dijalankan secara otomatis pada saat boot untuk melakukan otodeteksi perangkat keras (hardware) (seperti CD Instalasi) sebelum sistem "asli" dijalankan.
Daftar Kode 4.4: Memeriksa nama kernel dan initrd yang baru diciptakan
# ls /boot/kernel* /boot/initramfs*
7.e. Modul-Modul Kernel
Sekarang anda harus mencantumkan semua modul yang ingin anda muat secara otomatis di /etc/modules.autoload.d/kernel-2.6. Anda boleh menambahkan opsi-opsi khusus jika diperlukan.
Untuk melihat modul apa saja yang tersedia, jalankan perintah find berikut ini. Jangan lupa untuk mengganti "<kernel version>" dengan versi kernel yang baru saja anda kompilasi:
Daftar Kode 5.1: Melihat modul yang tersedia
# find /lib/modules/<kernel version>/ -type f -iname '*.o' -or -iname '*.ko'
Misalnya, untuk memuat modul 3c59x.ko secara otomatis, sunting file kernel-2.6 dan cantumkan nama modul tersebut di dalamnya.
Daftar Kode 5.2: Menyunting /etc/modules.autoload.d/kernel-2.6
# nano -w /etc/modules.autoload.d/kernel-2.6
Daftar Kode 5.3: /etc/modules.autoload.d/kernel-2.6
3c59x
Sekarang lanjutkan dengan Konfigurasi Sistem.

8. Konfigurasi Sistem

8.a. Informasi Filesystem
Di Linux, semua partisi yang digunakan di sistem harus terdaftar di /etc/fstab. File ini berisi titik mount dari semua partisi tersebut (yang dapat ditemui pada struktur filesystem), cara partisi di-mount dan dengan opsi-opsi khusus apa saja (otomatis atau tidak, dapatkah user me-mount, dll.).
/etc/fstab menggunakan sebuah sintaks khusus. Setiap baris terdiri dari enam bagian, yang dipisahkan oleh spasi (spasi, tab, atau keduanya). Setiap bagian memiliki artinya tersendiri:
  • Bagian pertama berisi partisi yang dijelaskan (path ke file device tersebut)
  • Bagian kedua berisi titik mount tempat partisi tersebut di-mount
  • Bagian ketiga berisi filesystem yang digunakan oleh partisi tersebut
  • Bagian keempat berisi opsi mount yang digunakan oleh mount ketika me-mount partisi tersebut. Karena setiap filesystem memiliki opsi mount yang berbeda-beda, anda dianjurkan untuk membaca manual mount (man mount) untuk mendapatkan daftar yang lengkap. Opsi-opsi mount dipisahkan dengan koma.
  • Bagian kelima digunakan oleh dump untuk menentukan apakah partisi perlu di-dump atau tidak. Pada umumnya, anda dapat mengisi bagian ini dengan 0 (nol)
  • Bagian keenam digunakan oleh fsck untuk menentukan urutan dari filesystem yang akan diperiksa jika sistem tidak dimatikan dengan benar. Filesystem root seharusnya berisi angka 1 dan sisanya berisi angka 2 (atau 0 jika pemeriksaan filesystem tidak diperlukan)
Penting: File /etc/fstab default yang disediakan oleh Gentoo bukanlah file fstab yang benar, anda harus menulisfile /etc/fstab anda sendiri:
Daftar Kode 1.1: Membuka /etc/fstab
# nano -w /etc/fstab
Mari kita lihat cara menulis opsi-opsi untuk partisi /boot. Berikut ini hanyalah contoh, jika anda tidak membuat atau tidak dapat membuat /boot, jangan ditiru langsung.
Pada contoh partisi x86 default kita, /boot biasanya merupakan partisi /dev/hda1 (atau /dev/sda* jika anda menggunakan drive SATA atau SCSI) dengan ext2 sebagai filesystem-nya. Partisi ini perlu diperiksa selama proses boot, jadi kita isi dengan:
Daftar Kode 1.2: Contoh baris /boot di /etc/fstab
/dev/hda1   /boot     ext2    defaults      1 2
Bagi anda yang tidak ingin me-mount partisi /boot secara otomatis untuk meningkatkan keamanan sistem, gantikan defaults dengan noauto. Ini berarti anda perlu me-mount partisi ini secara manual setiap kali ingin menggunakannya.
Tambahkan baris-baris yang sesuai dengan skema partisi anda, juga baris untuk CD-ROM, dan tentunya, jika anda memiliki partisi atau drive lain, jangan lupa tambahkan juga.
Sekarang gunakan contoh di bawah ini untuk menciptakan /etc/fstab anda:
Daftar Kode 1.3: Contoh /etc/fstab lengkap
/dev/hda1   /boot        ext2    defaults,noatime     1 2
/dev/hda2   none         swap    sw                   0 0
/dev/hda3   /            ext3    noatime              0 1

/dev/cdrom  /mnt/cdrom   auto    noauto,user          0 0
Opsi auto memerintahkan mount untuk menebak filesystem (dianjurkan untuk media yang dapat dipindah-pindah karena media ini bisa diisi dengan berbagai filesystem) dan opsi user mengizinkan user non-root untuk me-mount CD.
Untuk meningkatkan performa, anda dapat menambahkan opsi mount noatime, yang akan menjadikan sistem anda lebih kencang karena waktu akses tidak didaftarkan (karena biasanya memang tidak diperlukan).
Periksa kembali file /etc/fstab anda, simpan dan keluarlah untuk melanjutkan ke bagian selanjutnya.
8.b. Informasi Jaringan
Salah satu pilihan yang harus dibuat oleh pengguna adalah memberi nama PC mereka. Hal ini tampaknya mudah, tetapi banyak pengguna yang menemui kesulitan ketika mencari nama yang tepat untuk komputer mereka. Untuk mempersingkat waktu - nama yang anda pilih bisa anda ganti nantinya - anda boleh saja memberi nama sistem anda tux dan nama domainnya homenetwork.
Daftar Kode 2.1: Pengaturan nama host
# nano -w /etc/conf.d/hostname

(Isi variabel HOSTNAME dengan nama host anda)
HOSTNAME="tux"
Kemudian, jika anda memerlukan domainname, maka tentukan di /etc/conf.d/net. Anda hanya memerlukannya jika admin ISP atau jaringan anda memerintahkan anda untuk menggunakannya, atau jika anda menggunakan server DNS, bukan DHCP. Anda tidak perlu khawatir tentang DNS atau domainname jika jaringan anda menggunakan DHCP.
Daftar Kode 2.2: Pengaturan domainname
# nano -w /etc/conf.d/net

(Isi variabel dns_domain dengan nama domain anda)
dns_domain_lo="homenetwork"
Catatan: Jika anda memutuskan untuk tidak menetapkan domainname, anda dapat menghindari pesan "This is hostname.(none)" pada layar login dengan mengedit /etc/issue. Hapus saja .\O dari file tersebut.
Jika anda memiliki domain NIS (jika anda tidak mengetahuinya berarti anda tidak memilikinya), anda harus menetapkannya juga:
Daftar Kode 2.3: Pengaturan domainname NIS
# nano -w /etc/conf.d/net

(Isi variabel nis_domain dengan nama domain NIS anda)
nis_domain_lo="my-nisdomain"
Catatan: Untuk info lebih lanjut tentang konfigurasi DNS dan NIS, bacalah contoh yang terdapat di /etc/conf.d/net.example. Anda juga mungkin perlu menginstal openresolv untuk mempermudah pengaturan DNS/NIS anda.
Sebelum anda berpikir "Hey, kita sudah melakukannya", anda seharusnya ingat bahwa jaringan yang kita konfigurasi pada awal proses instalasi Gentoo ditujukan untuk instalasi. Sekarang, anda akan mengkonfigurasi jaringan untuk sistem Gentoo anda secara permanen.
Catatan: Penjelasan lebih rinci tentang jaringan, termasuk topik-topik lanjutan seperti bonding, bridging, 802.1Q VLANs atau jaringan nirkabel (wireless) terdapat di bagian Konfigurasi Jaringan Gentoo.
Seluruh informasi jaringan dikumpulkan di file /etc/conf.d/net. File tersebut menggunakan sintaks yang mudah tapi tidak mudah dimengerti. Jika anda tidak tahu cara mengatur jaringan secara manual, tidak usah takut, kami akan menjelaskan semuanya. Contoh-contoh (diberi komentar) untuk berbagai macam konfigurasi terdapat di /etc/conf.d/net.example.
DHCP digunakan secara default. Agar DHCP berfungsi dengan benar, anda perlu menginstal klien DHCP. Hal ini dijelaskan di Instalasi Utilitas Sistem yang Diperlukan. Jangan lupa untuk menginstal klien DHCP.
Jika anda perlu mengkonfigurasi jaringan anda karena harus menggunakan opsi khusus DHCP atau karena anda tidak menggunakan DHCP sama sekali, bukalah file /etc/conf.d/net dengan editor favorit anda (nano pada contoh ini):
Daftar Kode 2.4: Edit file /etc/conf.d/net
# nano -w /etc/conf.d/net
Anda akan melihat file berikut ini:
Daftar Kode 2.5: Default /etc/conf.d/net
# This blank configuration will automatically use DHCP for any net.*
  # scripts in /etc/init.d.  To create a more complete configuration,
  # please review /etc/conf.d/net.example and save your configuration
  # in /etc/conf.d/net (this file :]!).
Untuk memasukkan alamat IP, netmask dan gateway, anda perlu menentukan config_eth0 dan routes_eth0:
Daftar Kode 2.6: Pengaturan informasi IP untuk eth0 secara manual
config_eth0=( "192.168.0.2 netmask 255.255.255.0 brd 192.168.0.255" )
  routes_eth0=( "default gw 192.168.0.1" )
Untuk menggunakan DHCP dan opsi khusus DHCP, masukkan config_eth0 dan dhcp_eth0:
Daftar Kode 2.7: Mendapatkan alamat IP untuk eth0 secara otomatis
config_eth0=( "dhcp" )
  dhcp_eth0="nodns nontp nonis"
Bacalah /etc/conf.d/net.example untuk mengetahui semua opsi yang tersedia.
Jika anda memiliki banyak antarmuka jaringan, ulangi langkah-langkah di atas untuk config_eth1, config_eth2, dll.
Sekarang simpan konfigurasi anda kemudian keluar.
Agar antarmuka jaringan anda langsung diaktifkan ketika boot, anda perlu menambahkannya ke runlevel default.
Daftar Kode 2.8: Menambahkan net.eth0 ke runlevel default
# rc-update add net.eth0 default
Jika anda memiliki beberapa antarmuka jaringan, anda perlu menciptakan skrip init net.eth1, net.eth2 dll, yang sesuai. Anda dapat menggunakan ln untuk melakukannya:
Daftar Kode 2.9: Menciptakan skrip init tambahan
# cd /etc/init.d
# ln -s net.lo net.eth1
# rc-update add net.eth1 default
Sekarang anda perlu menginformasikan jaringan anda kepada Linux. Informasi ini ditetapkan di file /etc/hosts dan membantu dalam penerjemahan nama host ke alamat IP dari host yang tidak dapat diterjemahkan oleh nameserver anda. Anda perlu mencantumkan sistem anda. Anda juga mungkin ingin mencantumkan sistem lain yang ada di jaringan anda jika anda ingin mengatur sistem DNS internal anda.
Daftar Kode 2.10: Membuka file /etc/hosts
# nano -w /etc/hosts
Daftar Kode 2.11: Mengisi informasi jaringan
(Baris ini mencantumkan sistem yang sekarang)
127.0.0.1     tux.homenetwork tux localhost

(Cantumkan sistem-sistem lain yang ada di jaringan anda, semuanya
harus memiliki IP statis untuk dicantumkan dengan cara seperti ini.)
192.168.0.5   jenny.homenetwork jenny
192.168.0.6   benny.homenetwork benny
Simpan dan keluarlah dari editor untuk melanjutkan
Jika anda tidak memiliki PCMCIA, anda dapat langsung melanjutkan ke Informasi Sistem. Pengguna PCMCIA sebaiknya membaca bagian berikut tentang PCMCIA.
Pengguna PCMCIA harus menginstal paket pcmciautils:
Daftar Kode 2.12: Instalasi pcmciautils
# emerge pcmciautils
8.c. Informasi Sistem
Pertama-tama, kita tentukan password root dengan:
Daftar Kode 3.1: Menetapkan password root
# passwd
Gentoo menggunakan file /etc/rc.conf untuk konfigurasi umum sistem. Bukalah file /etc/rc.conf dan nikmati semua komentar di dalam file tersebut :-)
Daftar Kode 3.2: Membuka /etc/rc.conf
# nano -w /etc/rc.conf
Setelah anda selesai mengkonfigurasi /etc/rc.conf, simpanlah kemudian keluar.
Seperti yang dapat anda lihat, file ini berisi banyak komentar yang dapat membantu anda ketika mengatur variabel-variabel konfigurasi penting. Anda dapat mengkonfigurasi sistem anda untuk menggunakan unicode dan memilih editor default serta display manager (seperti gdm atau kdm).
Gentoo menggunakan /etc/conf.d/keymaps untuk menangani konfigurasi keyboard. Edit file ini untuk mengkonfigurasi keyboard anda.
Daftar Kode 3.3: Membuka /etc/conf.d/keymaps
# nano -w /etc/conf.d/keymaps
Perhatikan dengan baik variable KEYMAP: jika anda memilih KEYMAP yang salah, anda akan mendapatkan tampilan yang aneh ketika anda mengetik di keyboard anda.
Anda harus mencantumkan zona waktu yang sebelumnya telah anda salin ke /etc/localtime agar upgrade dari sys-libs/timezone-data dapat memperbarui /etc/localtime. Sebagai contoh, jika anda menggunakan zona waktu Jakarta, anda harus mencantumkan TIMEZONE="Asia/Jakarta" +
Setelah anda selesai mengkonfigurasi /etc/conf.d/keymaps, simpanlah kemudian keluar.
Gentoo menggunakan /etc/conf.d/clock untuk mengatur opsi jam (clock). Edit file ini sesuai kebutuhan anda.
Daftar Kode 3.4: Membuka /etc/conf.d/clock
# nano -w /etc/conf.d/clock
Jika jam hardware anda tidak menggunakan UTC, anda perlu menambahkan CLOCK="local" di file ini. Jika tidak, anda akan mendapatkan jam yang tidak stabil.
Setelah selesai mengkonfigurasi /etc/conf.d/clock, simpanlah kemudian keluar.
Lanjutkan dengan Instalasi Utilitas Sistem yang Diperlukan.

9. Instalasi Utilitas Sistem yang Diperlukan

9.a. Logger Sistem
Ada beberapa utilitas yang tidak tersedia di stage3 karena sebagian paket yang lain memiliki kegunaan yang sama. Sekarang anda bebas memilih utilitas apa saja yang ingin anda instal.
Utilitas pertama yang perlu anda pilih adalah utilitas yang menyediakan fasilitas logging untuk sistem anda. Unix dan Linux memiliki sejarah yang bagus sekali tentang kemampuan logging -- jika anda mau, anda dapat me-log segala hal yang terjadi di sistem anda di sebuah file log. Hal ini dilakukan oleh logger sistem.
Gentoo menyediakan beberapa logger sistem yang dapat anda pilih. Yaitu, sysklogd, yang merupakan logger sistem tradisional, syslog-ng, logger sistem advanced, dan metalog yang merupakan logger sistem yang sangat dapat dikonfigurasi. Logger-logger lainnya mungkin tersedia juga di Portage - jumlah paket yang tersedia selalu bertambah dalam hitungan hari.
Jika anda berencana untuk menginstal sysklogd atau syslog-ng, anda juga mungkin ingin menginstal logrotate setelah itu karena logger-logger sistem ini tidak menyediakan mekanisme rotasi untuk file-file log.
Untuk menginstal logger sistem pilihan anda, emerge-lah logger tersebut lalu tambahkan ke runlevel default dengan perintah rc-update. Contoh berikut ini akan menginstal syslog-ng. Tentu saja, gantikan dengan logger sistem pilihan anda:
Daftar Kode 1.1: Instalasi logger sistem
# emerge syslog-ng
# rc-update add syslog-ng default
9.b. Opsional: Daemon Cron
Berikutnya adalah cron daemon. Walaupun ini merupakan opsional dan tidak terlalu diperlukan oleh sistem anda, akan lebih bijaksana jika anda menginstalnya. Tetapi, apa itu daemon cron? Daemon cron menjalankan perintah-perintah yang telah dijadwalkan. Utilitas ini sangat berguna jika anda harus menjalankan beberapa program secara berkala (mis. per hari, per minggu, atau per bulan).
Gentoo menyediakan tiga daemon cron, yaitu: dcron, fcron dan vixie-cron. Cara menginstal utilitas ini sama dengan cara menginstal logger sistem. Namun begitu, dcron dan fcron memerlukan perintah konfigurasi tambahan, yaitu crontab /etc/crontab. Jika anda tidak yakin harus memilih yang mana, gunakanlah vixie-cron.
Kami hanya menyediakan vixie-cron untuk instalasi tanpa jaringan. Jika anda menginginkan daemon cron lainnya, anda dapat menunggu dan menginstal paket tersebut nantinya.
Daftar Kode 2.1: Instalasi cron daemon
# emerge vixie-cron
# rc-update add vixie-cron default
(Hanya jalankan jika anda memilih dcron atau fcron) # crontab /etc/crontab
9.c. Opsional: File Indexing
Jika anda ingin meng-index file-file di sistem anda agar dapat ditemukan dengan mudah dan cepat dengan menggunakan locate, anda harus menginstal sys-apps/slocate.
Daftar Kode 3.1: Instalasi slocate
# emerge slocate
9.d. Utilitas Filesystem
Tergantung pada filesystem yang anda gunakan, anda perlu menginstal utilitas filesystem yang diperlukan (untuk memeriksa integritas filesystem, menciptakan filesystem tambahan, dll.).
Tabel berikut berisi beberapa utilitas yang perlu anda instal jika anda menggunakan filesystem tertentu:
Filesystem Utilitas Perintah Instalasi
XFS xfsprogs emerge xfsprogs
ReiserFS reiserfsprogs emerge reiserfsprogs
JFS jfsutils emerge jfsutils
Jika anda menggunakan EVMS, anda juga perlu menginstal evms.
Daftar Kode 4.1: Instalasi utilitas EVMS
# USE="-gtk" emerge evms
USE="-gtk" akan mencegah instalasi dependensi. Jika anda ingin mengaktifkan tool grafis evms, anda bisa mengkompilasi ulang evms nanti.
9.e. Utilitas Jaringan
Jika anda tidak memerlukan utilitas lain yang berhubungan dengan jaringan (mis. ppp atau klien dhcp), lanjutkan ke Konfigurasi Bootloader.
Jika anda ingin agar Gentoo mendapatkan alamat IP secara otomatis untuk antarmuka jaringan anda, maka anda perlu menginstal dhcpcd (atau klien DHCP yang lain -- bacalah Jaringan Modular untuk mengetahui klien DHCP yang tersedia). Jika anda tidak melakukannya sekarang, anda mungkin tidak akan dapat terhubung ke internet setelah instalasi selesai.
Daftar Kode 5.1: Instalasi dhcpcd
# emerge dhcpcd
Jika anda memerlukan ppp untuk mendapatkan koneksi internet, maka anda perlu menginstalnya.
Daftar Kode 5.2: Instalasi ppp
# emerge ppp
Sekarang lanjutkan ke Konfigurasi Bootloader.

10. Konfigurasi Bootloader

10.a. Menentukan Pilihan
Setelah kernel anda dikonfigurasi dan dikompilasi, serta file-file konfigurasi sistem yang penting telah diisi dengan benar, saatnya untuk menginstal sebuah program yang akan menjalankan kernel ketika komputer dinyalakan. Program tersebut adalah bootloader.
Untuk x86, gentoo menyediakan GRUB dan LILO.
Namun sebelum kita menginstal bootloader, kami akan menunjukkan cara mengkonfigurasi framebuffer (pastinya dengan anggapan anda ingin menggunakannya). Dengan framebuffer, anda dapat menjalankan baris perintah Linux dengan beberapa fitur (terbatas), seperti menggunakan gambar bootsplash yang disediakan Gentoo).
Pertama, anda harus mengetahui jenis perangkat framebuffer apa yang sedang anda gunakan. Jika anda menggunakan kernel Gentoo yang telah ditambal (seperti gentoo-sources), anda akan memiliki kemungkinan untuk memilih vesafb-tng sebagai tipe driver VESA (yang merupakan default untuk kernel-kernel ini. Jika memang ini kasusnya, berarti anda menggunakan vesafb-tng dan tidak perlu menggunakan statemen vga. Jika bukan, berarti anda menggunakan driver vesafb dan perlu menggunakan statemen vga.
Statemen vga mengendalikan resolusi dan kedalaman warna layar framebuffer anda untuk vesafb. Seperti yang dijelaskan di /usr/src/linux/Documentation/fb/vesafb.txt (yang terinstal ketika anda menginstal paket source kernel), anda harus mencantumkan nomor VESA yang sesuai dengan resolusi dan kedalaman warna yang dibutuhkan.
Tabel di bawah ini menjabarkan resolusi-resolusi dan kedalaman warna dan menyesuaikannya dengan nilai yang harus anda cantumkan di statemen vga.

640x480 800x600 1024x768 1280x1024
256 0x301 0x303 0x305 0x307
32k 0x310 0x313 0x316 0x319
64k 0x311 0x314 0x317 0x31A
16M 0x312 0x315 0x318 0x31B
Statemen video mengatur opsi-opsi display framebuffer. Anda perlu mencantumkan driver framebuffer diikuti dengan statemen lain yang ingin anda aktifkan. Semua variabel dijelaskan di /usr/src/linux/Documentation/fb/vesafb.txt, Tiga opsi yang paling sering digunakan adalah:
Statemen Penjelasan
ywrap Dengan anggapan kartu grafis bisa melilit (wrap) di sekitar memori yang ada (yakni melanjutkan lagi dari awal ketika telah mencapai bagian akhir)
mtrr:n Pengaturan register MTRR. n bisa salah satu dari:
0 - disabled
1 - uncachable
2 - write-back
3 - write-combining
4 - write-through
mode (hanya uvesafb)
Menentukan resolusi, kedalaman warna dan refresh rate. Sebagai contoh, 1024x768-32@85 untuk resolusi 1024x768, kedalaman warna 32 bit, dan refresh rate 85 Hz.
Hasil dari dua statemen di atas bisa berupa vga=0x318 video=uvesafb:mtrr:3,ywrap atau video=vesafb:mtrr:3,ywrap,1024x768-32@85. Ingatlah (atau tulis) aturan ini; anda akan membutuhkannya sebentar lagi.
Sekarang lanjutkan dengan instalasi GRUB. atau LILO.
10.b. Default: Menggunakan GRUB
Bagian paling penting dalam mempelajari GRUB adalah berkenalan dengan cara GRUB menamai harddisk dan partisi. Partisi Linux /dev/hda1 (untuk drive IDE) atau /dev/sda1 (untuk drive SATA/SCSI anda kemungkinan besar akan dinamai (hd0,0) oleh GRUB. Perhatikan tanda kurung di sekitar hd0,0 - tanda kurung tersebut diperlukan.
Harddisk dihitung mulai dari nol bukan "a" dan partisi-partisi dimulai dari nol bukan satu. Anda juga perlu mengetahui bahwa untuk perangkat hd, hanya harddisk yang dihitung, bukan perangkat atapi-ide seperti cdrom dan cd-rw. Selain itu, penamaan yang sama berlaku juga untuk perangkat SCSI. (Biasanya perangkat SCSI mendapatkan nomor yang lebih tinggi daripada perangkat IDE, kecuali jika bios dikonfigurasi untuk boot dari perangkat SCSI). Ketika anda mengatur BIOS untuk boot ke harddisk lain (misalkan slave pertama), harddisk itulah yang dianggap sebagai hd0.
Anggap anda mempunyai sebuah harddisk di /dev/hda, sebuah cdrom di /dev/hdb, sebuah cd-rw di /dev/hdc, sebuah harddisk ke dua di /dev/hdd, dan tidak ada perangkat SCSI; /dev/hdd7 akan dinamai (hd1,6). Mungkin kedengarannya rumit, tetapi walaupun rumit, GRUB menyediakan mekanisme tab completion yang sangat berguna bagi mereka yang memiliki banyak harddisk dan partisi, juga bagi mereka yang kurang mengerti tentang skema penomoran GRUB.
Setelah anda terbiasa dengan skema penomoran GRUB, sekarang saatnya untuk menginstal GRUB.
Untuk menginstal GRUB, pertama mari kita emerge paketnya:
Daftar Kode 2.1: Instalasi GRUB
# emerge grub
Walaupun sekarang GRUB telah terinstal, kita masih perlu menuliskan file konfigurasinya dan menginstal GRUB di MBR, agar GRUB secara otomatis dapat mem-boot kernel yang baru anda buat. Ciptakan file /boot/grub/grub.conf dengan nano (atau, jika ada, editor lain):
Daftar Kode 2.2: Menulis file /boot/grub/grub.conf
# nano -w /boot/grub/grub.conf
Sekarang kita akan menulis isi grub.conf. Di bawah ini, anda akan menemukan dua contoh grub.conf untuk contoh skema partisi yang kita gunakan pada panduan ini. Kami hanya memberikan banyak komentar pada contoh grub.conf yang pertama. Pastikan anda menggunakan nama file imej kernel anda, dan jika ada, imej initrd anda.
  • grub.conf pertama diperuntukkan bagi anda yang tidak menggunakan genkernel untuk membangun kernel
  • grub.conf kedua diperuntukkan bagi pengguna genkernel
Catatan: Jika filesystem root anda adalah JFS, anda harus menambahkan " ro" ke baris kernel karena JFS perlu me-replay log-nya sebelum dapat melakukan mount secara read-write.
Daftar Kode 2.3: grub.conf untuk pengguna non-genkernel
# Kernel yang akan di-boot secara default. 0 adalah pertama, 1 adalah kedua, dll.
default 0
# Berapa detik GRUB harus menunggu sebelum kernel default di-boot.
timeout 30
# Keren, gambar latar belakang agar tampilan lebih bagus :)
# Beri tanda komentar ('#') jika anda tidak memiliki kartu video
splashimage=(hd0,0)/grub/splash.xpm.gz

title=Gentoo Linux 2.6.23-r8
# Partisi tempat imej kernel (atau sistem operasi) berada
root (hd0,0)
kernel /boot/kernel-2.6.23-gentoo-r8 root=/dev/hda3

title Gentoo Linux 2.6.23-r8 (rescue)
# Partisi tempat imej kernel (atau sistem operasi) berada
root (hd0,0)
kernel /boot/kernel-2.6.23-gentoo-r8 root=/dev/hda3 init=/bin/bb

# Empat baris berikutnya hanya digunakan jika anda melakukan dualboot dengan sistem Windows.
# Pada contoh ini, Windows berada di partisi /dev/hda6.
title Windows XP
rootnoverify (hd0,5)
makeactive
chainloader +1
Daftar Kode 2.4: grub.conf untuk pengguna genkernel
default 0
timeout 30
splashimage=(hd0,0)/grub/splash.xpm.gz

title Gentoo Linux 2.6.23-r8
root (hd0,0)
kernel /boot/kernel-genkernel-x86-2.6.23-gentoo-r8 root=/dev/ram0 init=/linuxrc ramdisk=8192 real_root=/dev/hda3 udev
initrd /boot/initramfs-genkernel-x86-2.6.23-gentoo-r8

# Hanya jika anda ingin dualboot
title Windows XP
root (hd0,5)
makeactive
chainloader +1
Catatan: udev yang diletakkan di akhir baris kernel diperlukan untuk menyiasati bug pada beberapa versi genkernel jika anda menggunakan udev (yang merupakan default).
Jika anda menggunakan skema partisi dan/atau imej kernel yang berbeda, sesuaikanlah dengan partisi/kernel anda. Dan, perlu diingat bahwa semua yang berhubungan dengan perangkat GRUB (mis. (hd0,0)) berada relatif terhadap titik mount, bukan partisi root. Dengan kata lain, (hd0,0)/grub/splash.xpm.gz sebenarnya adalah /boot/grub/splash.xpm.gz karena (hd0,0) adalah partisi /boot.
Selain itu, jika anda menggunakan skema partisi yang berbeda dan tidak meletakkan /boot pada partisi terpisah, maka prefix (awalan) /boot yang digunakan pada contoh di atas benar-benar diperlukan. Jika anda mengikuti skema partisi yang kami sarankan, maka awalan /boot tidak diperlukan, karena symlink boot akan mengatasinya. Singkatnya, contoh-contoh di atas seharusnya bisa berfungsi, apakah anda menggunakan partisi /boot terpisah atau tidak.
Jika anda perlu menambahkan opsi-opsi lain ke kernel, tambahkan saja opsi-opsi tersebut di akhir perintah kernel. Kita telah menambahkan opsi (root=/dev/hda3 atau real_root=/dev/hda3), tetapi anda juga dapat menambahkan opsi-opsi lain lagi. Sebagai contoh, kita tambahkan opsi vga untuk dukungan framebuffer seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya.
Jika anda menggunakan kernel 2.6.7 atau yang lebih baru dan anda men-jumper harddisk anda karena BIOS tidak mampu menangani harddisk besar, maka anda perlu menambahkan hdx=stroke.
Pengguna genkernel seharusnya tahu bahwa kernel mereka menggunakan opsi-opsi boot yang sama seperti CD Instalasi. Misalnya, jika anda memiliki perangkat SCSI, anda seharusnya menambahkan doscsi sebagai opsi kernel.
Sekarang, simpanlah file grub.conf tersebut dan keluar. Anda masih perlu menginstal GRUB di MBR (Master Boot Record) agar GRUB secara otomatis dijalankan ketika sistem anda di-boot.
Para pengembang GRUB menganjurkan penggunaan grub-install. Tetapi, jika karena satu dan lain hal grub-install gagal, anda tetap memiliki pilihan untuk menginstal GRUB secara manual.
Lanjutkan dengan Default: Instalasi GRUB dengan grub-install atau Alternatif: Instalasi GRUB dengan instruksi manual.
Untuk menginstal GRUB, anda perlu menjalankan perintah grub-install. Tetapi, grub-install tidak akan berfungsi karena kita berada di dalam lingkungan chroot. Kita perlu memperbarui /etc/mtab (file yang berisi informasi tentang semua filesystem yang telah di-mount) terlebih dahulu: untungnya, ada cara mudah untuk melakukannya - salin saja /proc/mounts ke /etc/mtab, kecuali baris rootfs jika anda tidak membuat partisi boot terpisah. Perintah berikut ini bisa digunakan pada kedua kasus.
Daftar Kode 2.5: Menciptakan /etc/mtab
# grep -v rootfs /proc/mounts > /etc/mtab
Sekarang, kita dapat menginstal GRUB dengan grub-install:
Daftar Kode 2.6: Menjalankan grub-install
# grub-install --no-floppy /dev/hda
Jika anda memiliki pertanyaan lain tentang GRUB, silahkan baca FAQ GRUB atau Manual GRUB.
Lanjutkan ke Reboot Sistem.
Untuk mulai mengkonfigurasi GRUB, ketik grub. Anda akan mendapatkan prompt baris perintah grub grub>. Sekarang, anda harus mengetikkan perintah-perintah yang benar untuk menginstal GRUB ke harddisk anda.
Daftar Kode 2.7: Menjalankan shell GRUB
# grub --no-floppy
Catatan: Jika sistem anda tidak memiliki drive floppy, tambahkan opsi --no-floppy ke perintah di atas agar grub tidak mencari drive floppy (yang tidak ada).
Pada contoh konfigurasi, kita ingin menginstal GRUB agar GRUB membaca informasinya dari partisi boot /dev/hda1, dan menginstal catatan boot GRUB di MBR (Master Boot Record) harddisk, jadi hal yang pertama kita lihat sewaktu menyalakan komputer adalah prompt GRUB. Tentu saja, jika anda tidak mengikuti contoh konfigurasi kami, gantikan agar perintah-perintahnya sesuai dengan konfigurasi anda.
Mekanisme tab completion GRUB dapat digunakan di dalam GRUB. Sebagai contoh, jika anda mengetikkan "root (" diikuti oleh TAB, GRUB akan menampilkan sebuah daftar perangkat (mis. hd0). Jika anda mengetikkan "root (hd0," diikuti oleh TAB, anda akan mendapatkan daftar partisi yang tersedia untuk dipilih (mis. hd0,0).
Dengan menggunakan mekanisme tab completion ini, GRUB seharusnya tidak sulit untuk dikonfigurasi. Sekarang lanjutkan, dengan mengkonfigurasi GRUB :-)
Daftar Kode 2.8: Instalasi GRUB di MBR
grub> root (hd0,0)          (tuliskan tempat partisi /boot berada)
grub> setup (hd0)           (Instal GRUB di MBR)
grub> quit                  (Keluar dari GRUB)
Catatan: Jika anda ingin menginstal GRUB di partisi tertentu, bukan di MBR, anda harus mengganti perintah setup tadi agar GRUB menunjukkan partisi yang benar. Jika anda ingin menginstal GRUB di partisi /dev/hda3, maka perintahnya akan menjadi setup (hd0,2). Walaupun begitu, hanya sedikit pengguna yang ingin melakukan hal ini.
Jika anda memiliki pertanyaan lain tentang GRUB, bacalah FAQ GRUB atau Manual GRUB.
Lanjutkan dengan Reboot Sistem.
10.c. Alternatif: Menggunakan LILO
LILO, singkatan dari LInux LOader, adalah bootloader Linux asli yang telah terpercaya. Namun begitu, LILO tidak memiliki beberapa fitur yang dimiliki oleh GRUB (yang juga menjadi alasan mengapa GRUB sangat populer saat ini). Alasan LILO masih tetap digunakan pada beberapa sistem adalah karena GRUB tidak dapat berfungsi dan LILO dapat berfungsi. Tentu saja, LILO masih digunakan juga karena beberapa orang sangat mengenal LILO dan ingin tetap menggunakannya. Untuk alasan apapun, Gentoo mendukung keduanya, dan sepertinya anda telah memutuskan untuk menggunakan LILO.
Instalasi LILO sangat mudah, gunakan saja emerge.
Daftar Kode 3.1: Instalasi LILO
# emerge lilo
Untuk mengkonfigurasi LILO, anda harus menciptakan file /etc/lilo.conf. Jalankan editor favorit anda (di buku pegangan ini, kami menggunakan nano agar tetap konsisten) dan tulislah file tersebut.
Daftar Kode 3.2: Menulis /etc/lilo.conf
# nano -w /etc/lilo.conf
Pada beberapa bagian sebelumnya kami meminta anda untuk mengingat nama imej kernel yang anda buat. Pada contoh lilo.conf berikut ini, kami menggunakan contoh skema partisi sebelumnya yang ada di panduan ini. Terdapat dua bagian yang terpisah, yaitu:
  • Satu untuk para pengguna yang tidak menggunakan genkernel untuk menciptakan kernel.
  • Satu lagi untuk pengguna genkernel.
Jangan lupa untuk mengganti nama imej kernel anda dan, jika diperlukan, nama imej initrd anda.
Catatan: Jika filesystem root anda adalah JFS, anda harus menambahkan " ro" ke baris kernel karena JFS perlu me-replay log-nya sebelum bisa melakukan mount secara read-write.
Daftar Kode 3.3: Contoh /etc/lilo.conf
boot=/dev/hda             # Instal LILO di MBR
prompt                    # Berikan pengguna kesempatan untuk memilih entri lain
timeout=50                # Tunggu 5 (lima) detik sebelum boot entri default
default=gentoo            # Setelah waktu tunggu selesai, boot entri "gentoo"

# Untuk pengguna non-genkernel
image=/boot/kernel-2.6.23-gentoo-r8
  label=gentoo            # Nama entri ini
  read-only               # Mulai dengan root read-only. Jangan diubah!
  root=/dev/hda3          # Lokasi filesystem root

image=/boot/kernel-2.6.23-gentoo-r8
  label=gentoo.rescue     # Nama untuk seksi ini
  read-only               # Mulai dengan root read-only. Jangan diubah!
  root=/dev/hda3          # Lokasi filesystem root
  append="init=/bin/bb"   # Menjalankan shell rescue statik Gentoo

# Untuk pengguna genkernel
image=/boot/kernel-genkernel-x86-2.6.23-gentoo-r8
  label=gentoo
  read-only
  root=/dev/ram0
  append="init=/linuxrc ramdisk=8192 real_root=/dev/hda3 udev"
  initrd=/boot/initramfs-genkernel-x86-2.6.23-gentoo-r8

# Dua baris berikutnya hanya digunakan jika anda dualboot dengan sistem Windows.
# Pada contoh ini, Windows berada di partisi /dev/hda6.
other=/dev/hda6
  label=windows
Catatan: udev yang diletakkan di akhir baris kernel diperlukan untuk menyiasati bug pada beberapa versi genkernel jika anda menggunakan udev (yang merupakan default).
Catatan: Jika anda menggunakan skema partisi dan/atau imej kernel yang berbeda, maka sesuaikanlah dengan partisi/kernel anda.
Jika anda perlu menambahkan opsi-opsi kernel tambahan, tambahkan argumen append ke seksi tersebut. Sebagai contoh, kita tambahkan argumen vga=788 untuk mengaktifkan dukungan framebuffer:
Daftar Kode 3.4: Menggunakan append untuk menambahkan opsi kernel
image=/boot/kernel-2.6.23-gentoo-r8
  label=gentoo
  read-only
  root=/dev/hda3
  append="video=vesafb:mtrr,ywrap,1024x768-32@85"
Jika anda menggunakan kernel 2.6.7 atau yang lebih tinggi, dan anda men-jumper harddisk anda karena BIOS tidak dapat menangani hardisk besar, anda perlu menambahkan hdx=stroke.
Pengguna genkernel seharusnya tahu bahwa kernel mereka menggunakan opsi-opsi boot yang sama seperti LiveCD. Misalnya, jika anda memiliki perangkat SCSI, anda seharusnya menambahkan doscsi sebagai opsi kernel.
Sekarang simpanlah file tersebut dan keluar. Sebagai langkah terakhir, anda harus menjalankan perintah /sbin/lilo agar LILO menerapkan konfigurasi /etc/lilo.conf ke sistem anda (instal LILO ke disk). Perlu diingat bahwa anda harus menjalankan kembali /sbin/lilo setiap kali anda menginstal kernel baru atau melakukan perubahan pada menu!
Daftar Kode 3.5: Menyelesaikan instalasi LILO
# /sbin/lilo
Jika anda memiliki pertanyaan tentang LILO, silahkan baca halaman wikipedia LILO.
Sekarang lanjutkan ke Reboot Sistem.
10.d. Reboot Sistem
Keluarlah dari lingkungan chroot dan unmount semua partisi yang dimount. Lalu ketik perintah ajaib yang telah anda tunggu-tunggu: reboot.
Daftar Kode 4.1: Unmount semua partisi dan reboot
# exit
cdimage ~# cd
cdimage ~# umount /mnt/gentoo/boot /mnt/gentoo/dev /mnt/gentoo/proc /mnt/gentoo
cdimage ~# reboot
Tentu saja, jangan lupa keluarkan CD bootable, jika tidak CD tersebut akan di-boot kembali.
Setelah anda reboot ke sistem Gentoo anda, selesaikan dengan Menyelesaikan Instalasi Gentoo.

11. Menyelesaikan Instalasi Gentoo

11.a. Administrasi User
Bekerja sebagai root di sistem Unix/Linux sangatlah berbahaya dan sebaiknya dihindari sebisa mungkin. Karena itu, anda sangat dianjurkan untuk membuat sebuah akun user untuk penggunaan sehari-hari.
Grup yang diikuti oleh user menyatakan aktifitas apa saja yang boleh dilakukan oleh user tersebut. Tabel di bawah ini berisi sejumlah grup penting yang mungkin ingin anda gunakan:
Grup Penjelasan
audio Boleh mengakses perangkat audio
cdrom Boleh mengakses perangkat optikal secara langsung
floppy Boleh mengakses floppy secara langsung
games Boleh memainkan games
portage Boleh melakukan emerge --pretend
usb Boleh mengakses perangkat USB
plugdev Boleh me-mount dan menggunakan perangkat pluggable, seperti kamera dan stik USB
video Boleh mengakses perangkat untuk merekam video dan melakukan akselerasi hardware video
wheel Boleh menggunakan su
Sebagai contoh, untuk membuat akun user bernama john yang merupakan anggota dari grup wheel, users, dan audio, login dulu sebagai root (hanya root yang dapat membuat user) kemudian jalankan useradd:
Daftar Kode 1.1: Membuat akun user untuk penggunaan sehari-hari
Login: root
Password: (ketik password root)

# useradd -m -G users,wheel,audio -s /bin/bash john
# passwd john
Password: (Tatapkan password untuk john)
Re-enter password: (Ketik sekali lagi)
Jika user ini perlu menjalankan beberapa tugas sebagai root, ia dapat menggunakan perintah su - untuk mendapatkan akses root sementara. Cara lain adalah dengan menggunakan paket sudo yang, jika dikonfigurasi dengan benar, sangat aman.
11.b. Pembersihan
Setelah anda menyelesaikan instalasi Gentoo dan reboot, jika semuanya berjalan dengan lacar, anda boleh menghapus tarbal stage3 dan snapshot Portage yang anda download. Letaknya ada di direktori (/)
Daftar Kode 2.1: Hapus tarbal stage3
# rm /stage3-*.tar.bz2*
Daftar Kode 2.2: Hapus snapshot Portage
# rm /portage-latest.tar.bz2*

12. Kemanakah setelah ini?

12.a. Dokumentasi
Selamat! Sekarang anda sudah memiliki sistem Gentoo yang berfungsi. Tetapi, kemanakah setelah ini? Apa saja pilihan-pilihan anda sekarang? Apa yang harus dijelajahi terlebih dahulu? Gentoo menyediakan banyak sekali pilihan untuk para penggunanya, dan karena itu banyak fitur-fitur yang telah didokumentasikan (dan sedikit yang belum didokumentasikan).
Anda sebaiknya membaca bagian selanjutnya dari Buku Pegangan Gentoo yang berjudul Bekerja dengan Gentoo yang menjelaskan cara menjaga software anda agar tetap up-to-date, cara menginstal software lain, apa itu flag USE, cara kerja sistem init Gentoo, dll.
Jika anda tertarik untuk mengoptimasi sistem anda untuk penggunaan desktop, atau anda ingin mempelajari cara mengkonfigurasi sistem anda menjadi sebuah sistem desktop yang berfungsi penuh, bacalah Sumber Dokumentasi Desktop Gentoo. Selain itu, anda juga mungkin ingin menggunakan panduan lokalisasi kami agar anda lebih betah bekerja dengan sistem anda.
Kami juga menyediakan Buku Pegangan Keamanan Gentoo yang sangat baik untuk dibaca.
Untuk mendapatkan daftar lengkap dari seluruh dokumentasi kami yang tersedia, periksa halaman Sumber Dokumentasi kami.
12.b. Gentoo Online
Anda tentu saja akan selalu diterima dengan senang hati di Forum Gentoo atau salah satu dari channel IRC Gentoo kami.
Kami juga memiliki beberapa milis yang terbuka untuk seluruh pengguna kami. Informasi tentang cara bergabung bisa anda dapatkan dari halaman tersebut.
Kami akan diam sekarang dan membiarkan anda menikmati sistem Gentoo anda :-)

B. Bekerja menggunakan Gentoo

1. Pengenalan Portage

1.a. Selamat Datang di Portage
Mungkin Portage adalah inovasi Gentoo yang paling dikenal dalam dunia manajemen software. Dengan fleksibilitasnya yang tinggi dan jumlah fitur yang banyak, Portage sering dianggap sebagai utilitas manajemen software terbaik yang tersedia untuk Linux.
Portage ditulis dengan Python dan Bash, jadi sangat transparan kepada user, karena keduanya merupakan bahasa skript.
Kebanyakan user akan berkerja dengan Portage melalui utilitas emerge. Bab ini tidak dimaksudkan untuk menduplikasi informasi yang telah tersedia di manual emerge. Untuk mengetahui seluruh opsi-opsi emerge, silahkan baca manualnya"
Daftar Kode 1.1: Membaca manual emerge
$ man emerge
1.b. Pohon Portage
Ketika kami berbicara tentang paket, kami sering mengartikannya sebagai nama-nama software yang tersedia untuk para pengguna Gentoo melalui pohon Portage. Pohon Portage adalah sebuah koleksi ebuild, file yang berisi seluruh informasi yang dibutuhkan Portage untuk memelihara sofware (install, search, query, ...). Ebuild-ebuild ini secara default ditempatkan di /usr/portage.
Kapanpun anda meminta Portage untuk menjalankan beberapa aksi yang berhubungan dengan software, Portage akan menggunakan ebuild yang terdapat pada sistem anda sebagai basisnya. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi anda untuk mengupdate ebuild-ebuild di sistem anda secara berkala agar Portage mengetahui software baru, update keamanan, dll.
Pohon Portage biasanya diupdate dengan rsync, sebuah utilitas transfer file berkembang. Memperbarui portage sangat mudah karena perintah emerge telah menyediakan sebuah front-end untuk rsync:
Daftar Kode 2.1: Memperbarui pohon portage
# emerge --sync
Jika anda tidak dapat menjalankan rsync karena terhalang oleh firewall, anda masih dapat memperbarui pohon Portage dengan menggunakan snapshot pohon Portage kami yang diperbarui setiap hari. Utilitas emerge-webrsync dengan otomatis akan mendownload dan menginstal snapshot terbaru di sistem anda:
Daftar Kode 2.2: Menjalankan emerge-webrsync
# emerge-webrsync
1.c. Pemeliharaan Software
Untuk mencari nama software di pohon Portage, anda dapat menggunakan fitur pencarian emerge. Secara default, emerge --search akan menampilkan nama-nama paket yang sesuai dengan pencarian anda (baik lengkap maupun sebagian).
Sebagai contoh, untuk mencari semua paket yang memiliki "pdf" pada namanya:
Daftar Kode 3.1: Mencari paket bernama pdf
$ emerge --search pdf
Jika anda ingin mencari paket melalui penjelasannya, anda dapat menggunakan opsi --searchdesc (atau -S):
Daftar Kode 3.2: Mencari paket yang berhubungan dengan pdf
$ emerge --searchdesc pdf
Ketika anda melihat outputnya, anda akan tahu melihat banyak sekali informasi yang diberikan. Setiap bagian telah diberikan label yang jelas, jadi kami tidak akan menjelaskan arti masing-masing lebih jauh:
Daftar Kode 3.3: Contoh output 'emerge --search'
*  net-print/cups-pdf
      Latest version available: 1.5.2
      Latest version installed: [ Not Installed ]
      Size of downloaded files: 15 kB
      Homepage:    http://cip.physik.uni-wuerzburg.de/~vrbehr/cups-pdf/
      Description: Provides a virtual printer for CUPS to produce PDF files.
      License:     GPL-2
Setelah menemukan nama software yang anda inginkan, dengan mudah anda dapat menginstalnya dengan perintah emerge: tambahkan saja nama paket. Misalnya, untuk menginstal gnumeric:
Daftar Kode 3.4: Instalasi gnumeric
# emerge gnumeric
Karena banyak aplikasi yang saling bergantung satu sama lain, setiap instalasi software tertentu mungkin akan menghasilkan instalasi ketergantungannya (dependensi) juga. Jangan khawatir, Portage dapat menangani dependensi ini. Jika anda ingin tahu paket apa saja yang akan diinstal oleh Portage ketika anda ingin menginstal sebuah paket, tambahkan opsi --pretend, misalnya:
Daftar Kode 3.5: Instalasi palsu gnumeric
# emerge --pretend gnumeric
Ketika anda memerintahkan Portage untuk menginstal sebuah paket, Portage akan mendownload semua source code yang diperlukan dari internet (jika memang perlu) dan secara default meletakkannya di /usr/portage/distfiles. Selanjutnya Portage akan mengekstrak, mengkompilasi dan menginstal paket tersebut. Jika anda ingin agar Portage hanya mendownload source code tanpa menginstalnya, tambahkan opsi --fetchonly ke perintah emerge:
Daftar Kode 3.6: Download source code untuk gnumeric
# emerge --fetchonly gnumeric
Banyak paket software yang memiliki dokumentasinya sendiri. Terkadang, flag USE doc menentukan apakah dokumentasi sebuah paket software akan diinstal atau tidak. Anda dapat memeriksa keberadaan flag USE doc dengan perintah emerge -vp <nama paket>.
Daftar Kode 3.7: Memeriksa keberadaan flag USE doc
(alsa-lib hanya sebuah contoh, pastinya)
# emerge -vp alsa-lib
[ebuild  N    ] media-libs/alsa-lib-1.0.14_rc1  -debug +doc 698 kB
Cara terbaik untuk mengaktifkan flag USE doc adalah dengan mengaktifkannya untuk masing-masing paket di file /etc/portage/package.use agar anda hanya mendapatkan dokumentasi yang anda inginkan saja. Mengaktifkan flag ini secara global diketahui dapat menyebabkan masalah dependensi. Untuk mempelajari masalah ini lebih dalam lagi, bacalah Bab Flag-flag USE.
Ketika paket telah terinstal, dokumentasinya biasanya dapat ditemukan di sebuah subdirektori yang bernama sama dengan nama paket di dalam direktori /usr/share/doc. Anda juga dapat melihat file apa saja yang telah terinstal dengan menggunakan utilitas equery yang merupakan bagian dari paket app-portage/gentoolkit.
Daftar Kode 3.8: Melihat dokumentasi sebuah paket
# ls -l /usr/share/doc/alsa-lib-1.0.14_rc1 
total 28
-rw-r--r--  1 root root  669 May 17 21:54 ChangeLog.gz
-rw-r--r--  1 root root 9373 May 17 21:54 COPYING.gz
drwxr-xr-x  2 root root 8560 May 17 21:54 html
-rw-r--r--  1 root root  196 May 17 21:54 TODO.gz

(Atau gunakan equery:)
# equery files alsa-lib | less
media-libs/alsa-lib-1.0.9_rc3
* Contents of media-libs/alsa-lib-1.0.14_rc1:
/usr
/usr/bin
/usr/bin/alsalisp
(Output dipotong)
Jika anda ingin menghapus sebuah software dari sistem anda, gunakan perintah emerge --unmerge. Perintah ini akan menyuruh Portage untuk menghapus semua file paket tersebut yang terinstal dari sitem anda kecuali file-file konfigurasi paket tersebut, jika anda pernah merubah isinya setelah instalasi. Hal ini akan memudahkan anda bekerja dengan paket tersebut jika suatu saat nanti anda ingin menginstalnya kembali.
Tapi, ada peringatan keras: Portage tidak akan memeriksa apakah paket yang ingin anda hapus tersebut dibutuhkan oleh paket yang lain. Bagaimanapun juga, Portage akan memperingatkan anda ketika anda ingin menghapus sebuah paket penting yang dapat merusak sistem jika anda membuangnya.
Daftar Kode 3.9: Menghapus gnumeric dari sistem
# emerge --unmerge gnumeric
Ketika anda menghapus sebuah paket dari sistem anda, dependensi paket tersebut yang terinstal secara otomatis tidak ikut dihapus. Agar Portage mencari semua dependensi yang dapat sekarang dihapus, gunakan fungsionalitas --depclean milik emerge. Kita akan membicarakannya nanti.
Untuk menjaga sistem anda agar tetap sempurna, (juga menginstal update keamanan terbaru) anda perlu memperbarui sistem anda secara berkala. Karena Portage hanya memeriksa ebuild-ebuild yang ada di pohon Portage anda, pertama-tama anda harus memperbarui pohon Portage anda. Ketika pohon Portage telah diperbarui, anda dapat memperbarui sistem anda dengan menjalankan perintah emerge --update world. Pada contoh berikut ini, kita juga akan menggunakan opsi --ask yang akan memerintahkan Portage untuk menampilkan daftar paket yang akan diperbarui kemudian menanyakan anda apakah anda ingin melanjutkan atau tidak:
Daftar Kode 3.10: Memperbarui sistem
# emerge --update --ask world
Selanjutnya Portage akan mencari versi terbaru dari setiap software yang telah anda instal. Tetapi, Portage hanya akan mencari aplikasi yang telah anda instal secara eksplisit (aplikasi yang terdaftar di /var/lib/portage/world) - tetapi tidak memeriksa dependensi. Jika anda ingin memperbarui semua paket yang terinstal di sistem anda, tambahkan opsi --deep:
Daftar Kode 3.11: Memperabui sistem secara menyeluruh
# emerge --update --deep world
Karena banyak update keamanan untuk paket yang tidak anda instal secara eksplisit di sistem anda (tetapi diinstal sebagai dependensi program lain), anda dianjurkan untuk sesekali menjalankan perintah ini.
Jika anda pernah merubah flag-flag USE anda, mungkin anda juga ingin menambahkan opsi --newuse. Portage akan memeriksa apakah perubahan ini membutuhkan instalasi paket-paket baru atau kompilasi ulang paket yang telah telah terinstal:
Daftar Kode 3.12: Menjalankan update secara menyeluruh
# emerge --update --deep --newuse world
Beberapa paket di pohon Portage tidak memiliki isi yang sesungguhnya tetapi digunakan untuk menginstal sebuah koleksi paket-paket. Misalnya, paket kde akan menginstal lingkungan KDE lengkap di sistem anda dengan mengikutsertakan semua paket yang berhubungan dengan KDE sebagai dependensi.
Jika anda ingin menghapus paket seperti ini dari sistem anda, menjalankan emerge --unmerge untuk paket tersebut tidak akan terlalu banyak berpengaruh karena semua dependensinya masih dibiarkan di sistem.
Portage juga memiliki kemampuan untuk menghapus dependensi yang tidak lagi memiliki induknya, tapi karena keberadaan software saling bergantung satu sama lain dengan dinamis, pertama-tama anda perlu mengupdate sistem anda secara penuh, termasuk perubahan terbaru anda di flag-flag USE. Selanjutnya anda dapat menjalankan emerge --depclean untuk menghapus dependensi-dependensi tadi. Setelah ini selesai, anda perlu membangun ulang (rebuild) semua aplikasi yang terkait secara dinamis dengan software yang telah anda hapus tersebut.
Seluruh proses tersebut ditangani oleh tiga perintah berikut ini:
Daftar Kode 3.13: Menghapus dependensi lama
# emerge --update --deep --newuse world
# emerge --depclean
# revdep-rebuild
revdep-rebuild disediakan oleh paket gentoolkit; jangan lupa untuk menginstalnya:
Daftar Kode 3.14: Instalasi paket gentoolkit
# emerge gentoolkit
1.d. Ketika Portage Mengeluh...
Seperti yang telah kami katakan tadi, Portage sangat handal dan mendukung banyak sekali fitur yang tidak dimiliki oleh tool manajemen software lain. Untuk memahami semua ini, kami akan menjelaskan beberapa aspek tentang Portage dengan tidak terlalu terinci.
Dengan Portage, beberapa versi berbeda dari sebuah paket dapat diinstal di sistem yang sama. Jika distro lain sering mengganti nama paket-paket mereka dengan merujuk ke versi tersebut (mis. freetype dan freetype2), Portage menggunakan sebuah teknologi yang disebut SLOT. Sebuah ebuild menerangkan SLOT tertentu untuk versinya. Ebuild-ebuild yang memiliki SLOT-SLOT berbeda dapat bergandengan di dalam satu sistem yang sama. Sebagai contoh, paket freetype memiliki ebuild dengan SLOT="1" dan SLOT="2".
Terdapat juga beberapa paket yang menyediakan fungsionalitas sama, tetapi diimplementasikan dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh, metalogd, sysklogd dan syslog-ng merupakan logger sistem. Aplikasi yang membutuhkan "sebuah logger sistem" tidak dapat bergantung hanya kepada metalogd, karena logger sistem yag lain juga sama bagusnya. Portage mengizinkan penggunaan virtual: setiap logger sistem menyediakan virtual/syslog agar aplikasi yang membutuhkan sebuah sistem logger dapat bergantung hanya kepada virtual/syslog.
Software yang terdapat di pohon Portage dapat dibagi menjadi tiga bagian. Secara default, sistem anda hanya menerima paket-paket yang dianggap stabil oleh Gentoo. Kebanyakan software, ketika dirilis, ditambahkan ke cabang percobaan, yang berarti masih dibutuhkan pengujian lebih jauh terhadap software ini sebelum dianggap stabil. Walaupun anda bisa melihat software ini di pohon Portage, Portage tidak akan memperbaruinya sebelum dipindahkan ke cabang stabil.
Beberapa software hanya tersedia untuk sebagian arsitektur. Atau, karena software-software tersebut tidak dapat berfungsi di arsitektur lain, atau juga karena dibutuhkan pengujian lebih jauh, atau karena para pengembang yang memelihara software tersebut tidak dapat memastikan jika paket tersebut dapat berfungsi di arstitektur lain.
Setiap instalasi Gentoo melekat pada sebuah profil tertentu yang berisi, di antara informasi lain, daftar paket yang dibutuhkan oleh sebuah sistem untuk dapat berfungsi dengan normal.
Daftar Kode 4.1: Peringatan Portage tentang paket-paket terblokir (dengan --pretend)
[blocks B     ] mail-mta/ssmtp (is blocking mail-mta/postfix-2.2.2-r1)
Daftar Kode 4.2: Peringatan Portage tentang paket-paket terblokir (tanpa --pretend)
!!! Error: the mail-mta/postfix package conflicts with another package.
!!!        both can't be installed on the same system together.
!!!        Please use 'emerge --pretend' to determine blockers.
Ebuild-ebuild berisi bagian-bagian khusus yang menginformasikan Portage tentang dependensinya. Ada dua dependensi yang memungkinkan: dependensi build, dinyatakan dengan DEPEND, dan dependensi run-time, dinyatakan dengan RDEPEND. Ketika salah satu dari dependensi ini secara eksplisit menandakan bahwa sebuah paket atau virtual tidak kompatibel, Portage akan mencetuskan halangan (blockage).
Untuk memperbaiki sebuah blockage, anda memiliki pilihan untuk tidak menginstal paket yang diblokir, atau menghapus dahulu paket yang memblokir. Pada contoh di atas, anda dapat memilih untuk tidak menginstal postfix atau menghapus dahulu ssmtp.
Anda juga mungkin akan melihat paket penghalang dengan atom tertentu seperti <media-video/mplayer-bin-1.0_rc1-r2. Masalah ini dapat anda atasi dengan memperbarui paket penghalang.
Mungkin juga kedua paket yang konflik sama-sama belum terinstal. Pada kasus yang jarang terjadi ini, anda harus mencari tahu, mengapa anda ingin menginstal keduanya. Pada kebanyakan kasus, anda dapat menginstal salah satu dari kedua paket yang konflik tersebut. Jika tidak silahan kirimkan laporan bug di sistem pelacak bug Gentoo.
Daftar Kode 4.3: Peringatan Portage tentang paket-paket yang di-mask
!!! all ebuilds that could satisfy "bootsplash" have been masked.
Daftar Kode 4.4: Peringatan Portage tentang paket-paket yang dimask - alasan
!!! possible candidates are:

- gnome-base/gnome-2.8.0_pre1 (masked by: ~x86 keyword)
- lm-sensors/lm-sensors-2.8.7 (masked by: -sparc keyword)
- sys-libs/glibc-2.3.4.20040808 (masked by: -* keyword)
- dev-util/cvsd-1.0.2 (masked by: missing keyword)
- games-fps/unreal-tournament-451 (masked by: package.mask)
- sys-libs/glibc-2.3.2-r11 (masked by: profile)
Ketika anda ingin menginstal sebuah paket yang tidak tersedia untuk sistem anda, anda akan mendapatkan error mask tersebut. Anda harus mencoba untuk menginstal aplikasi lain yang tersedia untuk sistem anda atau menunggu sampai paket tersebut tersedia. Selalu ada alasan mengapa sebuah paket dimask:
  • keyword ~arch berarti aplikasi tersebut belum cukup teruji untuk diletakkan di cabang stabil. Tunggulah beberapa hari/pekan lalu coba lagi.
  • keyword -arch atau keyword -* berarti aplikasi tersebut tidak dapat berfungsi di arsitektur anda. Jika anda yakin sebaliknya, maka silakan buat laporan bug di website bugzilla kami.
  • missing keyword berarti aplikasi tersebut belum diuji di arsitektur anda. Mintalah tim port arsitektur anda untuk menguji paket tersebut atau lakukan sendiri pengujiannya, kemudian laporkan hasil yang anda dapatkan ke website bugzilla kami.
  • package.mask berarti paket ini telah dianggap rusak, tidak stabil, atau bahkan telah disarankan untuk tidak dipakai.
  • profile berarti paket tersebut dianggap tidak cocok dengan profil yang anda gunakan. Aplikasi ini mungkin dapat merusak sistem anda jika anda menginstalnya, atau tidak kompatibel dengan profil yang anda gunakan.
Daftar Kode 4.5: Peringatan Portage tentang dependensi yang tidak ditemukan
emerge: there are no ebuilds to satisfy ">=sys-devel/gcc-3.4.2-r4".

!!! Problem with ebuild sys-devel/gcc-3.4.2-r2
!!! Possibly a DEPEND/*DEPEND problem.
Aplikasi yang ingin anda instal bergantung kepada paket lain yang tidak tersedia untuk sistem anda. Silahkan periksa bugzilla apakah masalah ini telah diketahui. Jika belum, silakan buat laporan. Hal ini kemungkinan besar tidak akan pernah terjadi, kecuali anda mencampurkan cabang-cabang software.
Daftar Kode 4.6: Peringatan Portage tentang nama-nama ebuild ambigu
!!! The short ebuild name "aterm" is ambiguous.  Please specify
!!! one of the following fully-qualified ebuild names instead:

    dev-libs/aterm
    x11-terms/aterm
Aplikasi yang ingin anda instal memiliki nama yang sama dengan paket lain. Anda pelu memberikan nama kategorinya juga. Portage akan memberikan nama-nama yang memungkinkan yang dapat anda pilih.
Daftar Kode 4.7: Peringatan Portage tentang circular dependencies
!!! Error: circular dependencies:

ebuild / net-print/cups-1.1.15-r2 depends on ebuild / app-text/ghostscript-7.05.3-r1
ebuild / app-text/ghostscript-7.05.3-r1 depends on ebuild / net-print/cups-1.1.15-r2
Dua paket (atau lebih) yang ingin anda instal saling bergantung satu sama lain sehingga tidak dapat diinstal. Kemungkinan besar ini adalah bug di pohon Portage. Lakukan rsync setelah beberapa saat lalu coba lagi. Anda juga dapat memeriksa bugzilla untuk melihat apakah masalah ini telah diketahui, jika belum tolong laporkan.
Daftar Kode 4.8: Peringatan Portage tentang download yang gagal
!!! Fetch failed for sys-libs/ncurses-5.4-r5, continuing...
(...)
!!! Some fetch errors were encountered.  Please see above for details.
Portage tidak dapat mendownload source dari aplikasi yang ingin anda instal dan akan terus mencoba untuk menginstal aplikasi lain (jika diperintahkan). Kegagalan ini bisa disebabkan oleh sebuah mirror yang belum menksinkronisasikan isinya dengan benar, atau ebuild yang menunjuk ke lokasi yang salah. Mungkin juga karena server tempat source code sedang offline karena satu dan lain hal.
Silahkan coba kembali setelah satu jam untuk melihat apakah masalah ini telah teratasi.
Daftar Kode 4.9: Peringatan Portage tentang paket yang dilindungi oleh profil
!!! Trying to unmerge package(s) in system profile. 'sys-apps/portage'
!!! This could be damaging to your system.
Anda telah meminta Portage untuk meghapus sebuah paket yang merupakan bagian dari paket-paket inti sistem anda. Paket ini terdaftar di profil anda sebagai paket yang dibutuhkan, untuk itu tidak boleh dihapus dari sistem.
Terkadang, anda gagal ketika mencoba untuk meng-emerge sebuah paket, dan mendapatkan pesan error:
Daftar Kode 4.10: Kegagalan pemeriksaan digest
>>> checking ebuild checksums
!!! Digest verification failed:
Ini berarti ada sesuatu yang tidak beres pada pohon Portage -- biasanya, hal ini disebabkan oleh seorang pengembang yang mungkin telah membuat kesalahan ketika menambahkan sebuah paket ke pohon Portage.
Ketika pemeriksaan digest gagal, jangan mencoba untuk men-digest ulang sendiri paket tersebut. Menjalankan ebuild foo digest tidak akan menyelesaikan permasalahan; bahkan bisa menjadikannya lebih parah.
Tetapi, tunggulah satu atau dua jam sampai pohon Portage diperbaiki. Kemungkinan besar kesalahan tersebut sudah diketahui, tapi juga dibutuhkan waktu yang agak lama untuk memperbaiki pohon Portage. Sambil menunggu, periksalah Bugzilla untuk melihat apakah ada orang yang telah melaporkan masalah tersebut atau belum. Jika belum, silakan laporkan bug untuk paket yang rusak tersebut.
Ketika anda telah melihat bahwa masalah tersebut sudah diatasi, anda mungkin ingin kembali mengsinkronkan pohon Portage anda untuk mendapatkan digest yang telah diperbaiki.
Penting: Hal ini bukan berarti anda boleh mensinkronkan pohon Portage anda berkali-kali! Seperti yang telah dinyatakan pada aturan rsync (ketika anda menjalankan emerge --sync), pengguna yang terlalu sering melakukan rsync bisanya akan diusir. Malahan lebih baik lagi jika anda menunggu sampai jadwal rsync anda selanjutnya agar anda tidak memberatkan server rsync.

2. Flag USE

2.a. Apakah Flag USE itu?
Ketika anda menginstal Gentoo (atau distribusi yang lain, atau bahkan sistem operasi yang lain), anda membuat pilihan berdasarkan lingkungan tempat anda bekerja. Pengaturan suatu server berbeda dari pengaturan workstation. Workstation untuk game juga berbeda dari workstation untuk render 3D.
Hal ini tidak hanya berlaku untuk memilih paket apa saja yang akan anda instal, tetapi juga fitur apa yang harus didukung oleh paket-paket tertentu. Jika anda tidak membutuhkan OpenGL, mengapa anda harus repot-repot menginstal OpenGL dan mengaktifkan dukungan OpenGL pada hampir semua paket anda? Jika anda tidak ingin menggunakan KDE, mengapa anda harus melakukan kompilasi paket dengan dukungan untuk KDE jika paket tersebut bisa berjalan lancar tanpa dukungan itu?
Untuk membantu pengguna dalam menentukan apa saja yang akan diinstal/diaktifkan dan yang tidak, kami menginginkan pengguna menentukan lingkungannya sendiri dengan cara yang mudah. Hal ini akan memaksa pengguna untuk menentukan apa saja yang benar-benar diinginkannya dan memudahkan proses Portage, sistem pengaturan paket kami, untuk mengambil keputusan yang tepat.
Perhatikan flag USE. Flag tersebut adalah suatu kata kunci yang mengaktifkan dukungan dan informasi dependensi untuk suatu konsep tertentu. Jika anda mendefinisikan suatu flag USE, Portage tahu bahwa anda akan membutuhkan dukungan untuk beberapa kata kunci pilihan. Tentu saja hal ini akan mengubah informasi dependensi untuk sebuah paket.
Marilah kita melihat sebuah contoh khusus: kata kunci kde. Jika anda tidak memiliki kata kunci ini pada variabel USE anda, semua paket yang memiliki opsi dukungan KDE akan dikompilasi tanpa dukungan KDE. Semua paket yang memiliki dependensi opsi KDE akan diinstal tanpa instalasi pustaka KDE (sebagai ketergantungannya). Jika anda menggunakan kata kunci kde, maka paket tersebut akan dikompilasi dengan dukungan KDE, dan pustaka KDE akan diinstal sebagai dependensinya.
Dengan mendefinisikan kata-kata kunci secara benar, anda akan mendapatkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan snda.
Terdapat dua jenis flag USE : flag USE global dan lokal.
  • Sebuah flag USE global digunakan oleh beberapa paket, untuk keseluruhan sistem. Flag ini yang paling sering ditemui orang sebagai flag-flag USE.
  • Sebuah flag USE lokal digunakan oleh suatu paket tunggal untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan paket tertentu.
Daftar flag USE global yang tersedia dapat diperoleh online atau secara lokal di file /usr/portage/profiles/use.desc.
Daftar flag-flag USE lokal yang tersedia dapat ditemukan di /usr/portage/profiles/use.local.desc.
2.b. Menggunakan flag USE
Dengan harapan anda dapat diyakinkan akan pentingnya flag USE, kami akan menginformasikan bagaimana cara mendeklarasikan flag USE.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, semua flag USE dideklarasikan di dalam variabel USE. Untuk memudahkan user mencari dan memilih flag USE, kami telah memberikan sebuah pengaturan USE default. Pengaturan ini adalah kumpulan dari flag USE yang kami rasa sering digunakan oleh user Gentoo. Setting default ini dideklarasikan pada file make.defaults, yang merupakan bagian dari profil anda.
Profil yang digunakan oleh sistem anda ditunjukkan oleh simlink make.profile. Setiap profil bekerja di atas profil lain yang lebih luas, hasil akhirnya adalah rangkuman dari seluruh profil. Profil teratas adalah profil base (/usr/portage/profiles/base).
Mari kita lihat pengaturan USE default untuk profil 2004.3:
Daftar Kode 2.1: Variabel USE make.defaults untuk profil 2004.3
(Contoh ini merupakan rangkuman dari setting di profil base,
  default-linux, default-linux/x86 dan default-linux/x86/2004.3)
USE="x86 oss apm arts avi berkdb bitmap-fonts crypt cups encode fortran f77
     foomaticdb gdbm gif gpm gtk imlib jpeg kde gnome libg++ libwww mad
     mikmod motif mpeg ncurses nls oggvorbis opengl pam pdflib png python qt
     quicktime readline sdl spell ssl svga tcpd truetype X xml2 xmms xv zlib"
Seperti yang anda lihat, variabel ini sudah memiliki cukup banyak kata kunci. Jangan mengubah file /etc/make.profile/make.defaults untuk menyesuaikan variabel USE dengan kebutuhan anda: perubahan ini akan dibatalkan ketika anda memperbarui Portage!
Untuk mengubah pengaturan default ini, anda perlu menambahkan atau mengubah kata kunci pada variabel USE. Hal ini dilakukan secara global dengan mendefinisikan variabel USE pada /etc/make.conf. Dalam variabel ini, Anda menambahkan flag USE tambahan yang Anda butuhkan, atau membuang flag USE yang tidak anda butuhkan. Yang kedua ini dapat dilakukan dengan menambahkan kata kunci dengan tanda minus ("-").
Sebagai contoh, untuk membuang dukungan untuk KDE dan QT tetapi menambahkan dukungan untuk ldap, variabel USE berikut dapat didefinisikan pada /etc/make.conf:
Daftar Kode 2.2: Contoh pengaturan USE di /etc/make.conf
USE="-kde -qt3 -qt4 ldap"
Kadang-kadang anda ingin menggunakan sebuah flag USE khusus untuk satu (atau beberapa) aplikasi tetapi bukan untuk seluruh sistem. Untuk melakukannya, anda perlu menciptakan direktori /etc/portage (jika belum ada) lalu edit /etc/portage/package.use. Biasanya package.use merupakan sebuah file biasa, tetapi juga bisa berupa direktori; bacalah man portage untuk mendapatkan informasi lebih lengkap. Contoh berikut ini menganggap package.use sebagai sebuah file.
Sebagai contoh, jika anda tidak ingin dukungan berkdb secara global tetapi anda menginginkannya untuk mysql, anda harus menambahkan:
Daftar Kode 2.3: Contoh /etc/portage/package.use
dev-db/mysql berkdb
Tentu saja anda dapat juga secara eksplisit menonaktifkan flag-flag USE untuk sebuah aplikasi tertentu. Sebagai contoh, jika anda tidak ingin dukungan java di PHP:
Daftar Kode 2.4: Contoh lain /etc/portage/package.use
dev-php/php -java
Kadang-kadang anda ingin mendefinisikan pengaturan pada USE tertentu untuk penggunaan sekali saja. Daripada mengubah file /etc/make.conf dua kali (melakukan dan membatalkan perubahan USE), anda dapat mendeklarasikan variabel USE sebagai variabel lingkungan. Perlu diingat, ketika anda menginstal ulang atau memperbarui aplikasi ini (secara eksplisit atau sebagai bagian dari update sistem), perubahan-perubahan anda akan hilang!
Sebagai contoh, kita akan menonaktifkan java untuk sementara dari pengaturan USE selama instalasi seamonkey.
Daftar Kode 2.5: Menggunakan USE sebagai variabel lingkungan
# USE="-java" emerge seamonkey
Tentu saja terdapat urutan-urutan pengaturan yang memiliki prioritas terhadap pengaturan USE. Anda tentu saja tidak ingin menggunakan USE="-java" hanya untuk melihat bahwa java ternyata telah digunakan. Urutan untuk pengaturan USE adalah, diurutkan berdasarkan prioritas (yang pertama mempunyai prioritas terendah):
  1. Pengaturan USE default yang ditentukan di file make.defaults sebagai bagian dari profil anda
  2. Pengaturan USE yang didefinisikan ditentukan di /etc/make.conf
  3. Pengaturan USE yang ditentukan oleh pengguna di /etc/portage/package.use
  4. Pengaturan USE yang ditentukan oleh pengguna sebagai variabel lingkungan
Untuk melihat pengaturan USE akhir yang akan digunakan oleh Portage, jalankan emerge --info. Perintah ini akan memberikan daftar yang berisi semua variabel yang relevan (termasuk variabel USE) yang digunakan oleh Portage.
Daftar Kode 2.6: Menjalankan emerge --info
# emerge --info
Jika anda telah mengubah flag-flag USE anda dan ingin memperbarui seluruh sistem anda agar menggunakan flag-flag USE baru tersebut, gunakan opsi --newuse pada perintah emerge:
Daftar Kode 2.7: Memperbarui seluruh sistem
# emerge --update --deep --newuse world
Selanjutnya, jalankan depclean Portage untuk menghapus semua dependensi kondisional yang ter-emerge pada sistem "lama" anda, tetapi tidak lagi digunakan karena flag-flag USE baru.
Peringatan: emerge --depclean adalah langkah yang berbahaya dan sebaiknya digunakan dengan sangat hati-hati. Periksa kembali daftar paket-paket "usang" yang ditampilkan untuk memastikan agar Portage tidak menghapus paket-paket yang anda perlukan. Pada contoh berikut ini, kami menambahkan opsi -p agar depclean hanya menampilkan daftar paket-paket tanpa menghapusnya.
Daftar Kode 2.8: Menghapus paket-paket usang
# emerge -p --depclean
Setelah depclean selesai, jalankan revdep-rebuild untuk membangun ulang aplikasi yang terkait secara dinamis dengan objek-objek yang disediakan oleh paket-paket yang telah dibuang. revdep-rebuild merupakan bagian dari paket gentoolkit; jangan lupa untuk menginstalnya:
Daftar Kode 2.9: Menjalankan revdep-rebuild
# revdep-rebuild
Setelah semuanya selesai, sistem anda sekarang menggunakan setting flag-flag USE yang baru.
2.c. Flag USE dari paket tertentu
Mari kit gunakan seamonkey sebagai contoh: flag USE saja yang digunakan? Untuk mengetahuinya, kita menggunakan emerge dengan opsi --pretend dan --verbose:
Daftar Kode 3.1: Melihat flag USE yang digunakan
# emerge --pretend --verbose seamonkey
These are the packages that I would merge, in order:

Calculating dependencies ...done!
[ebuild   R   ] www-client/seamonkey-1.0.7  USE="crypt gnome java -debug -ipv6
-ldap -mozcalendar -mozdevelop -moznocompose -moznoirc -moznomail -moznopango
-moznoroaming -postgres -xinerama -xprint" 0 kB
emerge bukanlah satu-satunya alat untuk pekerjaan ini. Sebenarnya kami memiliki suatu utilitas yang didedikasikan untuk melihat informasi paket yang bernama equery, yang merupakan bagian dari paket gentoolkit. Pertama, instal gentoolkit:
Daftar Kode 3.2: Instalasi gentoolkit
# emerge gentoolkit
Sekarang jalankan equery dengan argumen uses untuk melihat flag USE dari suatu paket. Sebagai contoh, untuk paket gnumeric:
Daftar Kode 3.3: Menggunakan equery untuk melihat flag USE yang digunakan
# equery uses =gnumeric-1.6.3 -a
[ Searching for packages matching =gnumeric-1.6.3... ]
[ Colour Code : set unset ]
[ Legend        : Left column  (U) - USE flags from make.conf  ]
[               : Right column (I) - USE flags packages was installed with ]
[ Found these USE variables for app-office/gnumeric-1.6.3 ]
 U I
 - - debug  : Enable extra debug codepaths, like asserts and extra output.
                     If you want to get meaningful backtraces see
                     http://www.gentoo.org/proj/en/qa/backtraces.xml.
 - - gnome  : Adds GNOME support
 + + python  : Adds support/bindings for the Python language
 - - static : !!do not set this during bootstrap!! Causes binaries to be
+                       statically linked instead of dynamically

3. Fitur-fitur Portage

3.a. Fitur-fitur Portage
Portage memiliki berbagai fitur tambahan yang dapat menjadikan pengalaman anda dengan Gentoo lebih asyik. Kebanyakan dari fitur ini bergantung pada beberapa software yang dapat meningkatkan performa, kehandalan, dan keamanan sistem,...
Untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur-fitur tertentu Portage, anda perlu mengedit variabel FEATURES di file /etc/make.conf yang berisi keyword fitur, dipisahkan dengan spasi. Pada beberapa kasus, anda juga perlu menginstal utilitas tambahan yang diperlukan oleh fitur tersebut.
Tidak semua fitur yang didukung Portage kami jelaskan di sini. Untuk gambaran secara menyeluruh, silahkan baca manual make.conf:
Daftar Kode 1.1: Membaca manual make.conf
$ man make.conf
Untuk mengetahui FEATURES apa yang telah digunakan secara default, jalankan emerge --info lalu cari variabel FEATURES, atau grep:
Daftar Kode 1.2: Mengetahui FEATURES yang telah digunakan
$ emerge --info | grep FEATURES
3.b. Kompilasi Terdistribusi
distcc adalah sebuah program untuk mendistribusikan proses kompilasi kepada beberapa mesin, tidak harus sama jenisnya, yang terhubung di dalam sebuah jaringan. Klien distcc mengirimkan semua informasi yang diperlukan ke server distcc yang tersedia (yang menjalankan distccd), sehingga mereka dapat mengkompilasi potongan-potongan source code untuk klien. Hasil akhirnya adalah waktu kompilasi yang lebih singkat.
Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang distcc (dan informasi bagaimana menjalankannya pada Gentoo) di Dokumentasi Distcc Gentoo kami.
Distcc dilengkapi dengan sebuah monitor grafis untuk memonitor tugas-tugas yang dikirimkan oleh komputer Anda untuk kompilasi. Jika anda menggunakan Gnome maka tambahkan 'gnome' pada variabel USE anda. Jika anda tidak menggunakan Gnome dan tetap ingin memiliki monitor ini, maka anda harus menambahkan 'gtk' pada variabel USE anda.
Daftar Kode 2.1: Instalasi Distcc
# emerge distcc
Tambahkan distcc pada variabel FEATURES di file /etc/make.conf. Selanjutnya, edit variabel MAKEOPTS sesuai dengan keinginan anda. Sebuah garis pedoman yang diketahui adalah mengisi -jX dengan X adalah jumlah CPU yang menjalankan distccd (termasuk juga host tersebut) ditambah satu. Tapi anda mungkin saja bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dengan nilai lain.
Sekarang jalankan distcc-config dan masukkan daftar dari server-server distcc yang tersedia. Sebagai contoh sederhana, kami ganggap server distcc yang tersedia adalah 192.168.1.102 (host ini), 192.168.1.103 dan 192.168.1.104 (dua host "remote"):
Daftar Kode 2.2: Konfigurasi distcc untuk menggunakan tiga server distcc yang tersedia
# distcc-config --set-hosts "192.168.1.102 192.168.1.103 192.168.1.104"
Tentu saja, jangan lupa jalankan daemon distccd:
Daftar Kode 2.3: Menjalankan daemon distcc
# rc-update add distccd default
# /etc/init.d/distccd start
3.d. ccache
ccache adalah cache compiler yang cepat. Ketika anda mengkompilasi sebuah program, hasil tengah kompilasi akan dicache, sehingga jika anda mengkompilasi ulang program yang sama, waktu kompilasinya akan berkurang drastis. Untuk kompilasi umum, hasil yang dicapai adalah kompilasi yang lebih singkat 5 sampai 10 kali.
Jika anda tertarik untuk lebih mengenal ccache, silahkan kunjungi website ccache.
Untuk menginstal ccache, jalankan emerge ccache:
Daftar Kode 3.1: Instalasi ccache
# emerge ccache
Buka file /etc/make.conf lalu tambahkan ccache ke variabel FEATURES. Kemudian, tambahkan variabel baru bernama CCACHE_SIZE dan set ke "2G":
Daftar Kode 3.2: Edit CCACHE_SIZE di /etc/make.conf
CCACHE_SIZE="2G"
Untuk memeriksa apakah ccache bekerja, mintalah ccache untuk memberikan statistiknya kepada anda. Karena Portage menggunakan direktori home ccache yang berbeda, anda juga perlu mengeset variabel CCACHE_DIR:
Daftar Kode 3.3: Melihat statistik ccache
# CCACHE_DIR="/var/tmp/portage" ccache -s
/var/tmp/ccache adalah lokasi direktori home ccache default Portage; jika anda ingin merubahnya, anda dapat melakukannya melalui variabel CCACHE_DIR di /etc/make.conf.
Bagaimanapun juga, ketika anda menjalankan ccache, lokasi default ${HOME}/.ccache akan digunakan, itulah sebabnya anda perlu mengatur variabel CCACHE_DIR ketika ingin melihat statistik ccache (Portage).
Jika anda ingin menggunakan ccache untuk kompilasi non-Portage, tambahkan /usr/lib/ccache/bin di awal variabel PATH anda (sebelum /usr/bin). Ini dapat dilakukan dengan mengedit .bash_profile di direktori home anda. Penggunaan .bash_profile adalah salah satu cara untuk mendefinisikan variabel PATH.
Daftar Kode 3.4: Edit .bash_profile
PATH="/usr/lib/ccache/bin:/opt/bin:${PATH}"
3.d. Dukungan Paket Binari
Portage mendukung instalasi paket-paket prebuilt. Walaupun Gentoo tidak menyediakan paket-paket prebuilt (kecuali snapshot GRP), Portage dapat dengan mudah diatur untuk menangani paket prebuilt.
Untuk menciptakan sebuah paket prebuilt, anda dapat menggunakan quickpkg jika paket tersebut telah terinstal di sistem anda, atau emerge dengan opsi --buildpkg atau --buildpkgonly.
Jika anda ingin agar Portage selalu menciptakan paket prebuilt untuk setiap software yang anda instal, tambahkan buildpkg ke variabel FEATURES.
Dukungan yang lebih luas untuk pembuatan kumpulan paket prebuilt dapat dilakukan dengan catalyst. Untuk info lebih lanjut tentang catalyst, bacalah FAQ Catalyst.
Walaupun Gentoo tidak menyediakannya, anda dapat menciptakan sebuah repositori pusat tempat anda menyimpan paket-paket prebuilt. Jika anda ingin menggunakan repositori ini, anda perlu memberitahukannya kepada Portage dengan menambahkan variabel PORTAGE_BINHOST yang menunjuk ke repositori tersebut. Sebagai contoh, jika paket-paket prebuilt tersimpan di ftp://buildhost/gentoo:
Daftar Kode 4.1: Set PORTAGE_BINHOST di /etc/make.conf
PORTAGE_BINHOST="ftp://buildhost/gentoo"
Ketika anda ingin menginstal sebuah paket prebuilt, tambahkan opsi --getbinpkg ke perintah emerge bersama opsi --usepkg. Opsi pertama akan memerintahkan emerge untuk mendownload paket prebuilt dari server yang telah ditentukan. Sedangkan opsi kedua akan memerintahkan emerge untuk mencoba menginstal paket prebuilt dulu sebelum mendowload source dan mengkompilasinya.
Sebagai contoh, untuk menginstal gnumeric dari paket prebuilt:
Daftar Kode 4.2: Instalasi paket prebuilt gnumeric
# emerge --usepkg --getbinpkg gnumeric
Informasi lebih lanjut tentang opsi-opsi paket prebuilt emerge dapat anda temukan di manual emerge:
Daftar Kode 4.3: Membaca manual emerge
# man emerge
3.e. Mendownload File
Ketika anda meng-emerge sejumlah paket, Portage dapat mendownload file source untuk paket selanjutnya yang ada di daftar bahkan ketika sedang mengkompilasi paket lain, jadi dapat mempersingkat waktu kompilasi. Untuk menggunakannya, tambahkan "parallel-fetch" di variabel FEATURES.
Ketika Portage dijalankan sebagai root, FEATURES="userfetch" akan mengizinkan Portage untuk menanggalkan hak root. Ini merupakan sebuah peningkatan kecil untuk keamanan sistem.

4. Skrip Init

4.a. Runlevel
Ketika sistem anda boot, anda akan melihat banyak teks yang beterbangan. Jika anda memperhatikan dengan benar, anda akan mengetahui bahwa teks ini adalah teks yang selalu ditampilkan setiap kali sistem anda boot. Urutan dalam semua proses ini disebut boot sequences dan (lebih kurang) didefenisikan secara statis.
Pertama-tama, bootloader akan memuat imej kernel yang telah anda tentukan di konfigurasi bootloader ke dalam memori, setelah itu bootloader memerintahkan CPU untuk menjalankan kernel. Ketika kernel telah dimuat dan dialankan, bootloader akan menginisialisasi semua struktur dan tugas-tugas khusus kernel dan memulai proses init.
Proses ini kemudian akan memastikan bahwa semua filesystem (yang didefenisikan dalam /etc/fstab) dimuat dan siap digunakan. Kemudian beberapa skrip yang berada pada /etc/init.d akan dijalankan, yang akan memulai servis yang anda perlukan untuk menghasilkan suatu sistem yang sukses di-boot.
Terakhir, setelah semua skrip dijalankan, init mengaktifkan terminal-terminal (dalam banyak kasus ini berupa konsol virtual yang tersembunyi di dalam Alt-F1, Alt-F2, dst) dengan melampirkan proses khusus yang disebut agetty padanya. Proses ini akan memastikan bahwa anda dapat login melalui terminal-terminal ini dengan menjalankan login.
init tidak hanya menjalankan skrip yang ada di dalam /etc/init.d secara acak. Bahkan tidak menjalankan semua skrip yang berada di dalam /etc/init.d, melainkan hanya skrip yang telah diperintahkan untuk dijalankan saja. Skrip yang akan dijalankan ditentukan dengan melihat isi /etc/runlevels.
Pertama-tama, init menjalankan semua skrip dari /etc/init.d yang mempunyai symlink di /etc/runlevels/boot. Biasanya, skrip dijalankan sesuai dengan urutan abjad, tetapi beberapa skrip mempunyai dependensi di dalamnya, memberitahukan kepada sistem bahwa skrip yang lain harus dijalankan terlebih dahulu sebelum ia dapat dijalankan.
Ketika semua skrip yang direferensikan oleh /etc/runlevels/boot telah dijalankan, init melanjutkannya dengan menjalankan skrip yang memiliki symlink di /etc/runlevels/default. Lagi-lagi, init akan menggunakan urutan abjad untuk menentukan skrip mana yang akan dijalankan lebih dulu, kecuali jika suatu skrip mempunyai dependensi di dalamnya yang menyebabkan perubahan urutan agar skrip-skrip dijalankan dengan urutan yang benar.
Tentu saja init tidak memutuskan semuanya sendirian. Diperlukan sebuah file konfigurasi yang menentukan tindakan apa saja yang harus diambil. File konfigurasi ini adalah /etc/inittab.
Jika anda mengingat urutan boot yang telah kami jelaskan, anda akan mengingat bahwa tindakan init yang pertama adalah melakukan mount semua filesystem. Tindakan ini ditentukan pada baris berikut ini dalam /etc/inittab:
Daftar Kode 1.1: Baris inisialisasi sistem pada /etc/inittab
si::sysinit:/sbin/rc sysinit
Baris ini memerintahkan init untuk menjalankan /sbin/rc sysinit untuk menginisialisasi sistem. Skrip /sbin/rc menangani proses inisialisasi, jadi anda boleh saja mengatakan bahwa init tidaklah bekerja banyak -- ia hanya memberikan tugas untuk menginisialisasi sistem kepada proses lain.
Kedua, init menjalankan semua skrip yang mempunyai symlink di /etc/runlevels/boot yang ditentukan pada baris berikut ini:
Daftar Kode 1.2: Inisialisasi sistem, lanjutan
rc::bootwait:/sbin/rc boot
Kemudian skrip rc akan melakukan tugas-tugas yang diperlukan. Perlu dicatat bahwa opsi yang diberikan kepada rc (boot) sama dengan subdirektori dari /etc/runlevels yang dipergunakan.
Sekarang init akan memeriksa file konfigurasinya untuk melihat runlevel apa yang perlu dijalankan. Untuk memutuskan hal ini, maka baris berikut ini dari /etc/inittab akan dibaca:
Daftar Kode 1.3: Baris init default
id:3:initdefault:
Dalam hal ini (dimana mayoritas pengguna Gentoo akan menggunakannya), id runlevel adalah 3. Dengan menggunakan informasi ini, init akan memeriksa apa saja yang harus dijalankan untuk memulai runlevel 3:
Daftar Kode 1.4: Defenisi runlevel
l0:0:wait:/sbin/rc shutdown
l1:S1:wait:/sbin/rc single
l2:2:wait:/sbin/rc nonetwork
l3:3:wait:/sbin/rc default
l4:4:wait:/sbin/rc default
l5:5:wait:/sbin/rc default
l6:6:wait:/sbin/rc reboot
Baris yang mendefenisikan level 3, sekali lagi, menggunakan skrip rc untuk memulai servis (dengan argumen default). Perlu dicatat juga bahwa argumen rc sama dengan subdirektori di dalam /etc/runlevels.
Ketika rc selesai dijalankan, init menentukan konsol virtual apa yang perlu diaktifkan dan perintah apa yang perlu dijalankan pada setiap konsol:
Daftar Kode 1.5: Defenisi konsol virtual
c1:12345:respawn:/sbin/agetty 38400 tty1 linux
c2:12345:respawn:/sbin/agetty 38400 tty2 linux
c3:12345:respawn:/sbin/agetty 38400 tty3 linux
c4:12345:respawn:/sbin/agetty 38400 tty4 linux
c5:12345:respawn:/sbin/agetty 38400 tty5 linux
c6:12345:respawn:/sbin/agetty 38400 tty6 linux
Anda telah mengetahui bahwa init menggunakan skema penomoran untuk menentukan runlevel apa yang harus diaktifkan. Sebuah runlevel adalah sebuah kondisi dimana sistem berjalan dan berisi koleksi skrip (skrip runlevel atau initscripts) yang harus dijalankan ketika anda memasuki atau meninggalkan suatu runlevel.
Di Gentoo, terdapat tujuh runlevel yang didefenisikan, tiga runlevel internal, dan empat runlevel yang didefenisikan user. Runlevel internal terdiri dari sysinit, shutdown dan reboot dan melakukan hal-hal yang sama dengan nama mereka: inisialisasi sistem, mematikan sistem dan reboot sistem.
Runlevel yang didefenisikan user berada di dalam subdirektori /etc/runlevels: boot, default, nonetwork dan single. Runlevel boot memulai semua servis penting untuk sistem yang akan digunakan oleh runlevel-runlevel lainnya. Sisa tiga runlevel dibedakan dari servis yang dimulai: default digunakan untuk penggunaan sehari-hari, nonetwork digunakan bila koneksi jaringan tidak diperlukan, dan single digunakan ketika Anda harus memperbaiki sistem.
Skrip yang dimulai oleh proses rc disebut skrip init. Setiap skrip pada /etc/init.d dapat dieksekusi dengan argumen start, stop, restart, pause, zap, status, ineed, iuse, needsme, usesme atau broken.
Untuk memulai, menghentikan atau memulai kembali suatu servis (dan semua servis yang bergantung padanya), start, stop dan restart harus digunakan:
Daftar Kode 1.6: Memulai postfix
# /etc/init.d/postfix start
Catatan: Hanya servis yang memerlukan servis yang diberikan yang akan dihentikan atau dimulai ulang. Servis lain yang bergantung padanya (yang menggunakan servis ini tetapi tidak memerlukannya) tidak akan diutak-atik.
Jika anda ingin menghentikan suatu servis, tetapi bukan servis yang bergantung padanya, anda dapat menggunakan argumen pause:
Daftar Kode 1.7: Menghentikan postfix tetapi membiarkan servis yang bergantung padanya tetap berjalan
# /etc/init.d/postfix pause
Jika Anda ingin melihat status dari suatu servis (started, stopped, paused, ...) Anda dapat menggunakan argumen status:
Daftar Kode 1.8: Informasi status postfix
# /etc/init.d/postfix status
Jika informasi status memberitahukan Anda bahwa suatu servis sedang berjalan, tetapi Anda tahu bahwa itu tidak berjalan, maka Anda dapat mereset informasi status ke "stopped" dengan argumen zap:
Daftar Kode 1.9: Reset informasi status postfix
# /etc/init.d/postfix zap
Untuk memeriksa dependensi dari servis tersebut, Anda dapat menggunakan iuse atau ineed. Dengan ineed anda dapat melihat servis yang benar-benar diperlukan oleh suatu servis untuk dapat berfungsi dengan benar. Pada sisi lain, iuse menunjukkan servis yang dapat digunakan oleh servis itu, tetapi tidak terlalu diperlukan untuk berfungsi dengan benar.
Daftar Kode 1.10: Melihat daftar semua servis yang dibutuhkan oleh postfix
# /etc/init.d/postfix ineed
Demikian juga, anda dapat melihat servis-servis apa saja yang memerlukan servis tersebut (needsme) atau yang dapat menggunakannya (usesme):
Daftar Kode 1.11: Melihat daftar semua servis yang membutuhkan postfix
# /etc/init.d/postfix needsme
Terakhir, anda dapat melihat dependensi apa yang saja yang diperlukan oleh servis tersebut tetapi tidak tersedia:
Daftar Kode 1.12: Melihat daftar dependensi yang tidak tersedia untuk postfix
# /etc/init.d/postfix broken
4.b. Bekerja dengan rc-update
Sistem init Gentoo menggunakan suatu pohon dependensi untuk menentukan servis-servis apa saja yang harus dijalankan terlebih dulu. Karena ini merupakan tugas yang membosankan, maka kami tidak ingin user kami melakukannya secara manual. Kami telah membuatkan sebuah utilitas yang memudahkan administrasi runlevel dan skrip init.
Dengan rc-update anda dapat menambah dan menghapus skrip init dari suatu runlevel. Utilitas rc-update kemudian akan secara otomatis memerintahkan skrip depscan.sh untuk membangun ulang pohon dependensi.
Anda telah menambahkan beberapa skrip init pada runlevel "default" ketika melakukan instalasi Gentoo. Pada saat itu, mungkin anda sama sekali tidak mempunyai bayangan "default" itu untuk apa, tetapi sekarang anda seharusnya sudah tahu. Skrip rc-update membutuhkan argumen kedua yang mendefenisikan aksi: add, del atau show.
Untuk menambah atau menghapus sebuah skrip init, berikan argumen add atau del kepada rc-update, diikuti dengan skrip init dan runlevel. Sebagai contoh:
Daftar Kode 2.1: Menghapus postfix dari runlevel default
# rc-update del postfix default
Perintah rc-update -v show akan menunjukkan semua skrip init yang ada dan daftar runlevel tempat mereka dijalankan:
Daftar Kode 2.2: Menampilkan informasi skrip init
# rc-update -v show
Anda juga bisa menjalankan rc-update show (tanpa opsi -v) jika anda hanya ingin melihat skrip init yang telah diaktifkan bersama runlevelnya.
4.c. Pengaturan Servis
Skrip init dapat menjadi begitu rumit. Oleh karena itu akan menjadi sangat tidak menarik bagi user untuk mengedit skrip init secara langsung, karena akan membuatnya menjadi rentan terhadap kesalahan. Bagaimanapun juga, pengaturan servis tersebut tetaplah penting. Contohnya, Anda mungkin ingin memberikan opsi lebih untuk servis itu sendiri.
Alasan kedua untuk memiliki pengaturan ini di luar skrip init adalah agar dapat melakukan update skrip init tanpa harus khawatir dibatalkannya perubahan pada pengaturan anda.
Gentoo memberikan cara mudah untuk mengatur suatu servis: setiap skrip init yang dapat dikonfigurasi, mempunyai suatu file di dalam /etc/conf.d. Contohnya, skrip init apache2 (bernama /etc/init.d/apache2) mempunyai suatu file konfigurasi yang bernama /etc/conf.d/apache2, yang dapat berisi opsi-opsi yang ingin anda berikan kepada server Apache 2 ketika memulai servis tersebut:
Daftar Kode 3.1: Variable yang didefenisikan pada /etc/conf.d/apache2
APACHE2_OPTS="-D PHP5"
File konfigurasi tersebut berisi variabel, dan hanya variabel (seperti /etc/make.conf), sehingga konfigurasi servis menjadi sangat mudah. Dan juga, kita dapat memberikan lebih banyak informasi mengenai variabel (sebagai komentar).
4.d. Menulis Skrip Init
Tidak. Menulis skrip init biasanya tidak diperlukan, karena Gentoo telah menyediakan skrip init siap pakai untuk semua servis yang disediakan. Tetapi, anda mungkin telah menginstal suatu servis tanpa menggunakan Portage, sehingga anda harus membuat sendiri skrip initnya.
Jangan gunakan skrip init yang disediakan oleh servis tersebut bila tidak disebutkan secara jelas bahwa skrip tersebut ditulis untuk Gentoo: skrip init Gentoo tidak kompatibel dengan skrip init yang digunakan oleh distro lain!
Layout dasar dari sebuah skrip init ditunjukkan di bawah ini.
Daftar Kode 4.1: Layout dasar skrip init
#!/sbin/runscript

depend() {
  (Informasi dependensi)
}

start() {
  (Perintah penting untuk memulai servis)
}

stop() {
  (Perintah penting untuk menghentikan servis)
}

restart() {
  (Perintah penting untuk memulai kembali servis)
}
Semua skrip init mengharuskan fungsi start() didefenisikan. Sedangkan seksi yang lain adalah opsional.
Terdapat dua dependensi yang dapat Anda defenisikan: use dan need. Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, dependensi need lebih ketat daripada dependensi use. Mengikuti tipe dependensi ini, anda memasukkan servis yang dibutuhkan atau dependensi virtual.
Dependensi virtual adalah suatu dependensi yang diberikan oleh suatu servis, tetapi tidak melulu cuma bisa diberikan oleh servis itu saja. Skrip anda dapat bergantung pada logger sistem, tetapi terdapat banyak logger sistem yang tersedia (metalogd, syslog-ng, sysklogd, ...). Karena anda tidak dapat menjalankan semuanya (tidak ada sistem yang menginstal dan menjalankan semua logger sistem ini dalam satu waktu) kami memastikan bahwa semua servis ini menyediakan sebuah dependensi virtual.
Mari kita lihat informasi dependensi untuk servis postfix.
Daftar Kode 4.2: Informasi dependensi postfix
depend() {
  need net
  use logger dns
  provide mta
}
Seperti yang anda lihat, servis postfix:
  • membutuhkan dependensi net (virtual) (yang disediakan oleh - misalnya - /etc/init.d/net.eth0)
  • menggunakan dependensi logger (virtual) (yang disediakan oleh - misalnya - /etc/init.d/syslog-ng)
  • menggunakan dependensi dns (virtual) (yang disediakan oleh - misalnya - /etc/init.d/named)
  • menyediakan dependensi mta (virtual) (yang umum untuk semua server mail)
Dalam beberapa kasus, anda mungkin tidak membutuhkan suatu servis, tetapi menginginkan servis anda dimulai sebelum (atau sesudah) servis yang lain dijalankan jika tersedia dalam sistem (catatan kondisi - ini sudah bukan merupakan dependensi) dan berjalan dalam runlevel yang sama (catatan kondisi - hanya servis yang berada dalam runlevel yang sama yang terlibat). Anda dapat memberikan informasi ini dengan before atau after.
Sebagai contoh, kita akan melihat setting dari servis Portmap:
Daftar Kode 4.3: Fungsi depend() pada servis portmap
depend() {
  need net
  before inetd
  before xinetd
}
Anda dapat juga menggunakan glob "*" untuk menangkap semua servis yang berada pada runlevel yang sama, meskipun hal ini tidak dianjurkan.
Daftar Kode 4.4: Menjalankan skrip init sebagai skrip pertama pada runlevel
depend() {
  before *
}
Jika servis anda harus menulis ke disk lokal, servis tersebut harus memerlukan localmount. Jika servis tersebut menempatkan sesuatu di dalam /var/run sebagai sebuah pidfile, maka servis tersebut harus dijalankan setelah bootmisc:
Daftar Kode 4.5: Contoh fungsi depend()
depend() {
  need localmount
  after bootmisc
}
Setelah fungsi depend(), anda juga perlu mendefenisikan fungsi start(). Fungsi ini berisi semua perintah yang diperlukan untuk menginisialisasi servis Anda. Dianjurkan untuk menggunakan fungsi ebegin dan eend untuk menginformasikan kepada user apa saja yang sedang terjadi:
Daftar Kode 4.6: Contoh fungsi start()
start() {
  ebegin "Starting my_service"
  start-stop-daemon --start --quiet --exec /path/to/my_service \
    --pidfile /path/to/my_pidfile
  eend $?
}
--exec dan --pidfile harus digunakan pada fungsi start dan stop. Jika servis tidak menciptakan sebuah pidfile, maka gunakan --make-pidfile jika memungkinkan, tetapi anda harus mencobanya dahulu untuk memastikan. Jika tidak, jangan gunakan pidfile. Anda juga dapat menambahkan --quiet pada opsi start-stop-daemon, tapi hal ini tidak dianjurkan kecuali servis tersebut sangat verbose. Penggunaan --quiet dapat menghalangi proses debugging jika servic tersebut gagal dimulai.
Catatan: Pastikan agar --exec benar-benar memanggil sebuah servis, bukannya skrip shell yang menjalankan servis kemudian berhenti -- inilah yang seharusnya dijalankan oleh skrip init.
Jika anda memerlukan contoh lebih lanjut terkait fungsi start(), silakan baca kode sumber dari skrip init yang tersedia di dalam direktori /etc/init.d.
Fungsi lain yang dapat anda defenisikan adalah: stop() dan restart(). Anda tidak diharuskan untuk mendefenisikan fungsi-fungsi ini! Sistem init kita cukup cerdas untuk mengisi fungsi-fungsi ini secara otomatis jika anda sudah menggunakan start-stop-daemon.
Walaupun anda tidak harus menciptakan fungsi stop(), berikut ini adalah contohnya:
Daftar Kode 4.7: Contoh fungsi stop()
stop() {
  ebegin "Stopping my_service"
  start-stop-daemon --stop --exec /path/to/my_service \
    --pidfile /path/to/my_pidfile
  eend $?
}
Jika servis anda menjalankan skrip lain (mis. bash, python, atau perl), dan skrip ini nantinya akan mengganti nama-nama (mis. foo.py ke foo), maka anda perlu menambahkan --name ke start-stop-daemon. Anda harus menentukan nama yang akan diganti oleh skrip anda. Pada contoh ini, sebuah servis menjalankan foo.py, yang kemudian berganti nama menjadi foo:
Daftar Kode 4.8: Servis yang menjalankan skrip foo
start() {
  ebegin "Starting my_script"
  start-stop-daemon --start --exec /path/to/my_script \
    --pidfile /path/to/my_pidfile --name foo
  eend $?
}
start-stop-daemon menyediakan manual yang sangat bagus jika anda memerlukan informasi lebih lanjut:
Daftar Kode 4.9: Membaca manual start-stop-daemon
# man start-stop-daemon
Sintaks skrip init Gentoo berbasis Bourne Again Shell (bash), jadi anda bebas menggunakan konstruksi yang kompatibel dengan bash di dalam skrip init anda.
Jika anda ingin skrip init anda mendukung opsi yang lebih advanced daripada opsi-opsi yang telah kami sediakan, anda harus menambahkan opsi tersebut pada variabel opts, dan membuat suatu fungsi dengan nama yang sama dengan opsi tersebut. Contohnya, untuk mendukung sebuah opsi bernama restartdelay:
Daftar Kode 4.10: Menambahkan dukungan opsi restartdelay
opts="${opts} restartdelay"

restartdelay() {
  stop()
  sleep 3    # Tunggu 3 detik sebelum menjalankan lagi
  start()
}
Anda tidak perlu melakukan apa-apa untuk menyediakan sebuah file konfigurasi di dalam /etc/conf.d: jika skrip init anda dijalankan, file-file berikut ini secara otomatis akan dijadikan sebagai sumber (variabel-variabel tersedia untuk digunakan):
  • /etc/conf.d/<skrip init anda>
  • /etc/conf.d/basic
  • /etc/rc.conf
Juga, jika skrip init anda menyediakan dependensi virtual (seperti net), maka file yang diasosiasikan dengan dependensi itu (seperti /etc/conf.d/net) juga akan dijadikan sebagai sumber.
4.e. Mengubah Tingkah Laku Runlevel
Banyak pengguna laptop yang mengetahui situasi ini: di rumah anda memerlukan net.eth0 sementara di perjalanan, anda tidak memerlukannya (karena tidak ada jaringan yang tersedia). Dengan Gentoo, anda dapat mengubah tingkah laku runlevel agar sesuai keinginan anda.
Contoh, anda dapat membuat suatu runlevel "default" kedua yang memiliki skrip init yang berbeda di dalamnya. Kemudian, pada saat boot anda dapat memilih runlevel default mana yang ingin anda gunakan.
Pertama-tama, buatlah direktori runlevel untuk runlevel "default" anda yang kedua. Sebagai contoh kami akan membuat runlevel offline:
Daftar Kode 5.1: Membuat direktori runlevel
# mkdir /etc/runlevels/offline
Tambahkan skrip init yang diperlukan pada runlevel yang baru dibuat ini. Contoh, jika anda ingin memiliki duplikat yang sama persis dengan runlevel default anda sekarang, tetapi tanpa net.eth0:
Daftar Kode 5.2: Menambahkan skrip init yang diperlukan
(Salin seluruh servis dari runlevel default ke runlevel offline)
# cd /etc/runlevels/default
# for service in *; do rc-update add $service offline; done
(Menghapus servis yang tidak diperlukan dari runlevel offline)
# rc-update del net.eth0 offline
(Menampilkan servis aktif dari runlevel offline)
# rc-update show offline
(Contoh sebagian output)
                acpid | offline
           domainname | offline
                local | offline
             net.eth0 |
Walaupun net.eth0 telah dihapus dari runlevel offline, udev masih akan tetap mencoba menjalankan semua perangkat yang ditemukannya dan meluncurkan servis yang sesuai. Untuk itu, anda perlu menambahkan setiap servis jaringan yang tidak anda ingin untuk dijalankan (juga servis untuk setiap perangkat yang mungkin akan dijalankan oleh udev) ke /etc/conf.d/rc seperti berikut:
Daftar Kode 5.3: Menonaktifkan peluncuran servis di /etc/conf.d/rc
RC_COLDPLUG="yes"
(Selanjutnya, tentukan servis yang tidak ingin langsung anda jalankan
RC_PLUG_SERVICES="!net.eth0"
Catatan: Untuk mendapatkan info lanjutan tentang hal ini, bacalah komentar di dalam file /etc/conf.d/rc.
Sekarang edit konfigurasi bootloader Anda dan tambahkan suatu entri baru untuk runlevel offline. Misalnya, di file /boot/grub/grub.conf:
Daftar Kode 5.4: Menambahkan sebuah entri untuk runlevel offline
title Gentoo Linux Offline Usage
  root (hd0,0)
  kernel (hd0,0)/kernel-2.4.25 root=/dev/hda3 softlevel=offline
VoilÃ, semuanya sudah siap sekarang. Jika Aada boot sistem dan memilih entri yang baru ditambahkan pada waktu boot, runlevel offline akan digunakan sebagai ganti dari default.
Menggunakan bootlevel sangat sejalan dengan softlevel. Perbedaannya di sini hanyalah anda mendefenisikan runlevel "boot" yang kedua dan bukan runlevel "default" yang ke dua.

5. Variabel Lingkungan

9.a. Variabel Lingkungan?
Variabel lingkungan adalah nama obyek yang berisi informasi yang digunakan oleh satu aplikasi atau lebih. Banyak user (khususnya mereka yang baru mengenal Linux) merasa hal ini agak aneh atau tidak dapat diatur. Pendapat ini tidak benar: dengan menggunakan variabel lingkungan, kita dengan mudah dapat melakukan perubahan konfigurasi untuk satu aplikasi atau lebih.
Tabel berikut berisi daftar variabel yang digunakan oleh sistem Linux berikut penjelasannya. Contoh nilai ditunjukkan setelah tabelnya.
Variabel Penjelasan
PATH Variabel ini berisi daftar direktori, yang dipisahkan oleh titik dua, yang digunakan oleh sistem anda untuk mencari file yang dapat dieksekusi. Jika anda memasukkan suatu nama file yang dapat dieksekusi (seperti ls, rc-update atau emerge) tetapi file ini ternyata tidak terdapat pada daftar direktori, maka sistem tidak akan menjalankan file ini (kecuali jika anda menuliskan path lengkap dari perintah tersebut, seperti /bin/ls).
ROOTPATH Variabel ini memiliki fungsi yang sama dengan PATH, tetapi hanya berisi daftar direktori yang akan diperiksa ketika user-root menjalankan sebuah perintah.
LDPATH Variabel ini berisi daftar direktori, yang dipisahkan oleh titik dua, yang digunakan oleh linker dinamis untuk mencari pustaka (library).
MANPATH Varibel ini berisi daftar direktori, yang dipisahkan oleh titik dua, yang digunakan oleh perintah man untuk mencari halaman manual.
INFODIR Variabel ini berisi daftar direktori, yang dipisahkan oleh titik dua, yang digunakan oleh perintah info untuk mencari halaman info.
PAGER Variable ini berisi path dari program yang digunakan untuk menunjukkan isi dari suatu file (mis. less atau more).
EDITOR Variabel ini berisi path dari program yang digunakan untuk mengubah isi dari suatu file (mis. nano atau vi).
KDEDIRS Variabel ini berisi daftar direktori, yang dipisahkan oleh titik dua, yang berisi materi-materi khusus KDE.
CONFIG_PROTECT Variabel ini berisi daftar direktori, yang dipisahkan oleh spasi, yang harus dilindungi oleh Portage selama update.
CONFIG_PROTECT_MASK Variabel ini berisi daftar direktori, yang dipisahkan oleh spasi, yang tidak boleh dilindungi oleh Portage selama update.
Berikut ini adalah contoh definisi dari semua variabel-variabel tersebut:
Daftar Kode 1.1: Contoh definisi variabel
PATH="/bin:/usr/bin:/usr/local/bin:/opt/bin:/usr/games/bin"
ROOTPATH="/sbin:/bin:/usr/sbin:/usr/bin:/usr/local/sbin:/usr/local/bin"
LDPATH="/lib:/usr/lib:/usr/local/lib:/usr/lib/gcc-lib/i686-pc-linux-gnu/3.2.3"
MANPATH="/usr/share/man:/usr/local/share/man"
INFODIR="/usr/share/info:/usr/local/share/info"
PAGER="/usr/bin/less"
EDITOR="/usr/bin/vim"
KDEDIRS="/usr"
CONFIG_PROTECT="/usr/X11R6/lib/X11/xkb /opt/tomcat/conf \
                /usr/kde/3.1/share/config /usr/share/texmf/tex/generic/config/ \
                /usr/share/texmf/tex/platex/config/ /usr/share/config"
CONFIG_PROTECT_MASK="/etc/gconf
5.b. Mendefinisikan Variabel secara Global
Untuk kebutuhan sentralisasi definisi variabel-variabel ini, Gentoo memperkenalkan direktori /etc/env.d. Di dalam direktori ini, anda akan menemukan beberapa file, seperti 00basic, 05gcc, dll, yang berisi variabel yang dibutuhkan oleh aplikasi yang bersesuaian namanya.
Contohnya, ketika anda menginstal gcc, file 05gcc akan diciptakan oleh ebuild, yang berisi definisi dari variabel-variabel berikut:
Daftar Kode 2.1: /etc/env.d/05gcc
PATH="/usr/i686-pc-linux-gnu/gcc-bin/3.2"
ROOTPATH="/usr/i686-pc-linux-gnu/gcc-bin/3.2"
MANPATH="/usr/share/gcc-data/i686-pc-linux-gnu/3.2/man"
INFOPATH="/usr/share/gcc-data/i686-pc-linux-gnu/3.2/info"
CC="gcc"
CXX="g++"
LDPATH="/usr/lib/gcc-lib/i686-pc-linux-gnu/3.2.3"
Distro lain meminta anda untuk mengubah atau menambahkan definisi variabel lingkungan di /etc/profile atau lokasi yang lain. Gentoo memberikan kemudahan bagi Anda (dan bagi Portage) untuk memelihara dan mengatur variabel lingkungan tanpa perlu memberikan perhatian penuh pada sejumlah file yang mungkin berisi variabel lingkungan.
Contohnya, ketika gcc diperbarui, file /etc/env.d/05gcc juga akan langsung diperbarui tanpa campur tangan user.
Hal ini bukan hanya menguntungkan Portage, tetapi juga anda sebagai pengguna. Kadang-kadang anda mungkin akan diminta untuk melakukan pengaturan variabel lingkungan dari keseluruhan sistem. Contohnya, kita gunakan variabel http_proxy. Daripada berpusing ria dengan /etc/profile, anda sekarang cukup membuat suatu file (/etc/env.d/99local) dan memasukkan definisi anda di dalamnya:
Daftar Kode 2.2: /etc/env.d/99local
http_proxy="proxy.server.com:8080"
Dengan menggunakan file yang sama untuk semua variabel, anda akan mendapatkan ringkasan cepat dari variabel yang telah anda definisikan.
Beberapa file yang berada di dalam /etc/env.d mendefinisikan variabel PATH. Hal ini tidak salah: ketika anda menjalankan env-update, beberapa definisi akan ditambahkan sebelum variabel lingkungan diperbarui, sehingga memudahkan paket (atau pengguna) untuk menambahkan variabel lingkungannya sendiri tanpa mempengaruhi nilai variabel yang telah ada.
Skrip env-update akan menambahkan nilai-nilai dalam urutan abjad ke dalam file /etc/env.d. Nama-nama file harus dimulai dengan dua angka desimal.
Daftar Kode 2.3: Urutan update yang digunakan oleh env-update
00basic        99kde-env       99local
     +-------------+----------------+-------------+
PATH="/bin:/usr/bin:/usr/kde/3.2/bin:/usr/local/bin"
Rangkaian variable tidak selalu terjadi, untuk variabel-variabel berikut ini: KDEDIRS, PATH, LDPATH, MANPATH, INFODIR, INFOPATH, ROOTPATH, CONFIG_PROTECT, CONFIG_PROTECT_MASK, PRELINK_PATH dan PRELINK_PATH_MASK. Untuk semua variabel lain, nilai terakhir yang didefinisikan (dengan urutan abjad dari nama file di /etc/env.d) digunakan.
Ketika Anda menjalankan env-update, skrip ini akan menciptakan semua variabel lingkungan dan menempatkannya di /etc/profile.env (yang digunakan oleh /etc/profile). Skrip ini juga akan mengambil informasi dari variabel LDPATH dan menggunakannya untuk membuat /etc/ld.so.conf. Setelah itu, skrip ini akan menjalankan ldconfig untuk membuat kembali file /etc/ld.so.cache yang digunakan oleh linker dinamis.
Jika anda ingin mendapatkan hasil env-update sesegera mungkin setelah anda menjalankan skripnya, jalankan perintah berikut untuk memperbarui lingkungan anda. Pengguna yang menginstal sendiri Gentoo-nya mungkin masih mengingatnya dari instruksi instalasi:
Daftar Kode 2.4: Memperbarui lingkungan
# env-update && source /etc/profile
Catatan: Perintah di atas hanya akan memperbarui variabel di terminal yang sedang anda gunakan, konsol-konsol baru, dan turunannya. Jadi jika anda bekerja di lingkungan X11, anda perlu mengetikkan source /etc/profile di semua terminal baru yang anda buka, atau restart X agar semua terminal mengetahui variabel baru. Jika anda menggunakan sebuah login manager, jadilah user root kemudian jalankan /etc/init.d/xdm restart. Jika tidak, anda perlu logout dan login kembali agar X menerapkan semua variabel baru.
Penting: Anda tidak boleh menggunakan variabel shell ketika menentukan variabel lain. Artinya, penggunaan FOO="$BAR" ($BAR adalah variabel lain) dilarang.
5.c. Mendefinisikan Variabel Lokal
Anda tidak selalu harus atau perlu mendefinisikan variabel lingkungan secara global. Contohnya, mungkin anda ingin menambahkan /home/my_user/bin ke dalam variabel PATH tetapi anda tidak ingin pengguna lain pada sistem tersebut memiliki PATH yang sama dengan milik anda. Jika anda ingin mendefinisikan variabel lingkungan lokal, anda perlu menggunakan ~/.bashrc atau ~/.bash_profile:
Daftar Kode 3.1: Memperluas PATH untuk penggunaan lokal dalam ~/.bashrc
(Titik dua yang tidak diikuti oleh nama direktori dianggap sebagai direktori kerja sekarang)
PATH="${PATH}:/home/my_user/bin:"
Ketika anda login kembali, variabel PATH anda akan diperbarui.
Kadang-kadang diperlukan definisi yang lebih ketat. Anda mungkin ingin dapat menggunakan binari dari direktori sementara yang anda buat tanpa menggunakan path ke binari tersebut atau mengubah ~/.bashrc untuk kebutuhan beberapa saat tersebut.
Dalam kasus ini, anda dapat mendefinisikan variabel PATH pada sesi anda sekarang ini dengan menggunakan perintah export. Selama anda tidak logout, maka variabel PATH tetap akan menggunakan setting sementara tersebut.
Daftar Kode 3.2: Mendefinisikan variabel lingkungan khusus per sesi
# export PATH="${PATH}:/home/my_user/tmp/usr/bin"

C. Bekerja dengan Portage

1. File dan Direktori

1.a. File-file Portage
Portage memiliki sebuah konfigurasi default yang ditempatkan di /etc/make.globals. Ketika anda melihat isi file ini, anda akan mengetahui bahwa semua konfigurasi portage ditangani oleh variabel-variabel. Variabel apa yang dibaca oleh Portage dan apa arti setiap variabel akan kita diskusikan nanti.
Karena banyak perintah konfigurasi yang berbeda untuk setiap arsitektur, Portage juga memiliki file-file konfigurasi default yang merupakan bagian dari profil anda. Profil yang anda gunakan ditunjukkan oleh symlink /etc/make.profile; semua konfigurasi portage diatur di file make.defaults milik profil anda dan semua profil parent. Kita akan berbicara tentang profil dan /etc/make.profile nanti.
Jika anda berencana untuk mengganti sebuah variabel konfigurasi, jangan merubah isi file /etc/make.globals atau make.defaults. Tapi ubahlah isi file /etc/make.conf yang memiliki hak lebih tinggi daripada file-file tersebut di atas. Anda juga akan menemukan file /etc/make.conf.example. Seperti namanya, file ini hanya merupakan file konfigurasi contoh - portage tidak membaca isi file ini.
Anda juga dapat mendefinisikan sebuah variabel konfigurasi Portage sebagai variabel lingkungan, tapi kami tidak menganjurkan penggunaannya.
Kita telah menemui direktori /etc/make.profile. Sebenarnya ini bukan sebuah direktori, tapi sebuah link symbolik yang menunjuk ke sebuah profil yang secara default adalah salah satu dari isi /usr/portage/profiles, walaupun anda juga dapat membuat profil anda sendiri. Profil yang ditunjuk oleh symlink ini adalah profil yang digunakan oleh sistem anda.
Sebuah profil berisi informasi spesifik arsitektur untuk Portage, seperti daftar paket yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan (di-mask) oleh sistem, dll.
Jika anda ingin merubah tingkah laku portage ketika menginstal software, anda perlu mengedit file-file di /etc/portage. Anda sangat dianjurkan untuk menggunakan file-file di /etc/portage dan tidak merubah tingkah laku portage melalui variabel lingkungan!
Di dalam /etc/portage anda dapat menciptakan file-file berikut ini:
  • package.mask berisi daftar paket yang tidak pernah ingin anda instal dengan portage
  • package.unmask berisi daftar paket yang ingin anda instal walaupun para pengembang Gentoo sangat tidak menyarankan anda untuk menginstalnya
  • package.keywords berisi daftar paket yang ingin anda instal walaupun paket ini dianggap belum cocok dengan arsitektur anda.
  • package.use berisi flag-flag USE yang ingin anda gunakan pada paket-paket tertentu tanpa menggunakannya untuk seluruh sistem
Daftar tersebut di atas tidak harus berupa file, tetapi juga dapat berupa direktori yang berisi satu file untuk setiap paket. Untuk mempelajari kegunaan direktori /etc/portage dan mengetahui file apa saja yang bisa anda buat, bacalah manual Portage:
Daftar Kode 1.1: Membaca manual Portage
$ man portage
File-file konfigurasi yang telah disebutkan di atas tidak dapat diletakkan di lokasi lain - portage akan selalu mencari file-file tersebut di tempat asalnya. Bagaimanapun juga, portage menggunakan banyak lokasi yang lain untuk berbagai macam kegunaan: direktori tempat kompilasi, tempat source code, lokasi pohon portage, ...
Semua kegunaan ini memiliki lokasi default yang telah dikenal baik, tapi dapat anda ganti sesuai keinginan anda melalui file /etc/make.conf. Selanjutnya di bab ini, kami hanya akan menjelaskan kegunaan khusus dari setiap lokasi yang digunakan Portage dan bagaimana cara merubah penempatannya di sistem anda.
Dokumen ini tidak dibuat untuk digunakan sebagai referensi. Jika anda ingin mengetahui secara mendalam, silahkan baca manual portage dan make.conf.
Daftar Kode 1.2: Membaca manual portage dan make.conf
$ man portage
$ man make.conf
1.b. Penempatan File-file
Lokasi default pohon portage adalah /usr/portage. Lokasi ini didefinisikan oleh variabel PORTDIR. Jika anda menempatkan pohon Portage di lokasi lain (dengan megubah variabel ini), jangan lupa untuk menyesuaikan symlink /etc/make.profile.
Jika anda merubah variabel PORTDIR, anda juga mungkin ingin merubah variabel-variabel berikut ini karena perubahan pada variabel PORTDIR tidak akan mempengaruhinya. Hal ini disebabkan oleh cara Portage menangani variabel-variabel: PKGDIR, PKGDIR, DISTDIR, RPMDIR.
Walaupun secara default portage tidak menggunakan binari prebuilt, portage sangat mendukungnya. Ketika anda meminta portage untuk bekerja dengan paket prebuilt, portage akan mencarinya di /usr/portage/packages. Lokasi ini didefinisikan oleh variabel PKGDIR.
Secara default, source code diletakkan di /usr/portage/distfiles. Lokasi ini didefinisikan oleh variabel DISTDIR.
Portage menyimpan status (paket-paket apa saja yang telah terinstal, file apa milik paket mana,...) sistem anda di /var/db/pkg. Jangan merubah file-file ini karena dapat mengacaukan pengetahuan portage tentang sistem anda!
Cache portage (berisi waktu modifikasi, paket-paket virtual, informasi urutan dependensi, ...) ditempatkan di /var/cache/edb. Lokasi ini bernar-benar merupakan cache: anda dapat menghapusnya kapan saja jika anda sedang tidak melakukan kompilasi yang berhubungan dengan portage.
1.c. Membangun Software
Secara default, file-file sementara portage diletakkan di /var/tmp. Lokasi ini didefinisikan oleh variabel PORTAGE_TMPDIR.
Jika anda merubah variabel PORTAGE_TMPDIR, anda juga mungkin perlu merubah variabel-variabel berikut ini karena perubahan pada variabel PORTAGE_TMPDIR tidak mempengaruhinya. Hal ini disebabkan oleh cara Portage menangani variabel BUILD_PREFIX.
Portage menciptakan direktori kompilasi khusus untuk setiap paket yang diinstal di dalam /var/tmp/portage. Lokasi ini didefinisikan oleh variabel BUILD_PREFIX.
Secara default, portage menginstal semua file ke filesystem yang sedang digunakan (/), tapi anda dapat merubahnya dengan variabel lingkungan ROOT. Ini berguna jika anda ingin menciptakan imej build baru.
1.d. Fitur-fitur Logging
Portage dapat menciptakan file log untuk setiap ebuild, tapi hanya jika variabel PORT_LOGDIR diatur untuk menunjuk ke sebuah lokasi yang dapat ditulis oleh portage (user portage). Secara default, variabel ini tidak ditentukan. Jika anda tidak menentukan PORT_LOGDIR, maka anda tidak akan mendapatkan log kompilasi dengan logger sistem saat ini, namun anda mungkin akan mendapatkan beberapa log dari elog baru. Jika anda tidak mendefinisikan PORT_LOGDIR dan anda menggunakan elog, anda akan mendapatkan log kompilasi dan log lain yang disimpan oleh elog, seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Portage menyediakan kendali yang mantap atas logging dengan menggunakan elog:
  • PORTAGE_ELOG_CLASSES: Di sinilah tempat anda menentukan pesan apa saja yang ingin anda log. Anda dapat menggunakan kombinasi yang dipisahkan oleh spasi dari info, warn, error, log dan qa.
    • info: Me-log pesan-pesan "einfo" yang ditampilkan oleh ebuild
    • warn: Me-log pesan-pesan "ewarn" yang ditampilkan oleh ebuild
    • error: Me-log pesan-pesan "eerror" yang ditampilkan oleh ebuild
    • log: Me-log pesan-pesan "elog" yang ada pada beberapa ebuild
    • qa: Me-log pesan-pesan "QA Notice" yang ditampilkan oleh ebuild
  • PORTAGE_ELOG_SYSTEM: Variabel ini menentukan modul(-modul) yang akan memproses pesan-pesan log. Jika dikosngkan, logging akan dinonaktifkan. Anda dapat menggunakan kombinasi yang dipisahkan dengan spasi dari save, custom, syslog, dan save_summary, dan mail_summary. Anda harus memilih paling tidak satu modul untuk menggunakan elog.
    • save: Opsi ini akan menyimpan satu log untuk tiap paket di $PORT_LOGDIR/elog, atau /var/log/portage/elog jika $PORT_LOGDIR tidak didefinisikan.
    • custom: Mengirimkan semua pesan ke perintah yang ditentukan oleh pengguna di variabel $PORTAGE_ELOG_COMMAND; hal ini akan kita diskusikan nanti.
    • syslog: Mengirimkan semua pesan ke logger sistem yang terinstal.
    • mail: Mengirimkan semua pesan ke mailserver yang ditentukan oleh pengguna di variabel $PORTAGE_ELOG_MAILURI; hal ini akan kita diskusikan nanti. Fitur-fitur mail elog membutuhkan >=portage-2.1.1.
    • save_summary: Mirip dengan save, tetapi semua pesan akan digabungkan di $PORT_LOGDIR/elog/summary.log, atau /var/log/portage/elog/summary.log jika $PORT_LOGDIR tidak ditetapkan.
    • mail_summary: Mirip dengan mail, tetapi semua pesan akan digabungkan dalam satu e-mail ketika emerge selesai.
  • PORTAGE_ELOG_COMMAND: Variabel ini hanya digunakan ketika modul custom digunakan. Di sinilah tempat anda untuk menentukan perintah yang akan memproses pesan-pesan elog. Catat bahwa anda boleh menggunakan dua variabel: ${PACKAGE} adalah nama dan versi paket, sedangkan ${LOGFILE} adalah path absolut ke logfile. Berikut ini adalah contohnya:
    • PORTAGE_ELOG_COMMAND="/path/to/logger -p '\${PACKAGE}' -f '\${LOGFILE}'"
  • PORTAGE_ELOG_MAILURI: Variabel ini berisi pengaturan untuk modul mail seperti alamat, user, password, mailserver, dan nomor port. Aturan defaultnya adalah "root@localhost localhost".
  • Berikut ini adalah contoh untuk server smtp yang membutuhkan username dan otentikasi berbasis password pada sebuah port tertentu (defaultnya adalah port 25):
    • PORTAGE_ELOG_MAILURI="user@some.domain username:password@smtp.some.domain:995"
  • PORTAGE_ELOG_MAILFROM: Untuk mengatur alamat "from" di mail log; defaultnya adalah "portage" jika tidak diset.
  • PORTAGE_ELOG_MAILSUBJECT: Untuk menciptakan baris subject di mail log. Anda dapat menggunakan dua variabel: ${PACKAGE} akan menampilkan nama dan versi paket, sedangkan ${HOST} merupakan nama domain yang terkualifikasi dari host tempat Portage dijalankan.
  • Berikut ini adalah contoh penggunaannya:
    • PORTAGE_ELOG_MAILSUBJECT="paket \${PACKAGE} telah sukes diinstal di \${HOST} dengan beberapa pesan"
Penting: Jika anda telah menggunakan enotice dengan Portage-2.0.*, anda harus benar-benar membuang enotice karena tidak kompatibel dengan elog.

2. Konfigurasi dengan Variabel

2.a. Konfigurasi Portage
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, Portage sangat dapat dikonfigurasi dengan berbagai macam variable yang harus didefinisikan di file /etc/make.conf. Silakan baca manual make.conf untuk informasi yang lebih lengkap.
Daftar Kode 1.1: Membaca manual make.conf
$ man make.conf
2.b. Opsi-opsi Khusus Kompilasi
Ketika Portage mengkompilasi sebuah aplikasi, portage melewati isi-isi dari variabel-variabel berikut ini ke compiler dan skrip configure:
  • CFLAGS & CXXFLAGS mendefinisikan flag-flag compiler untuk kompilasi C and C++
  • CHOST mendefinisikan informasi host tempat kompilasi untuk skrip configure aplikasi
  • MAKEOPTS dibawa ke perintah make dan biasanya digunakan untuk menentukan jumlah parallelism yang digunakan selama kompilasi. Info lebih lanjut tentang opsi-opsi make dapat anda baca di halaman manual make
Variabel USE juga digunakan selama proses configure dan kompilasi, tetapi hal ini telah dijelaskan dengan sangat terinci pada bab-bab sebelumnya.
Ketika Portage telah selesai melakukan merge versi terbaru dari sebuah software, Portage akan menghapus file-file usang milik versi lama dari sistem anda. Portage akan memberikan watu 5 detik kepada user sebelum melakukan unmerge versi lama. Waktu 5 detik ini didefinisikan di variabel CLEAN_DELAY.
Anda dapat memerintahkan emerge untuk menggunakan beberapa opsi tertentu ketika dijalankan dengan menggunakan variabel EMERGE_DEFAULT_OPTS. Beberapa opsi yang mungkin berguna adalah --ask, --verbose, --tree, dll.
2.c. Konfigurasi Perlindungan File
Portage akan menimpa file-file dengan file dari versi baru sebuah software jika file-file tersebut tidak ditempatkan di lokasi yang dilindungi. Lokasi yang dilindungi ini didefinisikan oleh variabel CONFIG_PROTECT dan biasanya merupakan lokasi file-file konfigurasi. Urutan direktori dipisahkan oleh spasi.
Portage akan merubah nama sebuah file yang akan ditimpa dari lokasi ini lalu memberikan peringatan kepada user tentang keberadaan file (yang kemungkinan merupakan) konfigurasi yang lebih baru.
Anda dapat mengetahui pengaturan CONFIG_PROTECT saat ini dari output perintah emerge --info:
Daftar Kode 3.1: Melihat pengaturan CONFIG_PROTECT
$ emerge --info | grep 'CONFIG_PROTECT='
Info lebih lanjut tentang perlindungan file konfigurasi portage tersedia di bagian CONFIGURATION FILES di manual emerge:
Daftar Kode 3.2: Info lebih lanjut tentang perlindungan file konfigurasi
$ man emerge
Untuk 'tidak melindungi' subdirektori lokasi-lokasi yang dilindungi, anda dapat menggunakan variabel CONFIG_PROTECT_MASK.
2.d. Opsi-opsi Download
Ketika data atau informasi yang diminta tidak tersedia di sistem anda, Portage akan mengambilnya dari internet. Lokasi server untuk berbagai macam data dan informasi didefinisikan di variabel-variabel berikut ini:
  • GENTOO_MIRRORS mendefinisikan daftar lokasi server yang menyimpan source code (distfiles)
  • PORTAGE_BINHOST mendefinisikan sebuah server khusus yang menyimpan paket-paket prebuilt untuk sistem anda
Pengaturan ketiga melibatkan lokasi server rsync yang dapat anda gunakan ketika anda memperbarui pohon portage:
  • SYNC mendefinisikan sebuah server khusus yang akan digunakan Portage untuk mendapatkan pohon Portage.
Variabel GENTOO_MIRRORS dan SYNC dapat diatur secara otomatis dengan aplikasi mirrorselect. Anda harus melakukan emerge mirrorselect sebelum dapat menggunakannya. Untuk info lebih lanjut, bacalah bantuan online mirrorselect.
Daftar Kode 4.1: Informasi lebih lanjut tentang mirrorselect
# mirrorselect --help
Jika lingkungan anda perlu menggunakan server proxy, anda dapat menggunakan variabel http_proxy, ftp_proxy dan RSYNC_PROXY untuk mendefinisikan server proxy.
Ketika portage perlu mendownload source code, secara default wget akan digunakan. Anda dapat menggantinya dengan variabel FETCHCOMMAND.
Portage dapat melanjutkan proses download source code yang terputus. Secara default, wget digunakan untuk ini, tapi anda dapat menggantinya dengan variabel RESUMECOMMAND.
Pastikan agar variabel FETCHCOMMAND dan RESUMECOMMAND anda menempatkan source code di lokasi yang benar. Di dalam variabel ini, anda harus menggunakan \${URI} dan \${DISTDIR} untuk menunjuk ke lokasi source code dan lokasi distfiles secara berurutan.
Anda juga dapat mendifinisikan opsi-opsi khusus untuk protokol tertentu dengan variabel FETCHCOMMAND_HTTP, FETCHCOMMAND_FTP, RESUMECOMMAND_HTTP, RESUMECOMMAND_FTP, dll.
Anda tidak dapat merubah perintah rsync yang digunakan Portage untuk memperbarui pohon Portage, tapi anda dapat mengatur beberapa variabel yang berhubungan dengan perintah rsync:
  • PORTAGE_RSYNC_OPTS mendefinisikan nilai variabel default yang digunakan ketika rsync dijalankan, dipisahkan dengan koma. Variabel ini sebaiknya tidak anda ganti kecuali anda benar-benar mengerti dengan apa yang sedang anda lakukan. Catat bahwa beberapa opsi yang benar-benar diperlukan akan selalu digunakan walaupun variabel PORTAGE_RSYNC_OPTS kosong.
  • PORTAGE_RSYNC_EXTRA_OPTS dapat digunakan untuk opsi-opsi tambahan ketika melakukan sync. Semua opsi dipisahkan dengan spasi.
    • --timeout=<number>: opsi ini mendefinisikan jumlah detik yang boleh digunakan oleh koneksi rsync untuk idle sebelum rsync menganggap koneksi telah time-out. Default variabel ini adalah 180, tetapi, pengguna dialup atau pengguna komputer lambat boleh mengaturnya ke 300 atau yang lebih tinggi.
    • --exclude-from=/etc/portage/rsync_excludes: Opsi ini menunjuk ke sebuah file yang berisi daftar paket dan/atau kategori yang harus diabaikan oleh proses update. Di sini, opsi ini menunjuk ke /etc/portage/rsync_excludes. Silakan baca Menggunakan Subset Pohon Portage untuk mengetahui sintaks yang digunakan oleh file ini.
    • --quiet: Mengurangi output di layar
    • --verbose: Menampilkan sebuah daftar file lengkap
    • --progress: Menampilkan ukuran progres untuk setiap file
  • PORTAGE_RSYNC_RETRIES menentukan berapa kali rsync harus mencoba kembali untuk melakukan koneksi ke mirror yang ditunjuk oleh variable SYNC sebelum menyerah. Default variabel ini adalah 3.
Untuk info lebih lanjut tentang opsi-opsi ini dan yang lainnya, silahkan baca man rsync.
2.e. Konfigurasi Gentoo
Anda dapat mengganti cabang default dengan menggunakan variabel ACCEPT_KEYWORDS. Defaultnya adalah cabang stabil untuk arsitektur anda. Informasi lebih lanjut tentang cabang-cabang software Gentoo dapat anda temukan pada bab selanjutnya.
Anda dapat mengaktifkan beberapa fitur portage dengan variabel FEATURES. Fitur-fitur Portage telah kita diskusikan pada bab-bab sebelumnya, seperti Fitur-fitur portage.
2.f. Tingkah Laku Portage
Dengan variabel PORTAGE_NICENESS, anda dapat mengurangi nilai "nice" yang digunakan portage. Nilai PORTAGE_NICENESS akan ditambahkan ke nilai nice saat ini.
Untuk info lebih lanjut tentang nilai nice, baca halaman manual nice:
Daftar Kode 6.1: Info lebih lanjut tentang nice
$ man nice
Variabel NOCOLOR, yang defaultnya adalah "false", mendefinisikan apakah portage harus menonaktifkan output berwarna atau tidak.

3. Mencampur Cabang-cabang Software

3.a. Menggunakan Satu Cabang
Variabel ACCEPT_KEYWORDS mendefinisikan cabang software apa yang anda gunakan di sistem anda. Defaultnya adalah cabang stabil untuk arsitektur anda, sebagai contoh x86.
Kami anjurkan anda untuk hanya menggunakan cabang stabil. Bagaimanapun juga, jika anda tidak terlalu peduli dengan stabilitas dan anda ingin membantu Gentoo dengan cara melaporkan bug ke http://bugs.gentoo.org, silakan baca terus.
Jika anda ingin menggunakan software yang lebih baru, anda boleh mempertimbangkan untuk menggunakan cabang percobaan. Agar Portage menggunakan cabang ini, tambahkan tanda ~ di depan arsitektur anda.
Cabang percobaan benar-benar merupakan cabang yang berarti nama itu - Percobaan. Jika sebuah paket masih dalam masa percobaan, berarti para pengembang merasa bahwa paket ini telah berfungsi tapi belum dicoba secara seksama. Anda boleh menjadi orang pertama yang menemukan bug pada paket ini dan dapat membuat laporan bug agar para pengembang mengetahuinya.
Tetapi waspadalah, anda mungkin akan mendapatkan masalah stabilitas, penanganan paket yang tidak sempurna (mis. ketergantungan yang keliru/tidak tersedia), terlalu sering update (yang mengakibatkan seringnya kompilasi) atau paket rusak. Jika anda tidak tahu cara kerja Gentoo dan cara memecahkan masalah, kami anjurkan anda untuk tetap menggunakan cabang stabil.
Sebagai contoh, untuk memilih cabang percobaan arsitektur x86, edit /etc/make.conf:
Daftar Kode 1.1: Pengaturan variabel ACCEPT_KEYWORDS
ACCEPT_KEYWORDS="~x86"
Jika anda memperbarui sistem anda sekarang, anda akan menemukan banyak paket yang akan diperbarui. Kami ingatkan anda, ketika anda telah memperbarui sistem anda untuk menggunakan cabang percobaan, tidak ada cara mudah untuk kembali lagi ke cabang stabil yang resmi (kecuali dengan menggunakan backup, pastinya).
3.b. Mencampur Cabang Stabil dengan Percobaan
Anda dapat meminta Portage untuk mengizinkan cabang percobaan bagi paket-paket tertentu namun tetap menggunakan cabang stabil untuk paket lainnya. Untuk ini, tambahkan kategori dan nama paket yang ingin anda gunakan dari cabang percobaan di dalam file /etc/portage/package.keywords. Anda juga dapat menciptakan sebuah direktori (dengan nama yang sama) dan menulis sebuah file yang berisi daftar nama-nama paket di dalam direktori tersebut. Sebagai contoh, untuk menggunakan gnumeric dari cabang percobaan:
Daftar Kode 2.1: Pengaturan /etc/portage/package.keywords untuk gnumeric, baris penuh
app-office/gnumeric ~x86
Jika anda ingin menggunakan sebuah versi software tertentu dari cabang percobaan tapi anda tidak ingin portage untuk menggunakan versi lainnya dari cabang percobaan, anda dapat menambahkan nomor versi tersebut ke lokasi package.keywords. Pada kasus ini, anda harus menggunakan operator = . Anda juga dapat menggunakan rentang versi dengan menggunakan operator <=, <, > or >=
Pada kasus manapun, jika anda menambahkan informasi versi, anda harus menggunakan sebuah operator. Jika anda tidak memasukkan nomor versi, anda tidak boleh menggunakan operator.
Pada contoh berikut ini, kita akan meminta Portage untuk mengizinkan gnumeric-1.2.13:
Daftar Kode 2.2: Mengizinkan sebuah versi percobaan tertentu dari gnumeric
=app-office/gnumeric-1.2.13 ~x86
3.c. Menggunakan Paket Tersembunyi
Para pengembang Gentoo tidak mendukung penggunaan lokasi ini. Harap berhati-hati ketika anda menggunakannya. Permintaan dukungan yang berhubungan dengan package.unmask dan/atau package.mask tidak akan dijawab. Anda sudah diperingatkan.
Ketika sebuah paket disembunyikan oleh para pengembang Gentoo dan anda masih ingin menggunakannnya dengan tidak mempedulikan semua alasan yang disebutkan di file package.mask (secara default ditempatkan oleh /usr/portage/profiles), tambahkan baris yang sama persis di lokasi file /etc/portage/package.unmask atau file yang berada di dalam direktori tersebut.
Sebagai contoh, jika =net-mail/hotwayd-0.8 disembuyikan, anda dapat menginstalnya dengan menambahakan baris yang sama di lokasi package.unmask:
Daftar Kode 3.1: /etc/portage/package.unmask
=net-mail/hotwayd-0.8
Ketika anda tidak ingin Portage menginstal beberapa paket atau versi tertentu dari sebuah paket ke sistem anda, anda dapat menyembuyikan paket tersebut dengan cara menambahkan baris yang sesuai di lokasi /etc/portage/package.mask (boleh di dalam file tersebut ataupun file di dalam direktori dengan nama tersebut).
Sebagai contoh, jika anda tidak ingin Portage untuk menginstal source kernel yang lebih baru dari gentoo-sources-2.6.8.1, tambahkan baris berikut ini ke lokasi package.mask:
Daftar Kode 3.2: Contoh /etc/portage/package.mask
>sys-kernel/gentoo-sources-2.6.8.1

4. Utilitas Tambahan Portage

4.a. dispatch-conf
dispatch-conf adalah utilitas yang dapat anda gunakan untuk menggabungkan file-file ._cfg0000_<name>. File-file seperti ini adalah file yang diciptakan oleh Portage ketika Portage ingin menimpa sebuah file di dalam direktori yang tercantum padan variabel CONFIG_PROTECT.
Dengan dispatch-conf, anda dapat menggabungkan file konfigurasi baru sambil mengetahui semua perubahan yang terjadi. dispatch-conf menyimpan perbedaan dari file-file konfigurasi sebagai tambalan atau dengan mengguanakan sistem revisi RCS. Artinya, jika anda melakukan kesalahan ketika melakukan pembaruan file konfigurasi, anda dapat membatalkan perubahan yang telah anda lakukan dengan menggunakan versi terdahulu dari file konfigurasi kapanpun anda ingin.
Ketika menggunakan dispatch-conf, anda dapat memerintahkannya untuk membiarkan file konfigurasi apa adanya, menggunakan file konfigurasi baru, menyunting file konfigurasi lama, atau menggabungkan perbedaan antara file baru dan lama secara interaktif. dispatch-conf juga memiliki beberapa fitur lain:
  • Menggabungkan file konfigurasi secara otomatis jika update hanya berisi komentar tambahan
  • Menggabungkan file konfigurasi secara otomatis jika update hanya berisi tambahan spasi
Pastikan agar anda terlebih dahulu menyunting /etc/dispatch-conf.conf dan membuat direktori yang akan direferensikan oleh variabel archive-dir.
Daftar Kode 1.1: Menjalankan dispatch-conf
# dispatch-conf
Ketika menjalankan dispatch-conf, anda akan dihadapkan dengan semua file konfigurasi yang memiliki update sekaligus. Tekan u untuk memperbarui (menimpa) file konfigurasi lama dengan yang baru dan berlanjut ke file konfiguarsi selanjutnya. Tekan z untuk zap (menghapus) file konfigurasi baru dan berlanjut ke file selanjutnya. Jika semua file konfigurasi telah diperbarui, dispatch-conf akan tertutup. Anda juga dapat menekan q kapanpun anda ingin.
Untuk mendapatkan informasi lebih rinci, bacalah manual dispatch-conf. Manual ini berisi cara menggabungkan file konfigurasi lama dan baru secara interaktif, cara menyunting file konfigurasi, cara mengetahui perbedaan anatara kedua file, dan masih banyak lagi.
Daftar Kode 1.2: Membaca manual dispatch-conf
$ man dispatch-conf
4.b. etc-update
Anda juga dapat menggunakan etc-update untuk memperbarui file konfigurasi. Utilitas ini tidak semudah dispatch-conf, tidak memiliki fitur-fitur yang sama, tetapi juga memiliki fitur untuk menggabungkan file konfigurasi secara interaktif.
Tidak seperti dispatch-conf, etc-update tidak menyimpan file konfigurasi lama setelah anda melakukan pembaruan. Untuk itu berhati-hatilah!
Daftar Kode 2.1: Menjalankan etc-update
# etc-update
Setelah menggabungkan perubahan-perubahan sepele, anda akan diberikan daftar yang berisi update dari file-file yang dilindungi. Pada bagian bawah, anda akan disambut dengan beberapa opsi ini:
Daftar Kode 2.2: Opsi-opsi etc-update
Please select a file to edit by entering the corresponding number.
              (-1 to exit) (-3 to auto merge all remaining files)
                           (-5 to auto-merge AND not use 'mv -i'):
Jika anda mengetikkan -1, etc-update akan keluar dan tidak melanjutkan perubahan. Jika anda mengetikkan -3 atau -5, semua file konfigurasi yang tercantum akan ditimpa dengan versi yang lebih baru. Oleh karena itu, sangat penting bagi anda untuk memilih dahulu file-file konfigurasi yang tidak boleh diupdate secara otomatis. Caranya dengan mengetikkan nomor yang tertera pada bagian kiri file konfigurasi yang bersangkutan.
Sebagai contoh, kita memilih file konfigurasi /etc/pear.conf:
Daftar Kode 2.3: Memperbarui file konfigurasi
Beginning of differences between /etc/pear.conf and /etc/._cfg0000_pear.conf
[...]
End of differences between /etc/pear.conf and /etc/._cfg0000_pear.conf
1) Replace original with update
2) Delete update, keeping original as is
3) Interactively merge original with update
4) Show differences again
Sekarang anda dapat melihat perbedaan antara kedua file. Jika anda yakin bahwa file yang baru dapat digunakan tanpa mendatangkan masalah, tekan 1. Jika anda yakin bahwa file konfigurasi yang baru tidak penting, atau tidak menyediakan informasi baru yang berguna, tekan 2. Jika anda ingin memperbarui file konfigurasi ini secara interaktif, tekan 3.
Tidak ada gunanya merincikan seluruh proses penggabungan interaktif di sini. Untuk alasan kelengkapan, kami akan memberikan daftar perintah yang bisa anda gunakan ketika anda menggabungkan dua file secara interaktif. Anda akan disambut dengan dua baris (baris asli, dan baris dari file baru) dan sebuah prompt tempat anda memasukkan salah satu dari perintah berikut ini:
Daftar Kode 2.4: Perintah-perintah yang tersedia untuk penggabungan interaktif
ed:     Edit then use both versions, each decorated with a header.
eb:     Edit then use both versions.
el:     Edit then use the left version.
er:     Edit then use the right version.
e:      Edit a new version.
l:      Use the left version.
r:      Use the right version.
s:      Silently include common lines.
v:      Verbosely include common lines.
q:      Quit.
Ketika anda selesai mengupdate file konfigurasi penting, anda dapat mengupdate semua file konfigurasi yang lain. etc-update akan keluar jika tidak ada lagi file konfigurasi yang perlu diupdate.
3.c. quickpkg
Dengan quickpkg, anda dapat membuat arsip dari paket yang telah terinstal di sistem anda. Arsip-arsip ini bisa digunakan sebagai paket prebuilt. Menjalankan quickpkg sangat mudah, tambahkan saja nama paket yang ingin anda arsipkan:
Sebagai contoh, untuk mengarsipkan curl, arts dan procps:
Daftar Kode 3.1: Contoh penggunaan quickpkg
# quickpkg curl arts procps
Paket-paket prebuilt ini akan disimpan di $PKGDIR/All (secara default /usr/portage/packages/All). Symllink yang menunjuk ke paket paket ini berada di $PKGDIR/<category>.

5. Beralih dari Pohon Portage Resmi

5.a. Menggunakan sebuah Subset Pohon Portage
Anda boleh memperbarui beberapa categori/paket secara selektif dan membiarkan kategori/paket lainnya. Kita lakukan ini dengan cara melarang rsync untuk memperbarui kategori/paket tersebut ketika emerge --sync dijalankan.
Anda perlu mendefinisikan nama file yang berisi pengecualian di variabel --exclude-from pada file /etc/make.conf anda.
Daftar Kode 1.1: Mendefinisikan file pengecualian di /etc/make.conf
PORTAGE_RSYNC_EXTRA_OPTS="--exclude-from=/etc/portage/rsync_excludes"
Daftar Kode 1.2: Mengecualikan semua game di /etc/portage/rsync_excludes
games-*/*
Namun perlu dicatat bahwa langkah ini dapat mengakibatkan masalah dependensi karena paket baru yang diizinkan mungkin bergantung kepada paket baru yang dilarang.
5.b. Menambahkan Ebuild tidak Resmi
Anda dapat meminta Portage untuk menggunakan ebuild yang tidak tersedia secara resmi di pohon Portage. Ciptakan sebuah direktori (mis. /usr/local/portage) sebagai tempat anda menyimpan ebuild dari pihak ketiga. Gunakan struktur direktori yang sama seperti pohon Portage resmi!
Kemudian definisikan PORTDIR_OVERLAY di /etc/make.conf agar menunjuk ke direktori tadi. Ebuild-ebuild ini akan dimasukkan ke akun portage ketika anda menggunakannya, dan tidak akan dihapus ketika anda melakukan emerge --sync.
Untuk pengguna yang memiliki beberapa overlay, atau ingin mencoba paket yang belum masuk ke pohon portage resmi, atau mungkin hanya ingin menggunakan ebuild tidak resmi dari berbagai sumber, paket app-portage/gentoolkit-dev dapat menyediakan perintah gensync untuk anda, sebuah tool yang dapat membantu anda menjaga gudang (repositori) overlay agar tetap up-to-date.
Dengan gensync anda dapat memperbarui semua repositori anda sekaligus, atau hanya memilih sebagian saja. Setiap repositori harus memiliki sebuah file .syncsource di dalam direktori konfigurasi /etc/gensync/ yang berisi lokasi repositori, nama, ID, dll.
Anggaplah anda ingin menggunakan dua repositori tambahan yang bernama java (untuk ebuild-ebuild java yang sedang dikembangkan) dan entapps (untuk aplikasi yang dikembangkan oleh perusahaan anda). Anda dapat memperbarui kedua repositori ini dengan perintah berikut:
Daftar Kode 2.1: Menggunakan gensync untuk memperbarui beberapa repositori
# gensync java entapps
5.c. Software yang Dipelihara Tanpa Menggunakan Portage
Pada beberapa kasus anda ingin mengkonfigurasi, menginstal dan memelihara sendiri beberapa software tanpa meminta portage untuk mengotomatisasikan proses ini untuk anda, walaupun portage memiliki software tersebut. Kasus yang diketahui adalah source kernel dan driver nVidia. Anda dapat mengkonfigurasi portage agar mengetahui keberadaan software yang telah anda instal sendiri ke sistem anda. Proses ini disebut sebagai penyuntikan dan didukung oleh portage dengan menggunakan file /etc/portage/profile/package.provided.
Sebagai contoh, jika anda ingin memberitahukan portage tentang gentoo-sources-2.6.11.6 yang telah anda instal sendiri, tambahkan baris berikut ini ke file /etc/portage/profile/package.provided:
Daftar Kode 3.1: Baris contoh untuk package.provided
sys-kernel/gentoo-sources-2.6.11.6

D. Konfigurasi Jaringan Gentoo

1. Siap Memulai

1.a. Siap Memulai
Catatan: Dokumen ini menganggap anda telah mengkonfigurasi kernel beserta modul-modulnya untuk hardware anda dan anda mengetahui nama antarmuka jaringan anda. Kami juga menganggap anda ingin mengkonfigurasi eth0, tetapi bisa juga eth1, wlan0, dll.
Catatan: Dokumen ini mengharuskan anda untuk menggunakan baselayout-1.11.11 atau yang lebih baru.
Untuk mulai mengkonfigurasi kartu jaringan, anda perlu menginformasikannya kepada sistem RC Gentoo. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan symlink dari net.lo ke net.eth0 di /etc/init.d.
Daftar Kode 1.1: Menciptakan symlink net.eth0 ke net.lo
# cd /etc/init.d
# ln -s net.lo net.eth0
Sekarang sistem RC Gentoo telah mengetahui antarmuka tersebut. Sistem RC Gentoo juga perlu mengetahui cara mengkonfigurasi antarmuka baru. Semua antarmuka jaringan dikonfigurasikan di /etc/conf.d/net. Di bawah ini merupakan contoh konfigurasi untuk DHCP dan alamat-alamat statis.
Daftar Kode 1.2: Contoh-contoh untuk /etc/conf.d/net
# Untuk DHCP
config_eth0=( "dhcp" )

# Untuk IP statis menggunakan notasi CIDR
config_eth0=( "192.168.0.7/24" )
routes_eth0=( "default gw 192.168.0.1" )

# Untuk IP statis menggunakan notasi netmask
config_eth0=( "192.168.0.7 netmask 255.255.255.0" )
routes_eth0=( "default gw 192.168.0.1" )
Catatan: Jika anda tidak menentukan konfigurasi untuk antarmuka jaringan anda, maka DHCP akan digunakan.
Catatan: CIDR adalah singkatan dari Classless InterDomain Routing. Pada awalnya, alamat IPv4 diklasifikasikan sebagai A, B, atau C. Sistem klasifikasi terdahulu tidak mempertimbangkan popularitas Internet, dan sedang dalam bahaya besar karena hampir kehabisan alamat unik baru. CIDR merupakan skema pengalamatan yang mengizinkan satu alamat IP untuk dipecah menjadi banyak alamat IP. Alamat IP CIDR terlihat seperti alamat IP biasa kecuali berakhir dengan sebuah garis miring yang diikuti dengan nomor; misalnya 192.168.0.0/16. CIDR dijelaskan di RFC 1519.
Sekarang setelah kita mengkonfigurasi antarmuka jaringan, kita dapat mencoba untuk menyalakan dan mematikannya dengan perintah-perintah berikut ini.
Daftar Kode 1.3: Memulai dan menghentikan skrip-skrip jaringan
# /etc/init.d/net.eth0 start
# /etc/init.d/net.eth0 stop
Penting: Ketika menghadapi permasalahan jaringan, anda sebaiknya menetapkan RC_VERBOSE="yes" di /etc/conf.d/rc agar bisa mendapatkan informasi lebih rinci tentang apa yang terjadi.
Sekarang anda sudah bisa menyalakan dan mematikan antarmuka jaringan anda dengan sukses, anda mungkin ingin menyalakannya setiap kali Gentoo dinyalakan. Berikut ini cara melakukannya. Perintah rc terakhir memerintahkan Gentoo untuk menjalankan skrip-skrip yang ada di runlevel saat ini dan belum dijalankan.
Daftar Kode 1.4: Konfigurasi antarmuka jaringan agar dimuat ketika boot
# rc-update add net.eth0 default
# rc

2. Konfigurasi Advanced

2.a. Konfigurasi Advance
Variabel config_eth0 merupakan jantung dari konfigurasi antarmuka jaringan. Variabel ini merupakan instruksi level tinggi untuk mengkonfigurasi antarmuka jaringan (eth0 pada contoh ini). Setiap perintah di daftar instruksi akan dijalankan secara berurutan. Antarmuka akan dianggap OK jika paling tidak salah satu perintah berhasil dijalankan.
Berikut ini merupakan daftar instruksi built-in.
Perintah Penjelasan
null Tidak melakukan apa-apa
noop Jika antarmuka telah menyala dan telah memiliki alamat, maka batalkan konfigurasi dengan sukses
sebuah alamat IPv4 atau IPv6 Menambahkan alamat ke antarmuka
dhcp, adsl atau apipa (atau sebuah perintah khusus dari modul pihak ketiga) Jalankan modul yang menyediakan perintah. Misalnya dhcp akan menjalankan modul yang menyediakan DHCP, bisa berupa dhcpcd, udhcpc, dhclient atau pump.
Jika perintah gagal, anda dapat menentukan perintah fallback. Fallback harus sama persis dengan struktur konfigurasi.
Anda dapat merangkai perintah-perintah ini bersamaan. berikut ini adalah beberapa contoh nyata.
Daftar Kode 1.1: Contoh-contoh konfigurasi
# Menambahkan tiga alamat IPv4
config_eth0=(
  "192.168.0.2/24"
  "192.168.0.3/24"
  "192.168.0.4/24"
)

# Menambahkan satu alamat IPv4 dan dua alamat IPv6
config_eth0=(
  "192.168.0.2/24"
  "4321:0:1:2:3:4:567:89ab"
  "4321:0:1:2:3:4:567:89ac"
)

# Tetap menggunakan alamat dari kernel, kecuali antarmuka kemudian
# mati, maka berikan alamat lain melalui DHCP. Jika DHCP gagal, maka
# tambahkan sebuah alamat tetap dari APIPA
config_eth0=(
  "noop"
  "dhcp"
)
fallback_eth0=(
  "null"
  "apipa"
)
Catatan: Ketika menggunakan modul ifconfig dan menambahkan lebih dari satu alamat, alias-alias antarmuka diciptakan untuk setiap alamat tambahan. Jadi dengan dua contoh di atas, anda akan mendapatkan antarmuka eth0, eth0:1 dan eth0:2. Anda tidak dapat melakukan hal-hal khusus dengan antarmuka ini karena kernel dan program lain hanya akan menganggap eth0:1 dan eth0:2 sebagai eth0.
Penting: Urutan fallback sangatlah penting! Jika kita tidak menentukan opsi null maka perintah apipa hanya akan dijalankan jika perintah noop gagal.
Catatan: APIPA dan DHCP akan kita bicarakan nanti.
2.b. Dependensi Jaringan
Skrip-skrip init di /etc/init.d dapat bergantung pada satu antarmuka khusus atau hanya net. net dapat didefinisikan di /etc/conf.d/rc agar berarti sebagai hal-hal lain dengan menggunakan variabel RC_NET_STRICT_CHECKING.
Nilai Penjelasan
none Servis net selalu dianggap menyala
no Opsi ini pada dasarnya berarti bahwa paling tidak salah satu dari servis net.* selain net.lo harus menyala. Ini dapat digunakan oleh pengguna laptop yang memiliki satu WIFI dan satu NIC statis, dan hanya ingin menyalakan salah satu saja pada setiap waktu agar servis net dianggap telah menyala.
lo Opsi ini sama dengan opsi no, tetapi net.lo juga dihitung. Ini berguna bagi anda yang tidak peduli tentang antarmuka mana yang harus dinyalakan ketika boot.
yes Untuk opsi ini, SEMUA antarmuka jaringan HARUS dinyalakan agar servis net dianggap menyala.
Tetapi bagaimana dengan net.br0 yang bergantung pada net.eth0 dan net.eth1? net.eth1 mungkin merupakan sebuah perangkat nirkabel atau PPP yang memerlukan konfigurasi sebelum dapat ditambahkan ke bridge. Ini tidak dapat dilakukan di /etc/init.d/net.br0 karena hanya merupakan symlink ke net.lo.
Jawabannya adalah dengan membuat sendiri fungsi depend() anda di /etc/conf.d/net.
Daftar Kode 2.1: Dependensi net.br0 di /etc/conf.d/net
# Anda boleh menggunakan dependensi apapun (use, after, before)
# seperti tertera di skrip-skrip yang telah ada
 depend_br0() {
  need net.eth0 net.eth1
}
Untuk penjelasan lebih rinci tentang dependensi, bacalah seksi Menulis Skrip Init di Buku Pegangan Gentoo.
2.c. Nama-nama dan nilai-nilai variabel
Nama-nama variabel selalu dinamis. Biasanya nama-nama ini mengikuti struktur variable_${interface|mac|essid|apmac}. Misalnya, variabel dhcpcd_eth0 berisi opsi-opsi dhcpcd untuk eth0 dan dhcpcd_essid berisi nilai untuk opsi-opsi dhcpcd ketika salah satu antarmuka melakukan koneksi ke "essid" ESSID.
Bagaimanapun juga, tidak ada aturan baku yang menyatakan nama-nama antarmuka haruslah ethx. Malahan, banyak antarmuka nirkabel yang memiliki nama seperti wlanx, rax, dan ethx. Juga, beberapa antarmuka yang dapat didefinisikan oleh pengguna seperti bridge dapat dinamakan apa saja, seperti foo. Agar lebih menarik, Access Point nirkabel boleh diberi nama yang berisi karakter bukan alpha-numeric - ini penting karena anda dapat mengkonfigurasi parameter jaringan per ESSID.
Kelemahan dari semua ini adalah, Gentoo menggunakan variabel bash untuk jaringan - dan bash tidak dapat menggunakan karakter apapun di luar alpha-numeric Inggris. Untuk menyiasati keterbatasan ini, kita akan mengganti semua karakter yang bukan alpha-numeric Inggris menjadi karakter _.
Kelemahan lain dari bash ialah isi dari variabel - beberapa karakter harus di-escape. Hal ini bisa kita dapatkan dengan menempatkan karakter \ di depan karakter yang perlu di-escape. Berikut ini merupakan karakter yang perlu di-escape dengan cara tersebut di atas: ", ' dan \.
Pada contoh berikut ini kita menggunakan ESSID nirkabel karena ESSID ini dapat menggunakan karakter terbanyak. Kita akan menggunakan ESSID My "\ NET:
Daftar Kode 3.1: Contoh nama variabel
(# Ini bisa, tetapi domain-nya salah)
dns_domain_My____NET="My \"\\ NET"

(# Variabel di atas menetapkan domain dns ke My "\ NET ketika sebuah
# kartu wireless terhubung ke sebuah AP yang ESSID-nya adalah My "\ NET)

3. Jaringan Modular

3.a. Modul-modul Jaringan
Kami sekarang mendukung skrip-skrip jaringan modular, yang berarti kita dapat menambahkan dukungan untuk jenis antarmuka baru dan konfigurasi modul sambil menjaga kompatibilitas dengan antarmuka yang telah ada.
Modul-modul akan langsung dimuat jika paket yang dibutuhkan telah terinstal. Jika di sini anda menentukan sebuah modul yang tidak memiliki paket yang dibutuhkan, maka anda akan mendapatkan pesan error yang memberitahukan paket apa yang perlu anda instal. Idealnya, anda hanya perlu menggunakan pengaturan modul jika anda telah menginstal dua paket atau lebih yang menyediakan servis yang sama dan anda mengutamakan salah satu dari yang lainnya.
Catatan: Semua pengaturan yang kita bicarakan di sini tersimpan di /etc/conf.d/net, kecuali ditentukan di tempat lain.
Daftar Kode 1.1: Urutan modul
# Mendahulukan iproute2 daripada ifconfig
modules=( "iproute2" )

# Anda juga dapat menentukan modul lain untuk sebuah antarmuka.
# Pada kasus ini kita mendahulukan udhcpc daripada dhcpcd
modules_eth0=( "udhcpc" )

# Anda juga dapat menentukan modul apa yang tidak ingin anda
# gunakan - misalnya anda boleh menggunakan sebuah permohonan atau linux-wlan-ng
# untuk mengendalikan konfigurasi wireless tetapi anda masih ingin mengatur
# jaringan per ESSID yang terasosiasi dengannya.
modules=( "!iwconfig" )
3.b. Pengatur Antarmuka
Kami menyediakan dua pengatur antarmuka: ifconfig dan iproute2. Anda memerlukan salah satunya untuk melakukan konfigurasi jaringan.
ifconfig merupakan default Gentoo saat ini dan diikutsertakan pada profil sistem. iproute2 merupakan sebuah palet yang lebih powerful dan fleksibel, tetapi tidak diikutsertakan secara default.
Daftar Kode 2.1: Instalasi iproute2
# emerge sys-apps/iproute2

# Untuk mendahulukan iproute2 dari ifconfig jika keduanya terinstal
modules=( "iproute2" )
Karena ifconfig dan iproute2 melakukan hal yang hampir sama, kami menjadikan konfigurasi dasar kedua-duanya kompatibel. Sebagai contoh, kedua potongan konfigurasi di bawah ini dapat digunakan pada kedua modul.
Daftar Kode 2.2: Contoh-contoh ifconfig dan iproute2
config_eth0=( "192.168.0.2/24" )
config_eth0=( "192.168.0.2 netmask 255.255.255.0" )

# Kita juga dapat menentukan broadcast
config_eth0=( "192.168.0.2/24 brd 192.168.0.255" )
config_eth0=( "192.168.0.2 netmask 255.255.255.0 broadcast 192.168.0.255" )
3.c. DHCP
DHCP digunakan untuk mendapatkan informasi jaringan (alamat IP, server DNS, Gateway, dll) dari sebuah server DHCP. Artinya, jika terdapat sebuah server DHCP pada jaringan, anda hanya perlu mengatur setiap klien untuk menggunakan DHCP dan konfigurasi jaringan akan diatur dengan sendirinya. Tentunya, anda perlu mengkonfigurasi sendiri pengaturan lainnya, seperti wireless, PPP atau yang lainnya jika anda memerlukannya sebelum anda dapat menggunakan DHCP.
DHCP bisa didapatkan dari dhclient, dhcpcd, pump atau udhcpc. Setiap modul DHCP memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing - berikut ini adalah daftar singkatnya.
Modul DHCP Paket Kelebihan Kekurangan
dhclient net-misc/dhcp Diciptakan oleh ISC, yang membuat software BIND DNS. Sangat fleksibel Konfigurasinya terlalu rumit, software-nya agak besar, tidak bisa mendapatkan server NTP dari DHCP, tidak mengirimkan nama host secara default
dhcpcd net-misc/dhcpcd Default Gentoo sejak lama, tidak bergantung pada utilitas lain, masih terus dikembangkan oleh Gentoo Terkadang lambat, tidak berjalan di belakang ketika lease infinit
pump net-misc/pump Ringan, tidak bergantung pada utilitas lain Tidak lagi diurus oleh pembuatnya, kurang stabil, terutama untuk modem, tidak bisa mendapatkan server NIS dari DHCP
udhcpc net-misc/udhcp Ringan - klien DHCP terkecil, diciptakan untuk embedded system Kurang teruji - tidak ada distro yang menggunakannya secara default, tidak dapat menentukan timeout di atas 3 detik
Jika anda telah menginstal lebih dari satu klien DHCP, anda perlu menentukan klien mana yang ingin anda gunakan - jika tidak, dhcpcd akan digunakan secara default jika tersedia.
Untuk mengirimkan opsi-opsi tertentu ke modul DHCP, gunakan modul_eth0="..." (gantikan modul dengan modul DHCP yang anda gunakan - mis. dhcpcd_eth0).
Kita akan mencoba DHCP dan menjadikannya sedikit agnostik - kami mendukung perintah-perintah berikut dengan menggunakan variabel dhcp_eth0. Defaultnya tidak di-set:
  • release - melepas alamat IP untuk digunakan lagi
  • nodns - jangan menimpa /etc/resolv.conf
  • nontp - jangan menimpa /etc/ntp.conf
  • nonis - jangan menimpa /etc/yp.conf
Daftar Kode 3.1: Contoh konfigurasi DHCP di /etc/conf.d/net
# Hanya diperlukan jika anda memiliki lebih dari satu modul DHCP
modules=( "dhcpcd" )

config_eth0=( "dhcp" )
dhcpcd_eth0="-t 10" # Timeout setelah 10 detik
dhcp_eth0="release nodns nontp nonis" # Dapatkan hanya satu alamat
Catatan: dhcpcd, udhcpc dan pump mengirimkan nama host saat ini ke server DHCP secara default, jadi anda tidak perlu menentukannya lagi.
3.d. Modem ADSLdengan PPPoE/PPPoA
Pertama kita perlu menginstal software ADSL.
Daftar Kode 4.1: Instalasi paket ppp
# emerge net-dialup/ppp
Catatan: Jika anda membutuhkan PPPoA, maka anda harus menggunakan >=baselayout-1.12.x.
Selanjutnya, ciptakan skrip net PPP dan skrip net untuk antarmuka ethernet yang akan digunakan oleh PPP:
Daftar Kode 4.2: Menciptakan skrip net dan PPP
# ln -s /etc/init.d/net.lo /etc/init.d/net.ppp0
# ln -s /etc/init.d/net.lo /etc/init.d/net.eth0
Jangan lupa tetapkan RC_NET_STRICT_CHECKING="yes" di /etc/conf.d/rc.
Sekarang kita perlu mengkonfigurasi /etc/conf.d/net.
Daftar Kode 4.3: Pengaturan dasar PPPoE
config_eth0=( null ) (Menentukan antarmuka ethernet)
config_ppp0=( "ppp" )
link_ppp0="eth0" (Menentukan antarmuka ethernet)
plugins_ppp0=( "pppoe" )
username_ppp0='user'
password_ppp0='password'
pppd_ppp0=(
       "noauth"
       "defaultroute"
       "usepeerdns"
       "holdoff 3"
       "child-timeout 60"
       "lcp-echo-interval 15"
       "lcp-echo-failure 3"
       noaccomp noccp nobsdcomp nodeflate nopcomp novj novjccomp
)

depend_ppp0() {
    need net.eth0
}
Anda juga boleh menentukan password anda di /etc/ppp/pap-secrets.
Daftar Kode 4.4: Contoh /etc/ppp/pap-secrets
# Tanda * penting
"username"  *  "password"
Anda harus menginstal br2684ctl jika anda menggunakan PPPoE dengan modem USB. Bacalah /usr/portage/net-dialup/speedtouch-usb/files/README untuk mengetahui cara mengkonfigurasinya.
Penting: Bacalah seksi ADSL dan PPP di /etc/conf.d/net.example. File ini berisi penjelasan mendalam tentang semua pengaturan PPP yang kemungkinan besar anda perlukan
3.e. APIPA (Automatic Private IP Addressing)
APIPA mencoba untuk mendapatkan alamat bebas pada rentang 169.254.0.0-169.254.255.255 dengan melakukan arping sebuah alamat acak di rentang tersebut pada antarmuka jaringan. Jika tidak mendapatkan balasan maka alamat tersebut akan digunakan.
Ini hanya berguna untuk LAN yang tidak memiliki server DHCP dan anda tidak melakukan koneksi langsung ke internet dan ke semua komputer lain yang menggunakan APIPA.
Untuk dukungan APIPA, emerge net-misc/iputils atau net-analyzer/arping.
Daftar Kode 5.1: Konfigurasi APIPA di /etc/conf.d/net
# Gunakan DHCP dulu - jika gagal maka gunakan APIPA
config_eth0=( "dhcp" )
fallback_eth0=( "apipa" )

# Gunakan APIPA saja
config_eth0=( "apipa" )
3.f. Bonding
Untuk bonding/trunking link, emerge net-misc/ifenslave.
Bonding digunakan untuk meningkatkan bandwidth jaringan, jika anda memiliki dua kartu jaringan yang digunakan pada jaringan yang sama, anda dapat mem-bond keduanya agar aplikasi anda menganggapnya sebagai satu kartu jaringan tetapi kedua-duanya benar-benar digunakan.
Daftar Kode 6.1: Konfigurasi bonding di /etc/conf.d/net
# Untuk mem-bond beberapa antarmuka
slaves_bond0="eth0 eth1 eth2"

# Anda mungkin tidak ingin menentukan sebuah IP pada antarmuka
# yang di-bond
config_bond0=( "null" )

# Dependensi pada eth0, eth1 dan eth2 karena masing-masing mungkin
# memerlukan konfigurasi tambahan
depend_bond0() {
  need net.eth0 net.eth1 net.eth2
}
3.g. Bridging (dukungan 802.1d)
Untuk dukungan bridging, emerge net-misc/bridge-utils.
Bridging digunakan untuk menggabungkan dua jaringan. Sebagai contoh, anda mungkin memiliki sebuah server yang terhubung ke internet melalui modem ADSL dan sebuah kartu akses wireless agar komputer lain dapat terhubung ke internet melalui modem ADSL tersebut. Anda dapat menciptakan sebuah jembatan (bridge) untuk menghubungkan kedua antarmuka tersebut.
Daftar Kode 7.1: Konfigurasi bridge di /etc/conf.d/net
# Konfigurasi bridge - baca "man brctl"
brctl_br0=( "setfd 0" "sethello 0" "stp off" )

# Untuk menambahkan port ke bridge br0
bridge_br0="eth0 eth1"

# Anda perlu mengkonfigurasi port ke nilai null agar dhcp
# tidak dinyalakan
config_eth0=( "null" )
config_eth1=( "null" )

# Terakhir berikan alamat pada bridge - anda juga dapat
# menggunakan DHCP
config_br0=( "192.168.0.1/24" )

# Dependensi pada eth0 dan eth1 karena masing-masing mungkin
# memerlukan konfigurasi tambahan
depend_br0() {
  need net.eth0 net.eth1
}
Penting: Untuk penggunaan lebih dari satu pengaturan bridge, anda mungkin perlu membaca dokumentasi Nama Variabel.
3.h. Alamat MAC
Anda tidak perlu menginstal apapun untuk mengganti alamat MAC antarmuka anda jika anda memiliki sys-apps/baselayout-1.11.14 atau yang lebih baru dan ingin menggunakan alamat MAC tertentu. Tetapi, jika anda perlu menggantinya ke alamat MAC acak atau memiliki baselayout yang lebih tua dari versi tersebut di atas, anda perlu menginstal net-analyzer/macchanger untuk dapat menggunakan fitur ini.
Daftar Kode 8.1: Contoh penggantian alamat MAC
# Untuk mengatur alamat MAC antarmuka
mac_eth0="00:11:22:33:44:55"

# Untuk mengacak hanya 3 bytes terakhir
mac_eth0="random-ending"

# Untuk mengacak di antara tipe koneksi fisik yang sama (mis. fibre,
# copper, wireless), semua vendor
mac_eth0="random-samekind"

# Untuk mengacak tipe koneksi fisik apapun (mis. fibre,
# copper, wireless), semua vendor
mac_eth0="random-anykind"

# Acak penuh - PERINGATAN: beberapa alamat MAC yang diciptakan mungkin
# TIDAK berfungsi dengan benar
mac_eth0="random-full"
3.i. Tunnelling
Anda tidak perlu menginstal apapun untuk dapat melakukan tunnelling karena pengatur antarmuka dapat melakukannya untuk anda.
Daftar Kode 9.1: Konfigurasi tunnelling di /etc/conf.d/net
# Untuk tunnel GRE
iptunnel_vpn0="mode gre remote 207.170.82.1 key 0xffffffff ttl 255"

# Untuk tunnel IPIP
iptunnel_vpn0="mode ipip remote 207.170.82.2 ttl 255"

# Untuk mengkonfigurasi antarmuka
config_vpn0=( "192.168.0.2 peer 192.168.1.1" )
3.j. VLAN (dukungan 802.1q)
Untuk mendapatkan dukungan VLAN, emerge net-misc/vconfig.
Virtual LAN merupakan grup perangkat jaringan yang bertingkah seakan-akan mereka terhubung ke satu segmen jaringan - walaupun mungkin tidak. Anggota VLAN hanya dapat melihat anggota lain pada VLAN yang sama yang dibagi pada jaringan fisik yang sama.
Daftar Kode 10.1: Konfigurasi VLAN di /etc/conf.d/net
# Menentukan jumlah VLAN untuk antarmuka
# Pastikan ID VLAN anda TIDAK terlapis nol
vlans_eth0="1 2"

# Anda juga dapat mengkonfigurasi VLAN
# bacalah manual vconfig
vconfig_eth0=( "set_name_type VLAN_PLUS_VID_NO_PAD" )
vconfig_vlan1=( "set_flag 1" "set_egress_map 2 6" )

# Konfigurasi antarmuka seperti biasa
config_vlan1=( "172.16.3.1 netmask 255.255.254.0" )
config_vlan2=( "172.16.2.1 netmask 255.255.254.0" )
Penting: Untuk penggunaan lebih dari satu pengaturan VLAN, anda mungkin perlu membaca dokumentasi Nama Variabel.

4. Jaringan Nirkabel

4.a. Pendahuluan
Untuk saat ini kami mendukung pengaturan wireless dengan wireless-tools atau wpa_supplicant. Hal yang perlu diingat adalah anda melakukan konfigurasi untuk jaringan wireless pada basis global dan bukan pada basis antarmuka.
wpa_supplicant adalah pilihan terbaik, tetapi tidak mendukung semua driver. Untuk melihat daftar driver yang didukung, kunjungilah website wpa_supplicant. Selain itu, wpa_supplicant untuk saat ini hanya dapat melakukan koneksi ke ESSID yang telah anda konfigurasikan.
wireless-tools mendukung hampir semua driver, tetapi tidak dapat melakukan koneksi ke Akses Point khusus WPA.
Peringatan: Driver linux-wlan-ng tidak didukung oleh baselayout untuk saat ini. Ini karena linux-wlan-ng memiliki konfigurasinya sendiri yang sangat berbeda dengan driver yang lain. Pengembang linux-wlan-ng dikabarkan akan mengganti pengaturan mereka menjadi seperti wireless-tools - jika hal ini terjadi, anda mungkin dapat menggunakan linux-wlan-ng dengan baselayout.
4.b. WPA Supplicant
WPA Supplicant merupakan sebuah paket yang dapat anda gunakan untuk melakukan koneksi ke akses poin dengan WPA. Pengaturannya agak rumit karena masih dalam status beta - tetapi sudah dapat berfungsi dengan baik di banyak bagian.
Daftar Kode 2.1: Instalasi wpa_supplicant
# emerge net-wireless/wpa_supplicant
Penting: Anda harus mengaktifkan CONFIG_PACKET pada kernel anda agar wpa_supplicant dapat berfungsi.
Sekarang kita harus mengkonfigurasi /etc/conf.d/net sesuai kebutuhan kita, jadi kita mendahulukan wpa_supplicant daripada wireless-tools (jika keduanya terinstal, wireless-tools akan menjadi default).
Daftar Kode 2.2: Konfigurasi /etc/conf.d/net untuk wpa_supplicant
# Mendahulukan wpa_supplicant daripada wireless-tools
modules=( "wpa_supplicant" )

# Penting bagi kita untuk memberitahukan kepada wpa_supplicant tentang
# driver mana yang harus digunakan karena modul ini masih kurang pintar memilih
wpa_supplicant_eth0="-Dmadwifi"
Catatan: Jika anda menggunakan driver host-ap, anda harus menempatkan kartu anda di modus Managed sebelum dapat digunakan oleh wpa_supplicant dengan benar. Anda boleh menggunakan iwconfig_eth0="mode managed" untuk ini di /etc/conf.d/net.
Gampang kan? Bagaimanapun juga, kita masih harus mengkonfigurasi wpa_supplicant sendiri yang agak sedikit rumit, tergantung seberapa aman akses poin yang akan anda gunakan. Contoh berikut ini diambil dan disederhanakan dari /usr/share/doc/wpa_supplicant-<version>/wpa_supplicant.conf.gz yang disediakan oleh wpa_supplicant.
Daftar Kode 2.3: Contoh /etc/wpa_supplicant/wpa_supplicant.conf
# Baris di bawah ini tidak akan diganti kecuali jika tidak berfungsi
ctrl_interface=/var/run/wpa_supplicant

# Pastikan agar hanya root yang dapat membaca konfigurasi WPA
ctrl_interface_group=0

# Biarkan wpa_supplicant mencari dan memilih AP
ap_scan=1

# kasus sederhana: WPA-PSK, PSK sebagai passphrase ASCII, izinkan
# semua angka yang benar
network={
  ssid="simple"
  psk="very secret passphrase"
  # Semakin besar prioritas, semakin cepat kita akan dicocokkan
  priority=5
}

# Sama seperti sebelumnya, tetapi meminta pencarian SSID khusus (untuk
# AP yang menolak untuk mem-broadcast SSID)
network={
  ssid="second ssid"
  scan_ssid=1
  psk="very secret passphrase"
  priority=2
}

# Hanya WPA-PSK yang digunakan. Semua kombinasi angka diterima
network={
  ssid="example"
  proto=WPA
  key_mgmt=WPA-PSK
  pairwise=CCMP TKIP
  group=CCMP TKIP WEP104 WEP40
  psk=06b4be19da289f475aa46a33cb793029d4ab3db7a23ee92382eb0106c72ac7bb
  priority=2
}

# Koneksi plaintext (bukan WPA, bukan IEEE 802.1X)
network={
  ssid="plaintext-test"
  key_mgmt=NONE
}

# Koneksi kunci WEP yang dibagi (bukan WPA, bukan IEEE 802.1X)
network={
  ssid="static-wep-test"
  key_mgmt=NONE
  wep_key0="abcde"
  wep_key1=0102030405
  wep_key2="1234567890123"
  wep_tx_keyidx=0
  priority=5
}

# Koneksi kunci WEP yang dibagi (bukan WPA, bukan IEEE 802.1X)
# menggunakan otentikasi Shared Key IEEE 802.11
network={
  ssid="static-wep-test2"
  key_mgmt=NONE
  wep_key0="abcde"
  wep_key1=0102030405
  wep_key2="1234567890123"
  wep_tx_keyidx=0
  priority=5
  auth_alg=SHARED
}

# Jaringan IBSS/ad-hoc dengan WPA-None/TKIP
network={
  ssid="test adhoc"
  mode=1
  proto=WPA
  key_mgmt=WPA-NONE
  pairwise=NONE
  group=TKIP
  psk="secret passphrase"
}
4.c. Wireless Tools
Wireless Tools menyediakan cara umum untuk mengkonfigurasi antarmuka wireless dasar sampai ke level keamanan WEP. WEP merupakan metode keamanan yang lemah, tetapi juga merupakan metode yang paling lazim dipakai.
Konfigurasi Wireless Tools dikendalikan oleh beberapa variabel utama. Contoh konfigurasi di bawah ini akan cukup menjelaskan apa saja yang anda perlukan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa tidak ada konfigurasi berarti "melakukan koneksi ke akses poin tidak ter-enkripsi yang paling kuat" - kita akan selalu mencoba untuk menghubungkan anda ke sesuatu.
Daftar Kode 3.1: Instalasi wireless-tools
# emerge net-wireless/wireless-tools
Catatan: Walaupun anda dapat menempatkan pengaturan wireless anda di file /etc/conf.d/wireless, panduan ini menganjurkan anda untuk menempatkannya di /etc/conf.d/net.
Penting: Anda wajib membaca dokumentasi Nama Variabel.
Daftar Kode 3.2: Contoh pengaturan iwconfig di /etc/conf.d/net
# Mendahulukan iwconfig daripada wpa_supplicant
modules=( "iwconfig" )

# Konfigurasi kunci WEP untuk Akses Poin bernama ESSID1 dan ESSID2
# Anda boleh mengkonfigurasi sampai 4 kunci WEP, tapi hanya satu yang akan
# aktif pada satu waktu, jadi kita memberikan indeks default [1] ke kunci set [1]
# kemudian kembali mengganti kunci aktif ke [1]
# Kita melakukan ini kalau-kalau anda menggunakan ESSID yang lain untuk menggunakan
# kunci WEP selain 1
#
# Meletakkan s; di depan kunci berarti kunci ini merupakan kunci ASCII, jika tidak
# berarti kunci HEX
#
# enc menentukan keterbukaan keamanan (paling aman)
# enc menolak kemapanan yang ditentukan (paling tidak aman)
key_ESSID1="[1] s:yourkeyhere key [1] enc open"
key_ESSID2="[1] aaaa-bbbb-cccc-dd key [1] enc restricted"

# Contoh di bawah ini hanya akan berfungsi ketika kita mencari
# akses poin yang tersedia

# Terkadang ditemukan lebih dari satu akses poin, jadi kita perlu
# menentukan urutan untuk melakukan koneksi
preferred_aps=( "ESSID1" "ESSID2" )
Anda dapat memberikan opsi-opsi tambahan untuk meningkatkan pemilihan akses poin, tetapi biasanya hal ini tidak diperlukan.
Anda dapat memilih untuk hanya melakukan koneksi ke akses poin yang anda inginkan atau tidak. Secara default, jika semua konfigurasi gagal tetapi kita dapat melakukan koneksi ke akses poin yang tidak ter-enkripsi, maka kita akan terhubung. Ini diatur oleh variabel associate_order. Berikut ini merupakan tabel nilai dan cara mengaturnya.
Nilai Penjelasan
any Tingkah-laku default
preferredonly Kita hanya akan melakukan koneksi ke AP yang terlihat di daftar
forcepreferred Kita akan memaksa untuk melakukan koneksi ke AP yang ada di daftar jika tidak ditemukan dalam pencarian
forcepreferredonly Jangan mencari AP - tetapi langsung mencoba melakukan koneksi ke salah satu
forceany Sama denganforcepreferred + koneksikan ke AP lain yang tersedia
Terakhir kita memiliki beberapa pilihan blacklist_aps dan unique_ap. blacklist_aps bekerja dengan cara yang mirip dengan preferred_aps. unique_ap merupakan nilai yes atau no yang menyatakan apakah antarmuka wireless kedua dapat melakukan koneksi ke AP yang sama dengan antarmuka pertama.
Daftar Kode 3.3: Contoh blacklist_aps dan unique_ap
# Terkadang anda sama sekali tidak ingin terhubung ke AP tertentu
blacklist_aps=( "ESSID3" "ESSID4" )

# Jika anda memiliki lebih dari satu kartu wireless, anda dapat
# menentukan apakah anda mengizinkan masing-masing kartu untuk diasosiasikan
# dengan AP yang sama atau tidak
# Nilai-nilainya adalah "yes" dan "no"
# Default adalah "yes"
unique_ap="yes"
Jika anda ingin menjadikan diri anda sebagai node Ad-Hoc jika anda gagal melakukan koneksi ke AP pada modus Managed, anda juga dapat melakukan ini.
Daftar Kode 3.4: fallback ke modus ad-hoc
adhoc_essid_eth0="This Adhoc Node"
Bagaimana dengan melakukan koneksi ke jaringan Ad-Hoc atau berjalan pada modus Master untuk menjadi Akses Poin? Berikut ini merupakan konfigurasinya! Anda mungkin perlu menentukan kunci-kunci WEP seperti yang disebutkan di atas.
Daftar Kode 3.5: Contoh konfigurasi ad-hoc/master
# Pengaturan modus- bisa managed (default), ad-hoc atau master
# Tidak semua driver mendukung semua modus
mode_eth0="ad-hoc"

# Set ESSID antarmuka
# Pada modus managed, ini memaksa antarmuka untuk hanya mencoba dan melakukan
# koneksi ke ESSID yang ditentukan
essid_eth0="This Adhoc Node"

# Kita menggunakan channel 3 jika anda tidak menentukan apapun
channel_eth0="9"
Penting: Berikut ini merupakan salinan asli dari dokumentasi wavelan BSD di Dokumentasi NetBSD. Terdapat 14 channel yang mungkin; Kami diberitahukan bahwa channel 1-11 legal untuk Amerika Utara, channel 1-13 untuk hampir seluruh Eropa, channel 10-13 untuk Prancis, dan hanya channel 14 untuk Jepang. Jika ragu, silakan baca dokumentasi kartu wireless atau akses poin anda. Pastikan agar channel yang anda pilih sama dengan channel akses poin anda (atau kartu lain pada sebuah jaringan ad-hoc). Default untuk kartu yang dijual di Amerika Utara dan kebanyakan negara Eropa adalah 3; 11 untuk Prancis, dan 14 untuk Jepang.
Terdapat beberapa variabel yang dapat anda gunakan untuk membantu anda menyalakan wireless jika terdapat masalah pada driver atau lingkungan. Berikut ini merupakan tabelnya.
Variabel Nilai Default Penjelasan
iwconfig_eth0
Baca manual iwconfig untuk rincian tentang apa yang harus dikirimkan ke iwconfig
iwpriv_eth0
Baca manual iwpriv untuk rincian tentang apa yang harus dikirimkan ke iwpriv
sleep_scan_eth0 0 Jumlah detik untuk istirahat sebelum mencoba melakukan pencarian. Ini diperlukan ketika driver/firmware memerlukan waktu untuk aktif sebelum dapat digunakan.
sleep_associate_eth0 5 Jumlah detik untuk menunggu sampai antarmuka diasosiasikan dengan akses poin sebelum berpindah ke AP selanjutnya
associate_test_eth0 MAC Beberapa driver tidak me-reset alamat MAC yang terasosiasi dengan yang tidak benar ketika kehilangan atau mencoba melakukan asosiasi. Beberapa driver tidak me-reset level kualitas ketika kehilangan atau mencoba melakukan asosiasi. Pengaturan yang dibolehkan adalah MAC, quality dan all.
scan_mode_eth0
Beberapa driver perlu melakukan pencarian pada modus ad-hoc, jadi jika pencarian gagal, coba gunakan ad-hoc di sini
iwpriv_scan_pre_eth0
Kirimkan beberapa perintah iwpriv ke antarmuka sebelum melakukan pencarian. Baca manual iwpriv untuk perinciannya.
iwpriv_scan_post_eth0
Kirimkan beberapa perintah iwpriv ke antarmuka setelah melakukan pencarian. Baca manual iwpriv untuk perinciannya.
4.d. Menentukan konfigurasi jaringan per-ESSID
Terkadang, anda memerlukan IP statis ketika anda melakukan koneksi ke ESSID1 dan anda memerlukan DHCP ketika anda melakukan koneksi ke ESSID2. Sebenarnya, hampir semua variabel modul dapat didefinisikan per ESSID. Berikut ini cara melakukannya.
Catatan: Ini berfungsi jika anda menggunakan WPA Supplicant atau Wireless Tools.
Penting: Anda perlu membaca dokumentasi Nama Variabel.
Daftar Kode 4.1: Menentukan setting jaringan per-ESSID
config_ESSID1=( "192.168.0.3/24 brd 192.168.0.255" )
routes_ESSID1=( "default via 192.168.0.1" )

config_ESSID2=( "dhcp" )
fallback_ESSID2=( "192.168.3.4/24" )
fallback_route_ESSID2=( "default via 192.168.3.1" )

# Kita dapat menentukan nameserver dan yang lainnya
# CATATAN: DHCP akan menimpa pengaturan ini, kecuali jika dilarang
dns_servers_ESSID1=( "192.168.0.1" "192.168.0.2" )
dns_domain_ESSID1="some.domain"
dns_search_domains_ESSID1="search.this.domain search.that.domain"

# Menentukan dengan alamat MAC Akses Poin
# Berguna jika anda pergi ke lokasi berbeda yang memiliki ESSID sama
config_001122334455=( "dhcp" )
dhcpcd_001122334455="-t 10"
dns_servers_001122334455=( "192.168.0.1" "192.168.0.2" )

5. Menambahkan Kegunaan

5.a. Hook Fungsi Standar
Empat fungsi dapat didefinisikan yang nantinya akan dipanggil di sekeliling operasi start/stop. Fungsi-fungsi dipanggil dengan nama antarmuka dulu agar satu fungsi dapat mengendalikan banyak antarmuka.
Nilai hasil untuk fungsi preup() dan predown() harus 0 (sukses) untuk mengindikasikan bahwa konfigurasi atau penghapusan konfigurasi antarmuka dapat dilanjutkan. Jika preup() memberikan nilai selain nol, maka konfigurasi antarmuka akan dibatalkan. Jika predown() memberikan hasil selain nol, maka antarmuka tidak akan diizinkan untuk melanjutkan penghapusan konfigurasi.
Nilai hasil untuk fungsi postup() dan postdown() akan diabaikan karena tidak ada yang perlu dilakukan jika fungsi-fungsi ini mengindikasikan kegagalan.
${IFACE} diisi dengan antarmuka ketika sedang dinyalakan/dimatikan. ${IFVAR} adalah ${IFACE} yang dikonversikan ke nama-nama variabel yang diizinkan oleh bash.
Daftar Kode 1.1: Contoh-contoh fungsi pre/post up/down
preup() {
  # Percobaan untuk link di antarmuka sebelum dinyalakan. Ini hanya
  # akan bekerja pada beberapa kartu jaringan dan membutuhkan paket ethtool.
  if ethtool ${IFACE} | grep -q 'Link detected: no'; then
    ewarn "No link on ${IFACE}, aborting configuration"
    return 1
  fi

  # Jangan lupa berikan nilai 0 jika sukses
  return 0
}

predown() {
  # Default pada skrip adalah menguji root NFS dan melarang antarmuka
  # untuk dimatikan pada kasus tersebut. Perlu diketahui bahwa jika anda
  # menentukan sebuah fungsi predown() anda akan menindih logika tersebut. Ini
  # dia, jika anda memang menginginkannya...
  if is_net_fs /; then
    eerror "root filesystem is network mounted -- can't stop ${IFACE}"
    return 1
  fi

  # Jangan lupa berikan nilai 0 jika sukses
  return 0
}

postup() {
  # Fungsi ini dapat digunakan, misalnya, untuk melakukan pendaftaran
  # ke sebuah servis DNS dinamis. Kemungkinan lainnya ialah untuk
  # mengirim/menerima email ketika antarmuka telah dinyalakan.
       return 0
}

postdown() {
  # Fungsi ini dicantumkan hanya untuk kelengkapan.... Penulis belum
  # pernah mendapatkan ide untuk melakukan apapun dengannya ;-)
  return 0
}
5.b. Hook Fungsi Tool Wireless
Catatan: Ini tidak akan bekerja dengan Permohonan WPA - tetapi variabel ${ESSID} dan ${ESSIDVAR} tersedia di fungsi postup().
Dua fungsi dapat didefinisikan yang akan dipanggil di sekeliling fungsi-fungsi terkait. Fungsi-fungsi ini dipanggil dengan nama antarmuka dulu agar satu fungsi dapat mengendalikan banyak antarmuka.
Nilai hasil dari fungsi preassociate() harus berupa 0 (sukses) untuk mengindikasikan bahwa konfigurasi atau penghapusan konfigurasi antarmuka dapat dilanjutkan. Jika preassociate() memberikan nilai bukan nol, maka konfigurasi antarmuka akan dibatalkan.
Nilai hasil dari fungsi postassociate() akan diabaikan karena tidak ada yang perlu dilakukan jika fungsi ini mengindikasikan kegagalan.
${ESSID} di-set ke ESSID yang tepat dari AP yang anda hubungi. ${ESSIDVAR} merupakan ${ESSID} yang dikonversikan ke nama-nama variabel yang diizinkan oleh bash.
Daftar Kode 2.1: Fungsi-fungsi asosiasi pre/post
preassociate() {
  # Fungsi-fungsi di bawah ini menambahkan dua variabel konfigurasi
  # leap_user_ESSID dan leap_pass_ESSID. Ketika keduanya dikonfigurasikan untuk
  # ESSID yang dihubungi maka kita akan menjalankan skrip CISCO LEAP

  local user pass
  eval user=\"\$\{leap_user_${ESSIDVAR}\}\"
  eval pass=\"\$\{leap_pass_${ESSIDVAR}\}\"

  if [[ -n ${user} && -n ${pass} ]]; then
    if [[ ! -x /opt/cisco/bin/leapscript ]]; then
      eend "For LEAP support, please emerge net-misc/cisco-aironet-client-utils"
      return 1
    fi
    einfo "Waiting for LEAP Authentication on \"${ESSID//\\\\//}\""
    if /opt/cisco/bin/leapscript ${user} ${pass} | grep -q 'Login incorrect'; then
      ewarn "Login Failed for ${user}"
      return 1
    fi
  fi

  return 0
}

postassociate() {
  # Fungsi ini dicantumkan hanya untuk kelengkapan.... Penulis belum
  # pernah mendapatkan ide untuk melakukan apapun dengannya ;-)

  return 0
}
Catatan: ${ESSID} dan ${ESSIDVAR} tidak tersedia di fungsi predown() dan postdown().

6. Manajemen Jaringan

6.a. Manajemen Jaringan
Jika anda dan komputer anda selalu berpindah tempat, anda mungkin tidak selalu menancpkan kabel ethernet atau mendapatkan akses point. Anda juga mungkin ingin agar jaringan langsung dapat digunakan ketika kabel ethernet ditancapkan atau sebuah akses point ditemukan.
Di sini anda akan menemukan beberapa tool yang dapat membantu anda untuk mengaturnya.
Catatan: Dokumen ini hanya menjelaskan ifplugd, tetapi ada alternatif lain seperti netplug. netplug adalah alternatif yang lebih ringan dari ifplugd, tetapi mensyaratkan agar driver jaringan dari kernel telah berfungsi dengan benar.
3.d. ifplugd
ifplugd merupakan daemon yang menyalakan dan mematikan antarmuka ketika kabel ethernet dipasang atau dilepas. Daemon ini juga dapat mengatur asosiasi deteksi ke akses poin atau ketika ada akses poin baru yang ditemukan.
Daftar Kode 2.1: Instalasi ifplugd
# emerge sys-apps/ifplugd
Konfigurasi ifplugd sangatlah mudah. File konfigurasi terletak di /etc/conf.d/net. Jalankan man ifplugd untuk mengetahui kegunaan kegunaan dari setiap variabel. Baca juga /etc/conf.d/net.example untuk mengetahui contoh-contoh konfigurasi.
Daftar Kode 2.2: Contoh konfigurasi ifplug
# Ganti eth0 dengan antarmuka jaringan yang akan dimonitor
ifplugd_eth0="..."

(Untuk mengawasi antarmuka wireless)
ifplugd_eth0="--api-mode=wlan"
Sebagai tambahan untuk pengaturan koneksi jaringan yang lebih dari satu, anda mungkin perlu menginstal sebuah tool untuk mempermudah penggunaan banyak server DNS dalam satu waktu beserta konfigurasinya. Tool ini sangat berguna jika anda mendapatkan alamat IP dari server DHCP. Cukup instal openresolv.
Daftar Kode 2.3: Instalasi openresolv
# emerge openresolv

Tidak ada komentar:

Posting Komentar